Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER GLOBAL] Lockdown Dicabut, Warga Hubei Hirup Udara Bebas | Belanda Ganti Rugi Pembunuhan Era Kolonial di Indonesia

Kompas.com - 27/03/2020, 05:33 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

KOMPAS.com - Dari China, otoritas Hubei sudah mencabut aturan lockdown di provinsi yang tadinya dikenal sebagai episentrum wabah virus corona.

Warga Hubei banyak memenuhi jalanan dan fasilitas umum setelah dua bulan 'terkunci' di dalam rumah mereka.

Sementara itu, hakimpengadilan memutuskan bahwa Belanda harus membayar kompensasi kepada sanak keluarga dari 11 pria Indonesia yang dieksekusi mati oleh pemerintah kolonial selama perang kemerdekaan di akhir 1940-an.

Kedua berita populer ini dapat Anda simak dalam rangkaian Populer Global yang tayang sejak Kamis (26/3/2020) sampai Jumat (27/3/2020).

1. Lockdown Dicabut, Warga Hubei Hirup Udara Bebas

 

Sejak Rabu (25/3/2020), otoritas Hubei mulai membuka Provinsi Hubei, episentrum wabah virus corona yang dinilai sudah mulai kondusif.

Warga Hubei banyak yang mengambil kesempatan ini untuk langsung bekerja dan bahkan mudik ke luar kota.

Tapi, pencabutan aturan lockdown provinsi ini tidak serta merta terjadi pada semua kota. Di Wuhan, lockdown secara optimal baru akan dilakukan pada 8 April mendatang.Namun, sebanyak 30 ruas jalan sudah mulai dibuka.

Baca juga: Lockdown Dicabut, Warga Hubei Hirup Udara Bebas

2. Belanda Ganti Rugi Terhadap Pembunuhan pada Masa Kolonial di Indonesia

Pada Rabu (25/03/2020) hakim pengadilan Belanda memutuskan bahwa Belanda harus membayar kompensasi kepada sanak keluarga dari 11 pria Indonesia yang dieksekusi mati oleh pemerintah kolonial Belanda selama perang kemerdekaan Indonesia di akhir 1940-an.

Pengadilan distrik Hague memerintahkan negaranya untuk membayar ganti rugi sebanyak 10 ribu euro atau setara dengan Rp 178 juta untuk delapan janda dan empat anak dari para pria yang terbunuh di Sulawesi Selatan antara 1946-1947.

Ini merupakan angka spesifik pertama kali yang dikeluarkan meski pengacara Liesbeth mengatakan kasus serupa juga pernah mendapat perlakuan sama.

Baca juga: Belanda Ganti Rugi Terhadap Pembunuhan pada Masa Kolonial di Indonesia

3. Hantavirus Tidak Menular, Ini Kata Pakar...

 

Para pakar mencoba meredam ketakutan masyarakat tentang berita kematian seorang pria di China akibat hantavirus yang terjadi di tengah-tengah wabah virus corona.

Korban itu berasal dari Provinsi Yunan dan meninggal dalam perjalanan menuju Provinsi Shandong.

Padahal, hantavirus bukanlah virus baru. Hanya saja, merupakan sesuatu yang jarang terjadi pada manusia karena virus itu dibawa oleh tikus yang terinfeksi.

Baca juga: Hantavirus Tidak Menular, Ini Kata Pakar...

4. Di Vertova, Italia, Dampak Covid-19 Lebih Buruk dari Perang Dunia II

Wali Kota Vertova, Orlando Gualdi, mengatakan dampak wabah Covid-19 di Italia "lebih buruk dari Perang Dunia II".

Jumlah kematian akibat penyakit Covid-19 di Italia terus meningkat. Pada Rabu (25/3/2020) AFP melaporkan total 6.820 korban, sedangkan Worldometers hari ini (26/3/2020) mencatatkan 7.503 total kematian.

Di Vertova sendiri sudah ada 36 kematian. Padahal, desa yang terletak 70 kilometer di timur laut Milan ini biasanya mencatatkan hanya sekitar 60 kematian dalam setahun, dari populasi 4.600 penduduknya.

Baca juga: Di Vertova, Italia, Dampak Covid-19 Lebih Buruk dari Perang Dunia II

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com