Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kabar Baik di Tengah Wabah Corona: AS Jalin Kerja Sama dengan Johnson & Johnson untuk Vaksin Covid-19

Kompas.com - 30/03/2020, 20:57 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

Sumber Forbes

WASHINGTON, D.C, KOMPAS.com - Pemerintah AS baru saja menghabiskan hampir setengah miliar dollar AS untuk satu perusahaan dalam rangka perlombaan menemukan vaksin virus corona.

Dilansir dari Forbes, pemerintah AS baru saja menandatangani kontrak vaksin virus corona senilai 450 juta dollar AS atau setara dengan Rp 7,3 triliun dengan perusahaan Johnson & Johnson.

Angka tersebut merupakan proyek vaksin terbesar meski perusahaan raksasa farmasi di AS belum memulai uji klinis seperti yang dilakukan perusahaan lainnya.

Kesepakatan itu ditandatangani oleh Kantor Layanan Kesehatan dan Kemanusiaan Asisten Sekretaris untuk Persiapan dan Respons AS (ASPR) pada Jumat (27/3/2020).

Pesanan lainnya dibuat masuk dalam bagian kontrak tersebut dengan Janssen sebanyak 150 juta dollar AS atau setara dengan Rp 2,4 triliun pada 20 Maret lalu untuk 'anti-Virus' baru Covid-19.

Baca juga: Setelah 7 Hari Positif Corona, Pangeran Charles Keluar dari Karantina

Juru bicara Johnson & Johnson tidak memberi rincian lebih lanjut tentang pesanan spesifik pemerintah AS.

Namun pihak mereka mengonfirmasi adanya dana 456 juta dollar AS yang merupakan kolaborasi dengan Badan Penelitian dan Pengembangan Biomedis lanjutan ASPR (BARDA) seperti yang diumumkan pada Februari lalu.

Proyek itu merupakan kontrak sebelum pesanan antivirus corona, yaitu untuk penyakit influenza lainnya.

Perjanjian kontrak antara pemerintah AS dengan Johnson & Johnson adalah kesepakatan berinvestasi bersama sebesar satu miliar dollar AS untuk penelitian vaksin, pengembangan, dan uji klinis.

Perusahaan Johnson & Johnson berharap pihak mereka mampu melakukan uji klinis pada manusia paling lambar pada September 2020.

Pada awal Maret, Johnson & Johnson juga mengumumkan adanya kolaborasi dengan Beth Israel Deaconess Medical Center dalam pengembangan kandidat vaksin pencegahan potensial untuk virus corona alias Covid-19.

Baca juga: Penasihat Ultra-Ortodoksnya Positif Corona, PM Israel Benjamin Netanyahu Dikarantina

Perusahaan ini juga mencari untuk penggunaan teknologi yang sama dalam mengembangkan kandidat vaksin untuk ebola, zika dan HIV.

Pihak Johnson & Johnson masih berharap untuk mengumumkan kemajuan akan penemuan itu sebelum akhir pekan di bulan Maret.

 

Sementara itu, BARDA juga telah mengumumkan kerja sama dengan perusahaan farmasi lain seperti Sanofi Pasteur untuk jenis vaksin yang berbeda.

Sanofi akan membuat kecocokan genetik yang tepat dengan protein virus.

Dinyatakan oleh pihak BARDA, DNA protein yang diteliti akan dikombinasikan dengan DNA dari virus yang tidak berbahaya bagi manusia dan digunakan untuk memproduksi antigen dalam jumlah besar dan dalam kurun waktu yang cepat.

Tindakan itu untuk merangsang sistem kekebalan tubuh manusia dalam melindungi imunitas mereka dari virus.

Terlepas dari kontrak-kontrak yang disebut, baik Johnson & Johnson mau pun Sanofi belum benar-benar menguji potensi vaksin apa pun.

Baca juga: Sebanyak 12.298 Tenaga Medis di Spanyol Terinfeksi Virus Corona

Sementara itu seperti yang sudah dikabarkan sebelumnya, vaksin investigasi dimulai dari Kaiser Permanente Washington Health Research Institute di Seattle, Washington.

Vaksin itu dikembangkan oleh para ilmuwan di NIAID dengan perusahaan bioteknologi moderna yang berbasis di Massachussets.

Selain itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan hanya ada dua vaksin yang kini tengah melalui uji coba. Pertama, vaksin yang didukung NIAID, satu lagi vaksin yang dikeluarkan dari CanSino Biological dan Beijing Institute of Biotechnology, China.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Sumber Forbes
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com