Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

59 Tewas dari Tragedi Kapal Migran Karam di Italia, 12 Anak-anak

ROMA, KOMPAS.com – Jumlah korban tewas dari tragedi karamnya perahu layar yang membawa para migran ke Eropa di dekat pantai selatan Italia berjumlah sedikitnya 59 orang.

Dari jumlah tersebut, 12 di antaranya adalah anak-anak. Kapal itu berlayar dari Turkiye dan mengangkut para migran dari Afghanistan, Iran dan beberapa negara lainnya.

Perahu itu karam di tengah laut yang ganas sebelum fajar di dekat Steccato di Cutro pada Minggu (26/2/2023) setelah menghantam karang, sebagaimana dilansir Reuters.

Manuela Curra, seorang pejabat pemerintah provinsi, mengatakan kepada Reuters bahwa 81 orang selamat dari tragedi kapal karam tersebut.

Sebanyak 20 dari korban selamat masih menjalani perawatan di rumah sakit, termasuk satu orang dalam perawatan intensif.

Menteri Dalam Negeri Italia Matteo Piantedosi yang mengunjungi tempat kejadian mengatakan bahwa kemungkinan masih ada 20 hingga 30 orang yang masih hilang.

Sementara itu, para penyintas melaporkan bahwa kapal tersebut mengangkut antara 150 hingga 200 migran.

Kapal terlihat sekitar 74 kilometer (km) di lepas pantai Italia pada Sabtu (25/2/2023) malam oleh sebuah pesawat yang dioperasikan oleh badan perbatasan Uni Eropa Frontex.

Untuk mencegat kapal tersebut, dikirimlah kapal patroli. Namun, cuaca buruk membuat kapal patroli memutuskan untuk putar balik ke pelabuhan.

Kepolisian Italia menyampaikan, kini pihak berwenang mengerahkan unit pencarian di sepanjang garis pantai usai kapal karam.

Seorang bayi berusia beberapa bulan termasuk di antara jenazah yang ditemukan terdampar di pantai, kata kantor berita ANSA.

“Ketika kami sampai di lokasi kapal karam, kami melihat jenazah mengambang di mana-mana dan kami menyelamatkan dua pria yang sedang menggendong seorang anak. Sayangnya, yang kecil sudah mati,” kata dokter gawat darurat Laura De Paoli kepada ANSA.

Wali Kota Cutro Antonio Ceraso mengatakan kepada saluran berita SkyTG24 bahwa dia melihat peristiwa tragis akibat kapal migram yang karam itu.

Seorang penyintas ditangkap atas tuduhan perdagangan migran, lapor dinas bea cukai Italia, Guardia di Finanza.

Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni mengungkapkan kesedihan yang mendalam atas tragedi tersebut.

Meloni juga menyalahkan jaringan perdagangan manusia yang mendapat untung dengan menawarkan para migran janji palsu untuk bermigrasi secara aman.

“Pemerintah berkomitmen untuk mencegah keberangkatan. Dengan terungkapnya tragedi ini, akan terus melakukannya, pertama-tama dengan menyerukan kerja sama maksimal dari negara keberangkatan dan asal,” ujar Meloni.

Pemerintah Italia yang dipimpin Meloni juga menuding bahwa beberapa badan amal penyelamat migran mendorong para migran untuk melakukan perjalanan laut yang berbahaya ke Italia.

Pemerintah Italia juga menuding bahwa beberapa badan amal terkadang bekerja sama dalam kemitraan dengan para penyelundup.

Berbagai badan amal menolak kedua tuduhan itu dengan keras.

“Menghentikan, memblokade, dan menghalangi pekerjaan LSM (organisasi non-pemerintah) hanya akan memiliki satu efek: kematian orang-orang rentan yang dibiarkan tanpa bantuan,” twit badan penyelamat migran Spanyol Open Arms sebagai reaksi atas kapal karam di Italia.

https://www.kompas.com/global/read/2023/02/27/084500770/59-tewas-dari-tragedi-kapal-migran-karam-di-italia-12-anak-anak

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke