Politisi dari Partai Sosialis, Olivier Faure, tidak kalah keras dalam menyuarakan kecaman. "Afrika bukan tikus! Mereka bukan laboratorium Eropa!" kata dia.
It is totally inconceivable we keep on cautioning this.
Africa isn’t a testing lab.
I would like to vividly denounce those demeaning, false and most of all deeply racists words.Helps us save Africa with the current ongoing Covid 19 and flatten the curve. pic.twitter.com/41GIpXaIYv
— Didier Drogba (@didierdrogba) April 2, 2020
Kelompok anti-rasialis, SOS Racisme, meminta kepada regulator media Negeri "Anggur" (CSA) untuk secara terbuka menyesalkan siaran itu.
Adapun persatuan advokat Maroko, atau Le Club des avocats au Maroc, menyatakan mereka berencana menggugat Mira atas tuduhan rasialis.
Baca juga: Gas Air Mata dan Peluru Karet, Cara Afrika Tertibkan Warganya Saat Lockdown
Di Twitter, Inserm selaku tempat kerja Locht merilis pernyataan dengan tagar #FakeNews, dan menerangkan bahwa tayangan itu melebar dari konteks.
"Video menyimpang, diambil dari wawancara LCI dengan salah satu peneliti kami terkait studi potensi vaksin BCG melawan Covid-19 kini menjadi subyek interpretasi ngawur," kata Inserm.
Inserm menekankan bahwa Afrika tidak seharusnya dikeluarkan dari subyek penelitian mengingat wabah Covid-19 yang masih terjadi.
Adapun Mira langsung melontarkan pernyataan maaf melalui rumah sakit tempatnya bekerja. Dia mengaku bersalah jika ada pihak yang tersinggung dengan ucapannya.
Kepada Huffington Post, dia mengklarifikasi bahwa benua itu berisiko terpapar yang cukup besar mengingat kurangnya alat perlindungan.
"Dalam benak saya sangat menarik karena selain Perancis dan Australia, Afrika juga bisa berpartisipasi dalam studi ini," kilah Jean-Paul Mira.
Afrika merupakan benua yang masih melaporkan sedikit kasus wabah virus corona, di mana mereka mengumumkan hampir 7.500 kasus dan 320 korban meninggal.
Meski begitu, sejumlah pakar mengungkapkan kekhawatiran bahwa jumlah sebenarnya bisa lebih besar karena kurangnya tes membuat jumlah yang tak terdeteksi bisa jadi lebih banyak.
Baca juga: Pemda Belu Kekurangan Obat Disinfektan Hambat Virus Flu Babi Afrika
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.