BERN, KOMPAS.com - Warganet Indonesia ramai-ramai menyerbu ulasan Sungai Aare Swiss di Google Maps, dengan memberi bintang 1 dan komentar buruk karena Emmeril Khan Mumtadz (23) atau Eril anak Ridwan Kamil hilang terseret arus.
Fenomena ini pun turut diberitakan oleh beberapa media Swiss.
Salah satunya Blick, sebuah surat kabar harian Swiss berbahasa Jerman.
Pada Sabtu (28/5/2022) malam, Blick menerbitkan artikel berjudul Massenhaft schlechte Google-Bewertungen für die Aare (Banyak ulasan buruk Google untuk Aare) di situs web mereka.
Dalam pemberitaan itu, Blick tak langsung menyoroti adanya komentar negatif dari netizen Indonesia tentang Sungai Aare di Google Maps.
Blick mulanya membeberkan informasi tentang kejadian hilangnya anak Ridwan Kamil, Emmeril Kahn Mumtadz atau Eril (23) dan perkembangan proses pencariannya. Di mana, disebutkan bahwa hingga Sabtu atau dua hari setelah kejadian, jejak Eril belum ditemukan dan pencarian dilanjutkan.
Dijelaskan pula, air Sungai Aare saat ini dalam kondisi keruh dan arusnya memperburuk keadaan, dengan mengutip keterangan polisi Bern di Twitter.
Setelah itu, Blick barulah menyoroti soal adanya penilaian negatif Sungai Aare di Google Maps oleh netizen Indonesia.
Dalam sub judul Rating Bintang 1 dan Komentar Negatif di Google, Blick menulis bahwa sangat tidak masuk akal banyak pengguna internet Indonesia kini juga mulai menilai Sungai Aare di Google Maps dengan bintang 1.
Disebutkan beberapa alasan netizen Indonesia yang melakukan hal tersebut, di antaranya yakni sungai itu "terlalu tidak aman", Mumtadz "masih belum ditemukan", atau hanya "sungai yang buruk".
Beberapa komentar juga berbicara tentang apa yang disebut "Penunggu", yaitu roh dari suatu tempat yang mencari orang hilang di sungai.
Tapi, Blick menulis, ada juga suara lain di ulasan Google.
Di mana, ada mengatakan bahwa tidak ada yang dapat dimintai pertanggungjawaban atas insiden tersebut dan oleh karena itu tidak pantas untuk menilai Sungai Aare hanya dengan bintang 1.
Media Swiss lainnya, 20 minuten, juga memberitakan soal ini. Pada Sabtu kemarin, media tersebut menerbitakan artikel berjudul Gouverneur-Sohn vermisst – Aare wird mit Ein-Stern-Bewertungen geflutet (Putra Gubernur hilang-Aare dibanjiri rating bintang 1) di situs web mereka.
Di sebutkan dalam tulisan tersebut, bahwa tak terhitung orang Indonesia kini telah menggunakan fungsi ulasan Google untuk mengungkapkan keprihatinan mereka terhadap Emmeril Mumtadz.
Ketika melihat rating, terlihat bahwa banyak ulasan yang baru saja ditinggalkan memberi sungai Swiss hanya bintang 1, mereka hampir secara eksklusif berasal dari akun dengan nama Indonesia.
Banyak yang menggambarkan sungai Aare berbahaya, beberapa menyerukan agar sungai ditutup karena arus kuat yang terjadi di beberapa bagian Aare dan kemungkinan besar berakibat fatal bagi Mumtadz.
Tetapi ada juga suara-suara yang menyerukan kepada massa yang marah untuk tidak menghakimi situasi keamanan di negara yang belum pernah mereka kunjungi.
Berbagai rating bintang 5 baru juga dapat ditemukan, beberapa malu dengan negara mereka karena kampanye melawan sungai. Yang lain tampaknya ingin mengambil sikap politik dengan penilaian mereka.
https://www.kompas.com/global/read/2022/05/29/165500070/netizen-indonesia-beri-ulasan-buruk-sungai-aare-di-google-media-swiss-