Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Virus Corona, Ibu Kota Jerman Tutup Museum hingga Rumah Bordil

Kompas.com - 15/03/2020, 13:55 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

BERLIN, KOMPAS.com - Pemerintah kota Berlin menutup tempat-tempat seperti museum hingga rumah bordil dalam upaya mereka memerangi virus corona.

"Senat Berlin memutuskan bahwa mulai sekarang, acara publik maupun non-publik dengan 50 peserta atau lebih bakal dilarang," ujar pemerintah.

Keputusan itu diambil setelah sekitar 216 dari 4.585 kasus virus corona yang dilaporkan oleh Jerman terjadi di kawasan ibu kota.

Baca juga: Virus Corona: China Laporkan Kasus Impor Tertinggi dalam Seminggu

Dilansir Reuters via National Post Sabtu (14/3/2020), tak hanya museum dan rumah bordil, namun juga kolam renang maupun pusat kebugaran.

Seperti wilayah lain di Jerman, Berlin juga meliburkan sekolah yang dimulai pada pekan depan hingga berakhirnya masa liburan Paskah.

Dilansir Russian Today, karena sifatnya yang desentralisasi, pemerintah Jerman menyerahkan upaya penutupan wilayah kepada otoritas daerah.

Sebelumnya, Menteri Kesehatan Jens Spahn meminta kepada warga yang kembali dari Italia, Swiss, dan Austria untuk mengisolasi diri selama dua pekan.

"Terutama kepada pelancong dan peski yang baru kembali dari tiga negara itu harus melakukan isolasi, meski tanpa gejala," tegas Spahn.

Sebelum ibu kota, pengumuman untuk menutup kota juga dilakukan Cologne, di mana pemerintah setempat menutup kelab malam dan bioskop hingga 10 April.

Baca juga: RS di Jerman Kembangkan Layanan Drive Through bagi Suspect Virus Corona

Menteri Transportasi Andreas Scheuer kepada harian Bild am Sonntag menerangkan, tentara bakal dikerahkan untuk memastikan supermarket tetap buka.

Dalam keterangan Scheuer, Bundeswehr (angkatan bersenjata Jerman) bisa diperbantukan untuk membantu menyediakan logistik jika terjadi kemacetan.

Kanselir Angela Merkel telah meminta publik agar mengurangi kontak sosial, termasuk mulai melarang anak-anak mengunjungi kakek neneknya.

"Setiap orang bisa berkontribusi dengan perilaku mereka. Jadi kecepatan orang yang terinfeksi bisa berkurang, dan sistem kesehatan kita tak terbebani," paparnya.

Total, lebih dari 156.000 orang di seluruh dunia terjangkit virus corona, sejak wabah tersebut dideteksi di Wuhan, China, pada Desember 2019.

Sejumlah negara menerapkan kebijakan penutupan (lockdown) di seluruh negaranya dalam upaya memerangi patogen bernama resmi SARS-Cov-2.

Baca juga: PM Kanada, Justin Trudeau Enggan Dites Virus Corona karena Tidak Ada Gejala

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com