Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Covid-19: Di Balik Wabah, Mafia Italia Mengintip Celah

Kompas.com - 30/03/2020, 07:00 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

ROMA, KOMPAS.com - Mafia Italia diprediksi akan menjadi ancaman selanjutnya bagi Italia, kelak ketika wabah virus corona mereda.

"Mafia Italia dapat mengubah ancaman menjadi peluang," kata Giuseppe Governale, penyelidik mafia pemerintah terkemuka, dikutip dari AFP.

Lebih dari 10.000 orang meninggal di Italia akibat virus corona. Situasi yang memaksa Perdana Menteri Giuseppe Conte menerapkan lockdown di negara perekonomian terbesar ketiga Eropa itu.

Baca juga: Cerita Wanita Berusia 102 Tahun di Italia yang Sembuh dari Virus Corona

"Dari Cosa Nostra yang bersejarah di Sisilia, hingga 'Ndrangheta yang sangat kuat di Calabria, dan Camorra di Naples, mafia-mafia sedang terperangkap oleh virus, tetapi juga sedang mengorganisir diri mereka sendiri," ungkap Governale.

Unit Intelijen Ekonomi mengatakan pada Kamis (26/3/2020) bahwa pihaknya memperkirakan Produk Domestik Bruto (PDB) Italia akan mengalami kontraksi sebesar 7 persen tahun ini.

Pakar Italia mengatakan sekitar 65 persen bisnis kecil dan menengah di Italia berisiko bangkrut.

Baca juga: Jeritan Pelaku Penjarahan Supermarket di Tengah Lockdown Italia: Kami Butuh Makan

Menurut pemberitaan AFP, situasi ini sangat disukai mafia karena mereka bisa melakukan pemerasan atau memberi pinjaman berbunga, mengincar bisnis-bisnis yang sedang sakit.

Sesuai ketentuan mafia

"Lihat saja rekam jejak mafia, untuk menerka berapa banyak yang bisa mereka peroleh dari pandemi ini," ujar penulis anti-mafia Italia, Roberto Saviano, dalam sebuah wawancara di harian Repubblica pekan lalu.

"Di mana mereka berinvestasi dalam beberapa dekade terakhir?"

"Perusahaan multi-layanan (kantin, pembersihan, disinfeksi), daur ulang limbah, transportasi, rumah duka, minyak, dan distribusi makanan. Itulah cara mereka menghasilkan uang."

Baca juga: Lockdown Virus Corona di Italia, Masyarakat Resah dan Kerusuhan Sosial Meningkat

"Para mafia tahu apa yang kamu miliki, dan akan butuhkan, dan mereka memberikannya, dan akan memberikannya dengan persyaratan mereka sendiri," lanjut Saviano.

Saviano memberi contoh epidemi besar terakhir di Italia, yakni wabah kolera 1884 di Naples yang menewaskan lebih dari setengah penduduk kota.

Pemerintah membayar sejumlah besar biaya untuk pembersihan, yang langsung masuk ke kantong Camorra.

Baca juga: Layaknya Pertandingan Sepak Bola, Italia Diyakini Bisa Taklukkan Virus Corona

"Mafia sudah merencanakan dengan hati-hati ke depan ketika ekonomi akan mulai dibangun kembali," ucap Governale.

"Akan ada banyak uang yang beredar," ungkap Kepala Direktorat Investigasi Anti-mafia Italia (DIA) tersebut.

Warga Sisilia berusia 62 tahun itu mengatakan timnya sedang mempersiapkan rencana untuk memerangi infiltrasi mafia.

Baca juga: Melihat Perjuangan Para Dokter di Italia Tangani Pasien Virus Corona...

"Mereka akan mencari celah dalam sistem. Kita harus tetap membuka mata kita untuk... operasi yang mencurigakan, penciptaan perusahaan baru, perusahaan palsu," pungkas Governale.

Bahaya nyata

Pengalihan sumber daya polisi atas krisis juga dapat berdampak pada mafia yang berkembang.

Sebab, petugas yang sudah terbebani oleh peran baru mungkin harus menghadapi masalah ketertiban umum.

Baca juga: Meski Sudah 16 Hari Lockdown, Korban Meninggal Virus Corona di Italia Capai 10.000 Orang

Menurut harian Stampa, dinas rahasia Italia telah memperingatkan pemerintah tentang potensi kerusuhan di Italia selatan.

Seandainya wabah Covid-19 bergerak dari utara ke selatan, kerusuhan dapat dipicu oleh kelompok kejahatan terorganisir.

Beberapa pakar kejahatan meyakini kerusuhan di penjara-penjara saat Italia dilanda awal epidemi, sudah diatur oleh para mafia.

Baca juga: Dampak Karantina Italia: Terjadi Kerusuhan Besar di Penjara, 7 Tahanan Tewas

Para narapidana menuntut pembebasan dini, karena takut tertular penyakt di penjara-penjara Italia yang padat.

"Sangat mengkhawatirkan, beberapa dengan hukuman yang lebih ringan diizinkan keluar," kata Nicola Gratteri, seorang jaksa penuntut utama di Calabria, markas 'Ndrangheta.

Baca juga: Wajah Italia dalam Karantina: Pernikahan dan Pemakaman Ditunda, Kerusuhan Merebak di Penjara

Kelompok hak asasi manusia Antigone mengatakan lebih dari 2.500 tahanan telah dibebaskan sejak 29 Februari, untuk mengurangi kepadatan penjara.

"Orang-orang yang terkait dengan 'Ndrangheta telah dibebaskan dan ditahan di rumah. Itu menghadirkan bahaya nyata," terang Gratteri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Rangkuman Hari Ke-791 Serangan Rusia ke Ukraina: Bantuan Baru AS | Kiriman Rudal ATACMS

Rangkuman Hari Ke-791 Serangan Rusia ke Ukraina: Bantuan Baru AS | Kiriman Rudal ATACMS

Global
AS Diam-diam Kirim Rudal Jarak Jauh ATACMS ke Ukraina, Bisa Tempuh 300 Km

AS Diam-diam Kirim Rudal Jarak Jauh ATACMS ke Ukraina, Bisa Tempuh 300 Km

Global
[POPULER GLOBAL] Demo Perang Gaza di Kampus Elite AS | Israel Tingkatkan Serangan

[POPULER GLOBAL] Demo Perang Gaza di Kampus Elite AS | Israel Tingkatkan Serangan

Global
Biden Teken Bantuan Baru untuk Ukraina, Dikirim dalam Hitungan Jam

Biden Teken Bantuan Baru untuk Ukraina, Dikirim dalam Hitungan Jam

Global
Israel Serang Lebanon Selatan, Sasar 40 Target Hezbollah

Israel Serang Lebanon Selatan, Sasar 40 Target Hezbollah

Global
Situs Web Ini Tawarkan Kerja Sampingan Nonton Semua Film Star Wars, Gaji Rp 16 Juta

Situs Web Ini Tawarkan Kerja Sampingan Nonton Semua Film Star Wars, Gaji Rp 16 Juta

Global
Wanita Ini Didiagnosis Mengidap 'Otak Cinta' Setelah Menelepon Pacarnya 100 Kali Sehari

Wanita Ini Didiagnosis Mengidap "Otak Cinta" Setelah Menelepon Pacarnya 100 Kali Sehari

Global
Kakarratul, Tikus Tanah Buta yang Langka, Ditemukan di Pedalaman Australia

Kakarratul, Tikus Tanah Buta yang Langka, Ditemukan di Pedalaman Australia

Global
Kisah Truong My Lan, Miliarder Vietnam yang Divonis Hukuman Mati atas Kasus Penipuan Bank Terbesar

Kisah Truong My Lan, Miliarder Vietnam yang Divonis Hukuman Mati atas Kasus Penipuan Bank Terbesar

Global
Wakil Menteri Pertahanan Rusia Ditahan Terkait Skandal Korupsi

Wakil Menteri Pertahanan Rusia Ditahan Terkait Skandal Korupsi

Global
Olimpiade Paris 2024, Aturan Berpakaian Atlet Perancis Berbeda dengan Negara Lain

Olimpiade Paris 2024, Aturan Berpakaian Atlet Perancis Berbeda dengan Negara Lain

Global
Adik Kim Jong Un: Kami Akan Membangun Kekuatan Militer Luar Biasa

Adik Kim Jong Un: Kami Akan Membangun Kekuatan Militer Luar Biasa

Global
Bandung-Melbourne Teken Kerja Sama di 5 Bidang

Bandung-Melbourne Teken Kerja Sama di 5 Bidang

Global
Mengenal Batalion Netzah Yehuda Israel yang Dilaporkan Kena Sanksi AS

Mengenal Batalion Netzah Yehuda Israel yang Dilaporkan Kena Sanksi AS

Global
Mengapa Ukraina Ingin Bergabung dengan Uni Eropa?

Mengapa Ukraina Ingin Bergabung dengan Uni Eropa?

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com