Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Rusia Minta Turkiye Tak Gunakan Kekuatan Berlebihan Serang Suriah

ASTANA, KOMPAS.com - Rusia berharap Turkiye dapat menahan diri dari penggunaan kekuatan yang berlebihan di Suriah.

Turkiye diketahui telah melakukan serangan udara dan mengancam akan melancarkan serangan darat terhadap pejuang Kurdi di Suriah.

"Kami berharap dapat meyakinkan rekan-rekan Turkiye kami untuk menahan diri dari penggunaan kekuatan yang berlebihan di wilayah Suriah untuk menghindari meningkatnya ketegangan," kata Alexander Lavrentyev, utusan khusus Presiden Rusia Vladimir Putin di Suriah.

Turkiye pada Minggu (20/11/2022), meluncurkan serangkaian serangan udara yang menargetkan pangkalan militan Kurdi terlarang di Suriah utara dan Irak.

Sedikitnya 37 orang tewas dalam serangan itu, menurut sebuah laporan oleh kelompok pemantau yang berbasis di Inggris, Syrian Observatory for Human Rights.

"Rusia telah berbulan-bulan melakukan segala yang mungkin untuk mencegah operasi darat berskala besar," kata Lavrentyev kepada wartawan di ibu kota Kazakhstan, Astana.

Dia di Kazakhstan guna menghadiri pertemuan tripartit antara Rusia, Turkiye, dan Iran mengenai Suriah.

Ketiga negara tersebut adalah pemain utama dalam perang di Suriah, yang telah merenggut hampir setengah juta jiwa sejak 2011.

Presiden Turkiye Recep Tayyip Erdogan telah mengancam akan melancarkan operasi militer baru di Suriah utara sejak Mei.

  • Kepala Mata-mata AS dan Rusia Adakan Pertemuan Langsung di Turkiye, Bahas Apa?
  • Turkiye Menahan 22 Orang Terkait Ledakan Bom di Istanbul, Satu Terpantau Menunggu Sebelum Ledakan
  • UPDATE Ledakan Bom di Istanbul, Pelaku Ditangkap, Turkiye Tuduh dari Partai Buruh Kurdistan

"Kami akan membuat mereka yang mengganggu kami di wilayah kami membayar," kata Erdogan pada Senin (21/11/2022), sebagaimana dikutip dari AFP.

Dia menambahkan bahwa konsultasi sedang berlangsung untuk memutuskan tingkat kekuatan yang harus digunakan oleh pasukan darat Turkiye untuk menyerang Suriah.

Serangan udara Turkiye, dengan nama sandi Operasi Claw-Sword, terjadi seminggu setelah ledakan bom di Istanbul tengah.

Ledakan bom itu menewaskan enam orang dan melukai 81 orang.

PKK telah mengobarkan pemberontakan berdarah di Turkiye selama beberapa dekade dan ditetapkan sebagai kelompok teror oleh Ankara dan sekutu Baratnya.

Namun pihaknya membantah terlibat dalam ledakan Istanbul.

https://www.kompas.com/global/read/2022/11/22/170000370/rusia-minta-turkiye-tak-gunakan-kekuatan-berlebihan-serang-suriah

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke