JENEWA, KOMPAS.com - Negara-negara kaya menciptakan kondisi kehidupan yang tidak aman bagi anak-anak baik di rumah maupun di seluruh dunia. Hal ini terungkap dalam laporan UNICEF yang dirilis pada Selasa (24/5/2022).
UNICEF menyerukan negara-negara yang termasuk untuk mengurangi limbah dan mengurangi polusi.
Pusat Penelitian Innocenti UNICEF mempelajari 39 negara dari Organisasi untuk Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) dan Uni Eropa (UE) menurut kriteria yang berbeda, termasuk penggunaan pestisida, kelembaban rumah, paparan timbal, akses ke cahaya, dan timbulan limbah.
Sementara Spanyol, Irlandia, dan Portugal berkinerja relatif baik, tidak ada negara yang diteliti ditemukan menyediakan lingkungan yang sehat untuk anak-anak, menurut laporan tersebut.
"Sebagian besar negara kaya bukan hanya gagal menyediakan lingkungan yang sehat untuk anak-anak di dalam perbatasan. Mereka juga berkontribusi terhadap perusakan lingkungan anak-anak di bagian lain dunia," kata Direktur Pusat Penelitian Innocentu UNICEF Gunilla Olsson dalam sebuah pernyataan, dikutip dari AFP.
Laporan tersebut mencatat, bagaimanapun, bahwa negara-negara yang kurang kaya di Amerika Latin dan Eropa memiliki dampak yang lebih rendah pada keadaan umum bumi dibandingkan dengan beberapa negara kaya yang diteliti.
Sementara Finlandia, Islandia, dan Norwegia memimpin dalam menyediakan lingkungan yang sehat bagi kaum muda, mereka tetap saja berada di urutan terakhir dalam hal dampaknya terhadap planet ini untuk tingkat emisi, volume limbah elektronik, dan tingkat konsumsi mereka.
Di Islandia, Latvia, Portugal, dan Inggris, satu dari lima anak terpapar kelembaban dan jamur di rumah mereka, sementara di Siprus, Hongaria, dan Turki, lebih dari satu dari empat anak terkena dampaknya.
Banyak anak menghirup udara beracun baik di dalam maupun di luar, terutama di Meksiko, meskipun tidak di Finlandia dan Jepang, menurut laporan itu juga.
Di Belgia, Israel, Belanda, Polandia, Republik Ceko, dan Swiss, lebih dari satu dari 12 anak terpapar polusi pestisida tingkat tinggi.
"Di 39 negara yang diteliti, lebih dari 20 juta anak memiliki kadar timbal yang tinggi dalam darah mereka," tambah laporan penelitian.
https://www.kompas.com/global/read/2022/05/24/112900770/unicef-sebut-negara-negara-kaya-tempatkan-anak-anak-di-dunia-dalam-bahaya