Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Usai Kasus Impor dari Indonesia, Singapura Pungut Biaya Pengobatan Virus Corona ke WNA

Kompas.com - 13/03/2020, 08:59 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber Reuters

SINGAPURA, KOMPAS.com - Singapura mulai memungut biaya perawatan virus corona ke Warga Negara Asing (WNA), setelah muncul kasus impor dari Indonesia.

Meski begitu, Kementerian Kesehatan Singapura atau Ministry of Health (MOH) tidak mengatakan secara pasti kalau kebijakan ini dibuat setelah kasus impor itu muncul.

"Mengingat meningkatnya jumlah infeksi Covid-19 secara global, dan peningkatan yang diharapkan dalam jumlah kasus yang dikonfirmasi di Singapura, kita perlu memprioritaskan sumber daya di rumah sakit umum kami."

Demikian keterangan MOH yang dikutip dari pemberitaan Reuters.

Baca juga: Antisipasi Penyebaran Corona, Singapura Lacak 95 Warganya yang Ikuti Tabligh Akbar di Malaysia

WNA yang memegang izin kunjungan jangka pendek dan mencari pengobatan untuk Covid-19 di Singapura sekarang dibebankan biaya, tetapi tes untuk virus ini tetap gratis.

Menurut situs web Departemen Kesehatan Singapura, perawatan infeksi pernapasan di rumah sakit umum biayanya berkisar antara 6.000-8.000 dollar Singapura (sekitar Rp 62 juta sampai Rp 83 juta).

Baca juga: Sebaran Virus Corona dan Upaya DKI Petakan Potensi Penularan di KRL

Kasus impor dari Indonesia

Singapura menerapkan peraturan ini mulai 7 Maret, setelah pihak berwenang mengatakan dua pelancong asal Indonesia dengan gejala virus corona tiba di Singapura.

Keduanya pernah melaporkan gejala SARS-CoV-2 di Indonesia sebelum tiba di Singapura.

Salah satunya pernah meminta perawatan di Jakarta.

Kasus impor lain terjadi dari seorang warga Singapura yang mengunjungi saudara perempuannya di Indonesia yang menderita pneumonia.

Baca juga: Akhir Pekan, Car Free Day Hilang Sementara di Jakarta

Dari 33 kasus impor yang dilaporkan Singapura hingga saat ini, 24 kasus melibatkan perjalanan ke China, 3 ke Indonesia, dan yang lainnya ke Italia, Inggris, Perancis, dan Jerman.

Singapura juga telah mengumumkan bahwa beberapa kasus lokalnya memiliki riwayat perjalanan ke Indonesia.

Indonesia melaporkan kasus Covid-19 pertamanya awal bulan ini, dan secara resmi memiliki 34 kasus, berbanding 190 di Singapura.

Baca juga: Tak Buka Sebaran Virus Corona per Daerah, Pemerintah Sebut Tak Perlu

Para peneliti di Harvard T.H. Chan School of Public Health di Amerika Serikat (AS) dalam studinya mengatakan bahwa mungkin ada potensi kasus yang tidak terdeteksi di Indonesia.

Mereka pun mendesak pihak berwenang di Indonesia untuk memperkuat pengawasan dan pengendalian wabah virus corona.

Kemudian dilansir dari Reuters, para ahli penyakit menduga beberapa kasus tidak terdeteksi di Indonesia.

Baca juga: Iran Klaim Temukan Obat Virus Corona, Mampu Turunkan Gejala dalam 48 Jam

"Apakah mereka (Indonesia) beruntung atau ada kasus yang hilang? Agak sulit untuk mengatakan... tapi itu pasti membuat orang mengajukan pertanyaan," kata Dale Fisher.

Dale merupakan seorang ahli penyakit yang berbasis di Singapura. Dia adalah Ketua Global Outbreak Alert and Response Network yang dikoordinasikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Baca juga: Setelah Kunjungan ke AS, Sekretaris Presiden Brasil Positif Virus Corona

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Sumber Reuters
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Dampak Penembakan Konser Moskwa, Etnis Tajik Alami Rasialisme di Rusia

Dampak Penembakan Konser Moskwa, Etnis Tajik Alami Rasialisme di Rusia

Global
Putin Tak Berencana Kunjungi Keluarga Korban Penembakan Konser Moskwa

Putin Tak Berencana Kunjungi Keluarga Korban Penembakan Konser Moskwa

Global
WHO Soroti Peningkatan Cyberbullying, Pengaruhi 1 dari 6 Anak Sekolah

WHO Soroti Peningkatan Cyberbullying, Pengaruhi 1 dari 6 Anak Sekolah

Global
TikTok Larang Influencer Australia Promosikan Produk Kantong Nikotin

TikTok Larang Influencer Australia Promosikan Produk Kantong Nikotin

Global
Otoritas Palestina Umumkan Kabinet Baru, Respons Seruan Reformasi

Otoritas Palestina Umumkan Kabinet Baru, Respons Seruan Reformasi

Global
Kisah Kota Emas Gordion di Turkiye dan Legenda Raja Midas

Kisah Kota Emas Gordion di Turkiye dan Legenda Raja Midas

Global
Penembakan Massal Konser Moskwa, Apakah Band Picnic Sengaja Jadi Sasaran?

Penembakan Massal Konser Moskwa, Apakah Band Picnic Sengaja Jadi Sasaran?

Global
AS Abstain dalam Resolusi DK PBB soal Gaza, Hubungan dengan Israel Retak?

AS Abstain dalam Resolusi DK PBB soal Gaza, Hubungan dengan Israel Retak?

Global
Pesan Paskah Raja Charles III Setelah Didiagnosis Kanker

Pesan Paskah Raja Charles III Setelah Didiagnosis Kanker

Global
Interpol Ungkap Fakta Jaringan Global Perdagangan Manusia di Asia Tenggara

Interpol Ungkap Fakta Jaringan Global Perdagangan Manusia di Asia Tenggara

Global
Ukraina Jatuhkan 26 Drone Rusia dalam Semalam

Ukraina Jatuhkan 26 Drone Rusia dalam Semalam

Global
Jembatan Baltimore Runtuh, Apa Penyebab Pastinya dan Siapa Bertanggung Jawab?

Jembatan Baltimore Runtuh, Apa Penyebab Pastinya dan Siapa Bertanggung Jawab?

Global
Kisah Padmarajan, Orang India yang Kalah 238 Kali di Pemilu, Pantang Menyerah dan Akan Maju Lagi

Kisah Padmarajan, Orang India yang Kalah 238 Kali di Pemilu, Pantang Menyerah dan Akan Maju Lagi

Global
Apakah Resolusi PBB tentang Gencatan Senjata di Gaza Mengikat Israel?

Apakah Resolusi PBB tentang Gencatan Senjata di Gaza Mengikat Israel?

Internasional
Indonesia-Singapore Business Forum 2024 Bahas Arah Kebijakan Ekonomi RI Usai Pemilu

Indonesia-Singapore Business Forum 2024 Bahas Arah Kebijakan Ekonomi RI Usai Pemilu

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com