Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

YouTuber Irak Tewas Diduga Dicekik Ayahnya, Demo Pecah

BAGHDAD, KOMPAS.com – Puluhan demonstran Irak menggelar aksi unjuk rasa pada Minggu (4/2/2023) atas kematian YouTuber Irak Tiba Ali yang diduga dibunuh ayahnya dengan motif “pembunuhan demi kehormatan”.

Tiba Ali, wanita berusia 22 tahun, dibunuh pada 31 Januari di Diwaniyah, Irak. Ayahnya diduga mencekik Tiba Ali saat tidur pada malam hari.

Dilansir dari Sky News, ayah Tiba Ali kemudian menyerahkan diri ke polisi.

Tiba Ali sebelumnya tinggal di Turkiye. Di negara itu, dia memiliki kanal YouTube dengan lebih dari 20.000 pelanggan yang mendokumentasikan kehidupannya bersama pacarnya yang kelahiran Suriah.

Dalam video YouTube pertamanya pada November 2021, Tia Ali mengatakan bahwa dia melanjutkan pendidikannya dan memilih untuk tinggal di Turkiye karena merasa senang tinggal di sana.

Ayahnya dikabarkan tidak setuju dengan kepindahan Tiba Ali tersebut, maupun rencananya untuk menikah dengan pacarnya itu.

Juru Bicara Kementerian Dalam Negeri Irak Saad Maan mengatakan, saat Tiba Ali berada di Irak, dia dan ayahnya berselisih keras.

Pembunuhan demi kehormatan sendiri terjadi di beberapa negara di dunia, tidak hanya di Irak.

Pada 2010, PBB memperkirakan bahwa sekitar 5.000 pembunuhan demi kehormatan terjadi secara global dan seringkali tidak menjadi berita.

Akan tetapi, hukum pidana Irak memungkinkan suami untuk “mendisiplinkan” istri mereka, termasuk pemukulan.

Demo pecah

Para demonstran berkumpul dan memegang spanduk mengutuk pembunuhan dan menuntut reformasi legislatif.

“Tidak ada kehormatan dalam kejahatan membunuh wanita,” bunyi salah satu tulisan dalam spanduk yang mereka bawa.

“Siapa pun yang ingin menyingkirkan seorang wanita menuduhnya mempermalukan martabatnya dan membunuhnya,” kata salah satu demonstran, Israa al-Salman, kepada Associated Press.

Rosa al-Hamid, seorang aktivis di kelompok Organisasi untuk Kebebasan Perempuan di Irak, mendesak pihak berwenang untuk mengesahkan rancangan undang-undang (RUU) melawan kekerasan dalam rumah tangga.

RUU tersebut telah lama macet dan masih menggantung di parlemen Irak sejak 2019.

“Tiba dibunuh oleh ayahnya di bawah pembenaran kesukuan yang tidak dapat diterima,” kata Rosa al-Hamid kepada Associated Press.

Wakil Direktur Amnesty International untuk Timur Tengah dan Afrika Utara Aya Majzoub mengatakan, kekerasan terhadap perempuan dan anak perempuan di Irak akan berlanjut sampai otoritas Irak mengadopsi undang-undang yang kuat untuk melindungi perempuan dan anak perempuan dari kekerasan berbasis gender.

https://www.kompas.com/global/read/2023/02/06/084500370/youtuber-irak-tewas-diduga-dicekik-ayahnya-demo-pecah

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke