Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berpotensi Timbulkan Virus Baru, HSI Peringatkan Pasar Satwa Liar di Vietnam dan Indonesia

Kompas.com - 15/03/2020, 18:15 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

HANOI, KOMPAS.com - Pasar di Vietnam masih menjual tikus dan reptil. Hal itu picu ketakutan masyarakat akan munculnya virus baru.

Di Pasar Burung Thanh Hoa, di mana terdapat 50 kios merentang sepanjang satu kilometer di tepi jalan luar kota Ho Chi Minh, satwa liar dibantai dan dimasak hidup-hidup.

Kondisi pasar itu suram. Lalat beterbangan di atas produk satwa liar yang dijual. Sudah hampir 11 pekan sejak virus corona merebak di Wuhan, namun pasar itu tetap buka.

Animal Charities memperingatkan bahwa perdagangan satwa liar untuk konsumsi bisa memicu virus baru dan menyerukan larangan global pada pasar hewan ini.

Padahal, sejak virus corona muncul, China melarang penjualan dan konsumsi hewan liar. Sebelumnya, ular, tikus dan kelelawar dijual di China.

Pakar mengatakan bahwa pasar satwa liar adalah pusat dari penyakit zoonosis. Yaitu penyakit yang disebabkan oleh konsumsi manusia akan satwa liar. Penyakit itu bisa ditularkan dari hewan liar ke serangga atau ke manusia.

Baca juga: Legenda Ini Jadi Alasan Kenapa Trenggiling Marak Dijual Ilegal

Pasar Thanh Hoa sendiri, adalah pasar yang berjarak sekitar 50 mil dari kota Ho Chi Minh. Juga merupakan pasar daging satwa liar hidup terbesar di Vietnam.

Seorang pengunjung pasar yang merasa ngeri menjelaskan, "Burung dipajang dari pagi sampai malam. Produk disimpan cukup lama dan dikerumuni lalat dan tampak sangat tidak bersih."

Dia melanjutkan, kotoran limbah disemprotkan ke saluran pembuangan. Pembeli kemudian merasa sesak di pasar karena bau kotoran burung dan makanan hewan.

"Burung yang masih hidup terkunci di dalam kandang. Dan dalam beberapa kandang, terlihat kaki-kaki burung itu terikat satu sama lain. Penjual juga menjajakan mata, paruh, sayap, dan mencabut bulu burung-burung itu serta memasak mereka hidup-hidup dengan api yang berasal dari tabung gas kecil. Ada pun burung yang mati diproses dan disimpan."
Pembeli itu juga menjelaskan, selain burung, di pasar itu mudah ditemukan kura-kura, ular, berang-berang, kelinci, tikus dan unggas.

Satu pedagang mengatakan bahwa dia bisa menyediakan 70 kg daging burung setiap pagi dan terjual sekitar 80 ribu ekor burung atau sama dengan 16 ton tiap tahunnya.

Bulan lalu, salah satu media Vietnam mengatakan burung-burung lokal dikaitkan dengan virus H5N6. Sekitar 23 ribu jenis unggas, sebagian besar bebek dan ayam dimusnahkan di 10 peternakan di Vietnam.

Beberapa hari lalu, setelah tekanan memuncak, pemerintah Vietnam memerintahkan Kementerian Pertanian dan Pembangunan Pedesaan untuk merancang larangan pasar satwa liar dan mengajukannya paling lambat 1 April mendatang.

Baca juga: Penelitian di China Sebut Trenggiling Inang Perantara Virus Corona

Ada pun Mai Nguyen, dari Human Society International (HSI) menyerukan agar dilakukan penindasan sesegera mungkin terhadap tindakan perdagangan.

Dia berkata, "Keberadaan pasar seperti Tranh Hoa adalah kekejaman terhadap hewan dan masalah keamanan publik.Segala macam binatang dan burung dijejalkan bersama dalam kondisi yang seringkali kotor dan tidak bersih. Ini bisa mengakibatkan bencana kesehatan."

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Peneliti Eropa: Lirik Lagu Masa Kini Lebih Marah dan Terobsesi pada Diri Sendiri

Peneliti Eropa: Lirik Lagu Masa Kini Lebih Marah dan Terobsesi pada Diri Sendiri

Global
Dokter yang Kunjungi RS Gaza Tercengang, Kondisi Anak-anak Palestina Begitu Miris

Dokter yang Kunjungi RS Gaza Tercengang, Kondisi Anak-anak Palestina Begitu Miris

Global
Nasib Pencuri Buku Harian Putri Joe Biden, Terancam Masuk Bui

Nasib Pencuri Buku Harian Putri Joe Biden, Terancam Masuk Bui

Global
Taliban Berlakukan Kembali Hukuman Rajam Perempuan Berzina, Digelar di Depan Umum Sampai Mati

Taliban Berlakukan Kembali Hukuman Rajam Perempuan Berzina, Digelar di Depan Umum Sampai Mati

Global
Jubir Gedung Putih Analogikan Rusia Seperti Penjual Pupuk Kandang, Apa Maksudnya?

Jubir Gedung Putih Analogikan Rusia Seperti Penjual Pupuk Kandang, Apa Maksudnya?

Global
Perancis Setujui RUU Larangan Diskriminasi Berdasarkan Gaya Rambut

Perancis Setujui RUU Larangan Diskriminasi Berdasarkan Gaya Rambut

Global
Giliran Jepang Akan Lanjutkan Pendanaan untuk UNRWA

Giliran Jepang Akan Lanjutkan Pendanaan untuk UNRWA

Global
Pemukim Yahudi Incar Tanah di Tepi Pantai Gaza: Ini Tuhan Berikan kepada Kami

Pemukim Yahudi Incar Tanah di Tepi Pantai Gaza: Ini Tuhan Berikan kepada Kami

Global
Rangkuman Hari Ke-764 Serangan Rusia ke Ukraina: Zelensky Desak Mike Johnson | Rusia Klaim Punya Bukti Ukraina Terlibat Penembakan Konser

Rangkuman Hari Ke-764 Serangan Rusia ke Ukraina: Zelensky Desak Mike Johnson | Rusia Klaim Punya Bukti Ukraina Terlibat Penembakan Konser

Global
Mahasiswi Indonesia di Jerman Meninggal Dunia dalam Kecelakaan Bus 

Mahasiswi Indonesia di Jerman Meninggal Dunia dalam Kecelakaan Bus 

Global
Pejabat AS Sedang Debatkan Kentang Termasuk Sayuran atau Bukan

Pejabat AS Sedang Debatkan Kentang Termasuk Sayuran atau Bukan

Global
Kekerasan Geng di Haiti Tewaskan 1.500 Orang dalam 3 Bulan

Kekerasan Geng di Haiti Tewaskan 1.500 Orang dalam 3 Bulan

Global
Bus Terjun ke Jurang di Afrika Selatan, 45 Orang Tewas, Hanya Gadis 8 Tahun yang Selamat

Bus Terjun ke Jurang di Afrika Selatan, 45 Orang Tewas, Hanya Gadis 8 Tahun yang Selamat

Global
Rusia Klaim Punya Bukti Pelaku Penembakan Konser Moskwa Terkait dengan Ukraina

Rusia Klaim Punya Bukti Pelaku Penembakan Konser Moskwa Terkait dengan Ukraina

Global
Mahkamah Internasional Perintahkan Israel Pastikan Bantuan Kemanusiaan Sampai Gaza 

Mahkamah Internasional Perintahkan Israel Pastikan Bantuan Kemanusiaan Sampai Gaza 

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com