Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Trump Ancam Potong Anggaran WHO, Apa Sebabnya?

Kompas.com - 08/04/2020, 07:55 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengancam bakal memotong anggaran Badan Kesehatan Dunia (WHO).

Menurut presiden 73 tahun itu, otoritas kesehatan di bawah PBB itu bersikap bias terhadap China selama berlangsungnya wabah virus corona.

Kepada awak media, Trump menyatakan dia akan "menahan dana berdasarkan kewenangannya" anggaran WHO, yang myoritas bersumber dari AS.

Baca juga: Komandan Militer Iran: Trump Lebih Berbahaya dari Virus Corona

"Kami akan menahan uang yang dihabiskan untuk badan kesehatan WHO," ujar presiden dari Partai Republik itu, seperti dikutip AFP Selasa (7/4/2020).

Dia tidak memberikan rincian berapa persen anggaran yang dia tahan. Beberapa menit kemudian, dia mengklarifikasi pernyataannya.

"Saya tidak menyatakan akan langsung melakukannya. Kami akan meninjaunya pada akhir masa pendanaan," lanjut suami Melania tersebut.

Jika merujuk kepada ucapan sang presiden, alasan karena pendanaan WHO dipersulit karena mereka terlalu bias kepada China selama virus corona mewabah.

Komentarnya itu merujuk kepada kicauannya di Twitter, di mana dia menuduh organisasi yang dipimpin Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus itu terlalu "China-sentris".

Dia mempertanyakan mengapa induk kesehatan dunia itu memberikan "rekomendasi yang salah", nampaknya sikap kontra WHO terhadap pembatasan akses penerbangan ke Negeri "Panda".

Baca juga: Kesampingkan Perselisihan, Joe Biden dan Trump Berbicara via Telepon

"Untungnya, saya menentang saran mereka agar membiarkan perbatasan terbuka terhadap China," ujar Trump, menilik pada keputusannya Februari lalu.

Beijing mendapat serangan dari Washington, terutama kalangan Republikan, tentang penanganan mereka atas wabah Covid-19 tersebut.

Presiden ke-45 AS itu bahkan mempertanyakan akurasi data yang dilaporkan, membuat Beijing geram dan balik menyindir AS tak belajar dari pengalaman.

Meski begitu, sang presid4n juga mendapat kritik karena dianggap meremehkan potensi mengerikan yang dibawa virus bernama resmi SARS-Cov-2.

Akibatnya, kini Negeri "Uncle Sam" adalah negara dengan tingkat infeksi tertinggi dunia, di mana hampir 400.000 orang tertular.

Kemudian lebih dari 12.000 orang meninggal dunia karena pandemi virus corona.

Baca juga: Diancam Trump, India Perlunak Larangan Ekspor Obat Malaria untuk Obati Covid-19

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com