Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Warga Taipei ke China: Tak Akan Mudah Rebut Taiwan, Lihat Rusia di Ukraina

TAIPEI, KOMPAS.com – Sejumlah warga Taiwan mengaku tak terlalu mengkhwatirkan atas apa yang telah dilakukan China belum lama ini dengan menggelar latihan militer di sekitar Taiwan.

Salah satunya adalah Joseph Lin. Dia tetap mengunjungi Pulau Kinmen yang berada di seberang Kota Xiamen di China pekan lalu.

Padahal beberapa hari sebelum Lin datang, jet tempur China melintas di atas wilayah tersebut.

China menggelar latihan militer sebagai respons keberatan atas kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosi ke Taiwan.

Pulau-pulau kecil di Taiwan yang berjarak hanya dua mil dari pantai China selama ini telah menjadi tujuan wisata yang populer.

Latihan militer besar-besaran Beijing pada bulan ini pun dilaporkan gagal menghalangi pengunjung domestik untuk beranjak lebih dekat ke negara tetangga China.

Lin yang merupakan seorang mantan tentara dari daerah Pingtung Taiwan selatan menolak untuk membatalkan perjalanan tiga harinya ke Pulau Kinmen.

Dia yakin China hanya berusaha menenangkan sentimen nasionalis di dalam negeri dengan unjuk kekuatannya.

"Saya pikir perang Rusia yang sedang berlangsung di Ukraina telah mengirim peringatan kepada (Presiden China) Xi Jinping bahwa tidak akan mudah untuk merebut Taiwan," kata Lin (35) kepada AFP.

Ketegangan di Selat Taiwan berada pada level tertinggi baru-baru ini ketika China benar-benar mengamuk terhadap agenda Ketua DPR AS kunjungi Taiwan.

Sebagai tanggapan, China melakukan latihan militer yang belum pernah terjadi sebelumnya, menembakkan beberapa rudal ke perairan sekitar Taiwan, serta mengirim jet tempur dan kapal perang untuk mensimulasikan blokade pulau itu.

Tetapi bahkan di tengah kesibukan aktivitas militer, pariwisata di Pulau Kinmen nyatanya terus berlanjut.

Penerbangan domestik Taiwan dilaporkan terus terbang ke pulau Kinmen. Rombongan turis dengan bus juga terus memadati tempat-tempat populer di pulau itu.

Berdasarkan sejarah, Kinmen adalah bekas medan pertempuran di mana penduduk harus sesekali menghadapi penembakan dari artileri Tiongkok hingga akhir 1970-an.

Tetapi, pulau-pulau itu dibuka untuk turis pada tahun 1993 dan tidak pernah seperti pada waktu sebelumnya.

Seorang warga Taiwan lainnya, Vanessa Chu (52), menyebut tidak ada gunanya mengkhawatirkan tentang invasi China.

“Kita harus tenang dan melanjutkan hidup kita," kata dia yang melakukan perjalanan dari Kota esisir Hsinchu ke Pulau Kinmen.

"Saya berharap untuk perdamaian, karena Taiwan kecil dan jika ketegangan berlanjut, Taiwan akan lebih menderita daripada China," tambahnya, berbicara bersama kedua putranya.

Banyak penduduk Kinmen memiliki pandangan yang baik tentang China setelah bertahun-tahun menjalin hubungan perdagangan dan pariwisata yang erat.

Sumber utama air minum pulau Kinmen diketahui adalah pipa dari daratan China.

Namun, pengunjung dari China saat ini dilarang bepergian ke Pulau Tinmen karena aturan ketat Covid-19 Taiwan, yang mirip dengan Beijing.

Partai Komunis China memandang seluruh Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya yang menunggu untuk "disatukan" suatu hari nanti, dengan kekerasan jika perlu.

Namun di sisi lain selat di Xiamen, penduduk menjalani kehidupan yang sama seperti di pantai Kinmen.

Seorang pengantin muda tersenyum dan berpose untuk pemotretan di atas pasir sementara seorang pria menawarkan teropong turis untuk mengamati pulau-pulau kecil yang dibombardir China lebih dari setengah abad sebelumnya, menewaskan lebih dari 600 orang.

https://www.kompas.com/global/read/2022/08/16/150000170/warga-taipei-ke-china--tak-akan-mudah-rebut-taiwan-lihat-rusia-di-ukraina

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke