Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

2 Kali Jatuh dalam 7 Bulan, Lionair Filipina Akan Dilarang Terbang

Kompas.com - 30/03/2020, 07:32 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber GMA News

MANILA, KOMPAS.com - Otoritas penerbangan Filipina berencana memberi sanksi larangan terbang untuk maskapai penerbangan Lionair, buntut dari dua kecelakaan yang terjadi dalam tujuh bulan terakhir.

"Saat ini langkah awal yang kami perhatikan adalah melarang terbang seluruh armada," kata Wakil Kepala Otoritas Penerbangan Sipil Filipina (CAAP), Kapten Donaldo Mendoza, dikutip dari GMA News.

"Ini cukup memprihatinkan, dan kami sedang melihat catatannya secara mendalam."

"Jelas, kami akan melakukan penyelidikan menyeluruh tentang ini, dan kemudian kami akan memberi tahu operator tindakan atau langkah yang harus diambil," lanjut Mendoza.

Baca juga: Lionair Filipina Juga Jatuh pada September 2019, Tewaskan 9 Orang

Laporan awal dari CAAP menunjukkan, pesawat mengalami masalah teknis saat lepas landas di landasan pacu 06.

Donaldo Mendoza mengatakan, pesawat itu "layak terbang" berdasarkan catatan, dan pilotnya sudah disertifikasi untuk terbang.

Sebelumnya, pesawat juga terbang ke Provinsi Iloilo pada Sabtu untuk mengirimkan pasokan medis dan tanpa insiden.

Baca juga: Bawa Tenaga Medis Corona, Pesawat Lionair Filipina Jatuh, 8 Orang Tewas

Dua kecelakaan dalam tujuh bulan

Pada 1 September 2019, sebuah pesawat Lionair berjenis King Air 350 jatuh di Kota Calamba, Filipina, karena mengalami kerusakan ketika masih di udara.

Laporan ini disampaikan oleh seorang pejabat regional dari Kantor Pertahanan Sipil pada Senin (2/9/2019), dilansir dari media lokal GMA News.

Kemudian, menurut laporan Manny Vargas di Dobol B sa News TV, bagian-bagian dari pesawat turboprop dua mesin berkapasitas 11 kursi ini terjatuh di tiga area terpisah, yakni Purok Dos, Purok Tres, dan Purok Singko.

Baca juga: Di Rumah Aja Makin Seru, Tonton Pertunjukan Daring dari Kemendikbud

Serpihan berukuran satu meter yang diyakini sebagai sayap pesawat angkutan medis tersebut jatuh di Purok Dos.

Warga setempat mengatakan, pesawat hancur dan sayapnya lepas saat masih di udara. Kecelakaan terjadi pada pukul 15.30 waktu setempat.

Sebanyak sembilan korban meninggal terdiri dari satu pilot, satu kopilot, satu dokter, dua perawat, satu pasien beserta istrinya, satu mekanik pesawat, dan satu siswa lulusan sekolah penerbangan.

Salah satu korban adalah pasien yang diangkut dari kota Dipolog di Zamboanga del Norte ke Metro Manila.

Baca juga: Kronologi Pasien Positif Covid-19 di Pamekasan, Hasil Diketahui Setelah 10 Hari Meninggal

Kemudian, pada Minggu (29/3/2020) atau tujuh bulan berselang dari kejadian itu, Lionair Filipina kembali jatuh dan terbakar, lalu menewaskan delapan orang.

Kecelakaan terjadi di Bandara Internasional Ninoy Aquino, Manila, Filipina.

Pesawat lepas landas dari Manila pada Minggu malam dan hendak bertolak ke Bandara Haneda, Tokyo, Jepang, yang mengangkut tenaga medis guna menangani wabah virus corona.

Delapan korban yang tewas terdiri dari pilot, dua awak kabin, satu dokter, satu perawat, satu tenaga medis pesawat, serta seorang warga negara Amerika Serikat (AS) dan Kanada.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber GMA News
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com