BAGHDAD, KOMPAS.com - Tiga orang tewas ketika serangan roket menghantam markas yang dipakai oleh tentara AS dan Inggris di Irak.
Dua di antara korban tewas merupakan warga AS, sedangkan sisanya merupakan serdadu Inggris, dengan 12 lainnya terluka dalam serangan di kamp militer Taji, utara Baghdad.
Sumber militer AS menerangkan, dua warganya yang terbunuh masing-masing berprofesi sebagai prajurit dan seorang kontraktor.
Baca juga: Tentara AS yang Bertugas di Korea Selatan Terinfeksi Virus Corona
Tensi di Timur Tengah tengah menghangat sejak AS memutuskan membunuh jenderal paling berpengaruh di Iran, Qasem Soleimani, pada 3 Januari lalu.
Sebagai balasannya, Teheran membombardir pangkalan AS di Ain al-Assad dan Irbil dengan "puluhan rudal" pada 8 Januari, menyebabkan ratusan tentara AS mengalami cedera otak traumatis (TBI).
Dalam pernyataannya, koalisi yang dipimpin AS di Irak serta Suriah mengonfirmasi ada 18 roket yang menghantam markas mereka, dan menyebabkan tiga orang tewas.
Dilansir BBC Kamis (12/3/2020), serangan terjadi pada Rabu pukul 19.35 waktu lokal, dengan penyelidikan pada saat ini masih dilangsungkan.
Kementerian Pertahanan Inggris menyatakan, prajurit mereka yang gugur dalam serangan tersebut merupakan anggota Korps Medis Angkatan Darat.
?????? ??
— Ali Al Dulaimy (@Ali69760507) March 11, 2020
?? ??? ???? ????? ?????? ???? ??? ???? ????????? ?????? ?? ??? ????????? ???? ???? pic.twitter.com/OR1wnOLsEv
Kemenhan menerangkan bahwa keluarga serdadu itu sudah diberi tahu, dan saat ini meminta waktu untuk berduka sebelum mengambil keputusan.
Menteri Pertahanan Ben Wallace langsung menyebut insiden itu "pengecut". "Kami tidak akan melupakan pengorbatannya, dan memastikan yang bertanggung jawab akan ditemukan," tegasnya.
Baca juga: Sosok Berkostum Prajurit Afghanistan Sempat Bertengkar Sebelum Bunuh 2 Tentara AS
Sejauh ini, baik koalisi yang dipimpin oleh Negeri "Uncle Sam" belum melontarkan tuduhan, dan juga tidak ada kelompok yang mengklaim bertanggung jawab.
Namun pada momen sebelumnya, Washington selalu menuding faksi Irak yang disokong oleh Iran sebagai dalang penembakan roket.
Merespons kabar tersebut, dikabarkan terdapat serangan udara balasan yang terjadi di dekat perbatasan Suriah. Namun laporan tersebut belum terkonfirmasi.
Pentagon menempatkan sekitar 5.000 tentaranya, dibantu ratusan personel dari negara lain, di Irak sebagai kampanye global melawan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
Koalisi ini bertugas menjadi penasihat sekaligus instruktur bagi militer Irak guna mencegah kebangkitan ISIS yang dikalahkan pada Desember 2017.
Baca juga: Buntut Serangan Rudal Iran, 109 Tentara AS Cedera Otak
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.