MADRID, KOMPAS.com - Spanyol bergerak cepat mengatasi wabah virus corona. Sebuah pusat konferensi di Madrid disulap jadi rumah sakit dadakan, juga menjadi fasilitas medis terbesar di Eropa.
Dilansir dari pemberitaan AFP, lusinan pasien virus corona telah dipindahkan ke rumah sakit darurat dengan kapasitas 5.500 tempat tidur ini.
Tentara ikut membantu dengan memindahkan 200 pasien tepat sebelum tengah malam, dari rumah sakit daerah ke pusat konferensi IFEMA yang luas.
Baca juga: Stok APD Menipis, Staf Medis di Inggris dan Spanyol Pakai Kantong Sampah untuk Baju Pelindung
Dalam sebuah pernyataan, pemerintah daerah Madrid mengatakan 1.300 tempat tidur rumah sakit telah disediakan di sana.
Akhir pekan ini rumah sakit darurat itu akan menerima lebih dari 300 pasien, kata Direktur Fasilitas Antonio Zapatero, dalam sebuah wawancara dengan surat kabar El Mundo.
"Mereka tiba secara bertahap," katanya.
Rumah sakit darurat ini akan memiliki 5.500 tempat tidur setelah dikirim semua, termasuk 500 unit perawatan intensif.
Baca juga: Lamar Pacar di Tengah Lockdown Virus Corona, Pria di Spanyol Dihukum
Foto yang dirilis pemerintah daerah menunjukkan seorang pekerja medis mengenakan baju hazmat dan masker wajah sedang mendorong seorang pasien di kursi roda dalam fasilitas itu.
Foto lain yang diambil sebelum pasien pertama tiba, menunjukkan barisan tempat tidur kosong yang ditutupi dengan seprai putih, diletakkan di lantai beton pusat konferensi.
Pihak berwenang juga telah mengubah sebuah hotel bintang empat di Madrid, untuk menangani kasus-kasus ringan virus corona demi mengurangi beban rumah sakit.
Baca juga: Hotel Bintang Empat di Madrid Disulap Jadi Fasilitas Medis untuk Tangani Virus Corona
Sebanyak 359 kamar Hotel Gran Colon sejak Kamis (19/3/2020) disiapkan menjadi fasilitas medis untuk pasien infeksi ringan Covid-19.
Ke depannya, ruang kosong lain juga akan dipakai berdasarkan arahan pemerintah regional Madrid.
Madrid sebagai ibu kota Spanyol adalah wilayah yang paling parah dilanda penyakit Covid-19 di Negeri "Matador".
Baca juga: Wanita di Spanyol yang Ludahi 7 Polisi Saat Ditangkap Positif Virus Corona
Perdana Menteri Pedro Sanchez telah memperingatkan bahwa wabah di Spanyol termasuk yang paling buruk di dunia, dan akan terus berkembang.
"Kita harus mempersiapkan diri kita secara emosional dan psikologis untuk hari-hari yang sulit di masa depan," kata Sanchez dalam pidato yang ditayangkan Sabtu malam (21/3/2020).
Kemudian pada Minggu (22/3/2020) Spanyol melaporkan 394 kematian lagi dalam 24 jam, meningkatkan jumlah kematian menjadi 1.720. Tertinggi kedua di Eropa setelah Italia.
Baca juga: Skenario agar Liga Spanyol Selesai Tepat Waktu, Main 2 Hari Sekali
"Kami belum menerima dampak dari gelombang terkuat, yang paling merusak, yang akan menguji kemampuan material dan moral kami hingga batasnya, serta semangat kami sebagai masyarakat," tambahnya.
Spanyol telah menerapkan aturan lockdown pada sekitar 46 juta penduduknya.
Mereka hanya diizinkan keluar rumah untuk pekerjaan penting, belanja makanan, alasan medis, atau mengajak anjing berjalan.
Baca juga: Mengapa Isolasi dan Karantina Penting untuk Cegah Penyebaran Corona?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.