Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Obama Versus Trump

Memang, Trump nyaris saja ikut konvensi partai republik tahun 2011 dan siap untuk berperang dengan Obama di pemilihan 2012.

Hanya saja, senjata utama Trump kala itu untuk tenar kurang mumpuni. Senjatanya berupa isu Obama Birth Sertificate (Birthism) alias mempertanyakan ke-Amerika-an Obama, berantakan di tengah jalan.

Trump mulai membakar isu asal usul Obama di bulan Maret 2011. Trump melebarkan jangkauan isu tersebut ke saentaro Amerika.

Walaupun sebelumnya, Orly Taitz, aktivis konservatif, pernah mengguggat Obama atas isu asal usul tersebut, yang dianggap akan membatalkan legitimasi Obama sebagai presiden AS.

Gugatan itu akhirnya dibatalkan pengadilan federal dan hilang begitu saja dari peredaran isu.

Padahal isu tersebut adalah isu lama, sudah sejak kompetisi Obama dan John McCain di pemilihan tahun 2008 dan ditolak sendiri oleh McCain.

Ketika itu, seorang wanita muncul di acara partai Republik dan menyebarkan rumor bahwa Obama dilahirkan di Arab. Wanita tersebut menyampaikan sendiri cerita tersebut di hadapan John McCain.

Namun senator McCain menolak dengan tegas. Ia menanggapinya dengan mengatakan, "Senator Obama is a decent person and a person you don't have to be scared of as president of the United States," Maka case pun closed seketika itu juga.

Dan memang sudah jelas bahwa pada bulan Juni 2008, tim kampanye Obama merilis fotokopi sertifikat kelahiran Obama yang singkatnya menunjukkan bahwa Obama dilahirkan di Honolulu, Hawaii, pada tanggal 4 Agustus 1961.

Bahkan para wartawan juga menggali pengumuman kelahiran sezaman yang diterbitkan dalam surat kabar Hawaii dan tak ada masalah lanjutan yang berarti setelah itu

Entah bagaimana ceritanya, Trump mengangkat lagi bisikan konspirasi tersebut dan mengulang lagu lama yang jelas-jelas pernah ditolak John McCain, kompetitor Obama di pemilihan tahun 2008.

Trump dapat panggung di media-media kanan dan lantang meneriakan "Show your birth sertificate" selama sekitar dua bulan.

Ruang publik Amerika ribut. Kubu konservatif terbelah, hanya yang senior dan moderat yang tak mempersoalkan akta lahir Obama, sisanya berteriak negatif pada gedung putih.

Target Trump sederhana, yakni isu yang ia bawa mendapat tempat di Kaukus Tea Party, kaukus dalam Partai Republik yang berdiri beberapa saat setelah Obama dilantik, untuk menentang kepemimpinan Obama dan berniat menjegal Obama agar tak terpilih dua kali.

Kaukus tersebut sangat menentukan di dalam proses kandidasi calon presiden untuk Partai Republik, bahkan sampai hari ini.

Oleh karena itu, untuk maju dari Partai Republik, Trump harus terlihat briliant dan bersinar oleh petinggi-petinggi Kaukus Tea Party.

Trump nyari berhasil, karena memang sempat jadi trending topik di raung publik Amerika dan memang sempat masuk radar Kaukus Tea Party.

Nama Trump mulai masuk perhitungan, bahkan digadang-gadang bahwa Trump "lebih America" dibanding Sarah Palin, Gubernur Alaska kala itu, yang menjadi pasangan McCain saat dikalahkan Obama. Palin dicandra cantik dan menarik, tapi sangat kanan.

Sejak Maret 2011, apinya menjalar dan membesar. Gedung Putih dan Obama bergeming, sebelum akhirnya disiram habis oleh Obama pada malam terakhir bulan April jelang awal bulan Mai 2011, di acara tahunan White House Correspondents’ Association Dinner, yang dianggap juga berhasil mengakhiri harapan Trump untuk maju di race 2012.

Hadir di acara tersebut hampir semua elite politik dan elite ekonomi Amerika, termasuk Trump yang duduk di tengah-tengah audience.

Obama memulai pidatonyo dengan ucapan belasungkawa atas bencana badai di Alabama dan beberapa negara bagian di selatan.

Setelah itu, di bagian remark, Obama tancap gas, langsung masuk ke penjelasan soal sertifikat kelahiran dan keterangan tambahannya.

Semuanya nyaris dalam nada humor, namun sangat kuat nuansa politiknya, layaknya acara yang sama di tahun-tahun sebelumnya.

Begini verbatimnya dari dokumen gedung putih:

My fellow Americans. (Laughter and applause.) Mahalo! (Laughter.) It is wonderful to be here at the White House Correspondents’ Dinner. What a week. (Laughter.)
As some of you heard, the state of Hawaii released my official long-form birth certificate. (Applause.)

Hopefully this puts all doubts to rest. But just in case there are any lingering questions, tonight I’m prepared to go a step further. (Laughter.) Tonight, for the first time, I am releasing my official birth video. (Laughter.)

Now, I warn you -- (laughter) -- no one has seen this footage in 50 years, not even me. But let’s take a look.

(“Secret Birth Video” plays.) (Applause.)

Oh, well. Back to square one. (Laughter.) I want to make clear to the Fox News table: That was a joke. (Laughter.) That was not my real birth video. (Laughter.) That was a children’s cartoon. (Laughter.) Call Disney if you don't believe me. (Laughter.) They have the original long-form version. (Laughter.)

Sebelum Obama mengarahkan "Slam" ke Donald Trump secara langsung, Obama mencubit Mitt Romney terlebih dahulu, dengan candaan politik yang cukup berkelas. Mitt Romney adalah calon kompetitor Obama di pemilihan tahun depannya, 2012.

"And then there’s a vicious rumor floating around that I think could really hurt Mitt Romney. I heard he passed universal health care when he was governor of Massachusetts. (Laughter.) Someone should get to the bottom of that", kata Obama, sembari senyum

Setelah Mitt Romney, Obama langsung menuju Trump secara personal. Begini Verbatimnya dari dokumen gedung putih.

And I know just the guy to do it -– Donald Trump is here tonight! (Laughter and applause.) Now, I know that he’s taken some flak lately, but no one is happier, no one is prouder to put this birth certificate matter to rest than the Donald. (Laughter.) And that’s because he can finally get back to focusing on the issues that matter –- like, did we fake the moon landing? (Laughter.) What really happened in Roswell? (Laughter.) And where are Biggie and Tupac? (Laughter and applause.)

But all kidding aside, obviously, we all know about your credentials and breadth of experience. (Laughter.) For example -- no, seriously, just recently, in an episode of Celebrity Apprentice -- (laughter) -- at the steakhouse, the men’s cooking team cooking did not impress the judges from Omaha Steaks. And there was a lot of blame to go around. But you, Mr. Trump, recognized that the real problem was a lack of leadership. And so ultimately, you didn’t blame Lil’ Jon or Meatloaf. (Laughter.) You fired Gary Busey. (Laughter.) And these are the kind of decisions that would keep me up at night. (Laughter and applause.) Well handled, sir. (Laughter.) Well handled.

Say what you will about Mr. Trump, he certainly would bring some change to the White House. Let’s see what we’ve got up there. (Laughter.)

(di screen diperlihatkan kartun sebuah istana, bertuliskan “Trump White House Resort and Casino. Tawa audience pecah)

Di tengah audience, Trump hanya senyum-senyum, tapi mukanya jelas terlihat di kamera memerah dan canggung.

Saat itu, Trump sadar, kartunya sudah mati untuk "presidential race 2012." Karena besok dan selanjutnya, pesta isu sertifikat kelahiran Obama selesai, ludes disiram Obama.

Kaukus Tea Party beralih ke Mitt Romney, untuk berperang di pemilihan presiden Amerika 2012, yang akhirnya juga bertekuk lutut di depan Obama-Biden.

Tapi tanpa banyak diketahui publik, tak lama setelah Romney kalah, Donald Trump mengisi aplikasi pencalonan presiden untuk tahun 2016 di Partai Republik, tepatnya akhir 2012 setelah pemilihan 3 November, di mana di bagian atas lembaran aplikasi, tepatnya bagian Motto, tertulis "Make America Great Again" atau MAGA.

Si pengisi aplikasi tersebut, sosok yang pernah di-slam Obama di malam jelang awal bulan Mei 2011, akhirnya bersalaman dengan Obama di acara serah sambut Gedung Putih sebagai presiden Amerika 2016-2020 setelah inagurasi 20 Januari 2017.

Senjata utamanya sudah berubah, isu besarnya adalah "imigrasi", dilahirkan oleh Steve Bannon dan Tim, bukan lagi isu birth certificate.

Dan di sisi lain, sehari setelah pengumuman kemenangan Trump (artinya Trump belum dilantik), James Comey, Direktur FBI kala itu dan tim intinya, menemui Trump di Trump tower, dalam jadwal awal briefing calon presiden.

Itu acara resminya. Tapi acara "off the record-nya," Comey menyerahkan dokumen bukti-bukti keterlibatan Rusia dalam kemenangan Donald Trump di pemilihan 2016.

Tak pelak, Trump merasa di-blackmailed, yang rentetan ceritanya belum juga terang sampai hari ini, meskipum tetap punya tenaga untuk menyuluk keributan kedua kubu sampai pada pemilihan 2020 lalu.

Comey akhirnya dipecat, lalu special council mengambil alih kasus intervensi Rusia tersebut. Maka lahirlah laporan Mueller yang akhirnya berujung di pansus kongres dan membuat beberapa pensehat Donald Trump masuk penjara.

Namun sampai akhir masa pemerintahanya, Trump tak pernah serius menanggapi isu tersebut. Trump menyebutnya dengan istilah "Witch Hunt" alias investigasi yang tak akan berbuah hasil.

https://www.kompas.com/global/read/2022/06/26/070000170/obama-versus-trump

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke