Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dituduh AS Sembunyikan Fakta Kasus Virus Corona, China: Mereka Ingin Melempar Kesalahan

Kompas.com - 02/04/2020, 22:32 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

BEIJING, KOMPAS.com - China menyebut AS hanya ingin melempar kesalahan setelah mereka dituduh menyembunyikan data kasus virus corona yang sebenarnya.

Bloomberg, yang mengutip pejabat intelijen AS, memberitakan bahwa laporan kasus Covid-19 di Negeri "Panda" sengaja tidak dilengkapi.

Bahkan berdasarkan penuturan dari sejumlah pejabat telik sandi anonim, data yang dipaparkan oleh Negeri "Panda" itu palsu.

Baca juga: Trump Ragukan Data Kasus Virus Corona di China

Karena itu, sejumlah politisi AS baik dari House of Representatives maupun Senat menyatakan, China tidak bisa dipercaya dalam upaya memerangi virus corona.

Dalam konferensi pers, Presiden Donald Trump juga meragukan data yang dipaparkan Beijing sejak wabah tersebut merebak luas pada akhir Desember 2019.

"Bagaimana kita tahu jika (laporan) itu akurat? Angka mereka kelihatan tidak jelas di satu sisi," ujar presiden berusia 73 tahun itu.

"Beberapa pejabat di AS ingin melempar kesalahan," kata juru bicara kementerian luar negeri, Hua Chunying, dikutip New York Post Kamis (2/4/2020).

Hua mengatakan, dia tidak ingin terlibat dalam adu argumen. Tetapi karena terus disudutkan, dia merasa bertanggung jawab untuk mengklarifikasi.

Hua kemudian balik mempertanyakan mengapa Washington baru merespons akhir-akhir ini. Padahal, mereka sudah melarang penerbangan dari China sejak 2 Februari.

"Bisakah kalian mengatakan kepada saya apa saja yang AS sudah lakukan dalam dua bulan terakhi?" sindir Hua Chunying dalam keterangan pers.

Baca juga: Kota Shenzhen di China Jadi yang Pertama Larang Konsumsi Daging Anjing dan Kucing

Merujuk kepada data yang dirilis Worldometers, China melaporkan 81.589 kasus penularan Covid-19, dengan 3.318 orang meninggal dunia.

Sementara AS saat ini adalah negara dengan tingkat infeksi tertinggi, di mana Washington mengonfirmasi 217.594 penularan dan 5.152 kematian.

Meski begitu, Komisi Kesehatan Nasional China mengakui, mereka tidak menyertakan pasien positif yang tidak menunjukkan gejala, dan baru mulai melakukannya.

Karena itu pada Rabu (1/4/2020), Beijing mulai memperbarui datanya dengan memasukkan 1.367 kasus tanpa gejala, demikian pemberitaan Fortune.

Wakil Presiden Mike Pence selaku pimpinan gugus tugas penanganan wabah menyatakan, mereka akan lebih bersiap seandainya Beijing "lebih terbuka".

"Apa yang tampak jelas adalah kemungkinan China sudah berkutat dengan wabah ini jauh sebelum dunia mengetahuinya pada Desember lalu," kata Pence dikutip CNN.

Baca juga: Pertama Kalinya Lonjakan Pasien Virus Corona Tanpa Gejala Terjadi di China

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com