Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 02/04/2020, 20:28 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

YERUSALEM, KOMPAS.com - Di tengah wabah virus corona, muncul momen langka saat Palestina dan Israel bersatu untuk mengatasi pandemi tersebut.

Wujud kerja sama kedua negara mulai terlihat sejak Otoritas Palestina yang berbasis di Ramallah bekerja sama dengan pejabat kesehatan Israel.

Mereka berkolaborasi untuk mengatur pergerakan warganya dan menerapkan kebijakan manajemen rumah sakit.

Baca juga: Menkes Israel Positif Virus Corona, PM Israel Masuk Karantina Lagi

Bulan lalu, Israel dan Otoritas Palestina menyetujui kebijakan yang berupaya membatasi pergerakan populasi, sembari membiarkan warga Palestina tetap bekerja.

Para pekerja diberi waktu 72 jam untuk memutuskan apakah tetap tinggal di Israel selama krisis, atau kembali ke Tepi Barat.

Sebelumnya pada 7 Maret Israel dan Palestina juga menunjukkan kekompakan untuk melawan virus corona.

Israel telah mengunci akses ke kota Betlehem, sedangkan Palestina menutup Gereja Betlehem selama dua minggu.

Baca juga: Israel dan Palestina Kompak Lawan Virus Corona, Gereja Betlehem Ditutup

"Kami telah memutuskan untuk mencegah masuknya wisatawan dalam jangka waktu 14 hari, dan mengimbau hotel di semua kota untuk tidak menerima warga negara asing," kata Menteri Pariwisata Palestina Rula Maayah pada AFP, Sabtu (7/3/2020).

Langkah ini ditempuh setelah pihak berwenang Palestina mengatakan ada 9 kasus infeksi virus corona di daerah Betlehem di selatan Yerusalem.

Hingga Kamis (2/4/2020) Ada lebih dari 5.500 kasus virus corona yang dikonfirmasi dalam 10 juta populasi Israel, dan 122 kasus di sekitar 2,7 juta warga Palestina.

Namun, jumlah pengujian yang dilakukan di Palestina lebih rendah daripada Israel.

Baca juga: Penasihat Ultra-Ortodoksnya Positif Corona, PM Israel Benjamin Netanyahu Dikarantina

Disarankan bersatu

Persatuan yang digalang Israel dan Palestina mendapat sambutan positif, salah satunya oleh Ofer Zalzberg dari International Crisis Group.

"Terlepas dari ketegangan, kerja sama diperlukan karena 'kepentingan pribadi'."

"Karena dua populasi saling terkait, membatasi virus hanya dalam satu masyarakat tidak mungkin," kata Zalzberg dikutip dari AFP, Kamis (2/4/2020).

Baca juga: Menteri Pertahanan Israel Minta Lansia Dilindungi dari Virus Corona

Yotam Shefer dari cabang militer Israel yang bertanggung jawab atas urusan sipil di wilayah Palestina (COGAT), juga menegaskan kerja sama harus kuat.

Halaman:
Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com