Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Dituduh Sindir Raja Thailand, Konten April Mop Maskapai Thailand Berujung Tuntutan Pidana

PHUKET, KOMPAS.com - Lelucon April Mop yang di unggah oleh staf di maskapai Thai Vietjet terancam tuntutan pidana, setelah seorang pengacara aktivis mengajukan pengaduan ke polisi dengan tuduhan menghina Raja Thailand Maha Vajiralongkorn.

Polisi belum memutuskan apakah akan melanjutkan kasus pidana di bawah undang-undang "lese majeste" yang ketat, - yang membuat pencemaran nama baik monarki dapat dihukum hingga 15 tahun penjara - terhadap staf maskapai Thai Vietjet.

Akun resmi Thai Vietjet mengunggah konten pada 1 April bahwa maskapai itu meluncurkan rute internasional baru, antara provinsi Nan di Thailand dan Munich di Jerman.

Konten itu memicu kemarahan online dan ancaman boikot di kalangan ultra-royalis.

Unggahan yang memicu kontroversi tersebut kemudian dihapus dan maskapai meminta maaf pada hari berikutnya dalam sebuah pernyataan.

Manajemen senior mengaku tidak mengetahui tentang unggahan yang mengiklankan "rute penerbangan antara provinsi di Thailand dan kota di Eropa, yang menyebabkan banyak reaksi publik."

Kicauan itu tidak menyebutkan Raja Thailand Vajiralongkorn (69 tahun), yang diyakini menghabiskan sebagian besar waktunya di Jerman, atau permaisuri kerajaan kelahiran provinsi Nan, Sineenat Wongvajiraphakdi.

Raja memberikan Sineenat gelar permaisuri tak lama setelah penobatannya pada 2019. Raja Thailand Vajiralongkorn pada awal tahun menikah dengan anggota unit pengawal pribadinya, yang menjadi Ratu Suthida.

Protes yang dipimpin mahasiswa dalam beberapa tahun terakhir menyebabkan beberapa aktivis secara terbuka mengkritik raja, antara lain karena waktu yang dihabiskan di luar negeri.

Setidaknya 183 orang telah didakwa menghina monarki Thailand sejak protes dimulai pada 2020.

CEO Airline Woranate Laprabang menanggapi kemarahan simpatisan keluarga kerajaan, dengan mengatakan staf yang bertanggung jawab telah ditangguhkan sambil menunggu penyelidikan.

"Saya ingin meminta maaf kepada rakyat Thailand sekali lagi atas insiden seperti itu," kata Woranate sebagaimana dilansir CNN pada Selasa (5/4/2022).

Tetapi pengacara dan aktivis Srisuwan Janya mengajukan pengaduan polisi tentang penghinaan kerajaan dan kejahatan komputer, mengatakan dalam sebuah unggahan Facebook bahwa kicauan itu "menunjukkan niat untuk menyinggung" dan permintaan maaf tidak cukup.

Srisuwan terkenal di Thailand sebagai pelapor pengaduan yang produktif dengan polisi. Dia pernah mengatakan kepada Bangkok Post bahwa dia telah mengajukan lebih dari 1.000 pengajuan termasuk untuk penipuan konsumen, korupsi dan masalah lingkungan. Reuters tidak dapat mengonfirmasi berapa banyak keluhannya yang berlanjut ke penuntutan.

Polisi akan mempertimbangkan pengaduan tersebut dengan meninjau "semua fakta" yang berkaitan dengan apa yang terjadi dan "apakah ada niat kriminal," Kissana Phathanacharoen, wakil juru bicara polisi Thailand, mengatakan kepada Reuters.

Undang-undang “lese majeste” Thailand baru-baru ini mendapat kecaman dari beberapa aktivis dan politisi oposisi, sebuah langkah berani di negara yang secara tradisional menjunjung tinggi raja sebagai setengah dewa dan tidak mengizinkan kritik atasnya.

https://www.kompas.com/global/read/2022/04/05/190100970/dituduh-sindir-raja-thailand-konten-april-mop-maskapai-thailand-berujung

Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Rangkuman Hari Ke-648 Serangan Rusia ke Ukraina: Pertempuran Avdiivka Melambat | Lukashenko ke China

Rangkuman Hari Ke-648 Serangan Rusia ke Ukraina: Pertempuran Avdiivka Melambat | Lukashenko ke China

Global
[KABAR DUNIA SEPEKAN] Kisah Pembebasan Sandera Hamas | Henry Kissinger Meninggal

[KABAR DUNIA SEPEKAN] Kisah Pembebasan Sandera Hamas | Henry Kissinger Meninggal

Global
Cuaca Sulit, Perang Rusia-Ukraina di Avdiivka Melambat

Cuaca Sulit, Perang Rusia-Ukraina di Avdiivka Melambat

Global
Cara Penambang 'Lubang Tikus' di India Bebaskan 41 Pekerja yang Terjebak di Terowongan

Cara Penambang "Lubang Tikus" di India Bebaskan 41 Pekerja yang Terjebak di Terowongan

Global
Ukraina Sebut Rusia Eksekusi Tentara yang Akan Menyerah di Avdiivka

Ukraina Sebut Rusia Eksekusi Tentara yang Akan Menyerah di Avdiivka

Global
Ukraina Jatuhkan 10 dari 12 Drone Shahed yang Diterbangkan Rusia

Ukraina Jatuhkan 10 dari 12 Drone Shahed yang Diterbangkan Rusia

Global
Selandia Baru Larang Ponsel di Sekolah untuk Tingkatkan Angka Melek Huruf

Selandia Baru Larang Ponsel di Sekolah untuk Tingkatkan Angka Melek Huruf

Global
Menteri Malaysia Minta Warga Menikah Dini untuk Dongkrak Angka Kelahiran

Menteri Malaysia Minta Warga Menikah Dini untuk Dongkrak Angka Kelahiran

Global
Presiden Belarus Alexander Lukashenko Akan Temui Xi Jinping di China

Presiden Belarus Alexander Lukashenko Akan Temui Xi Jinping di China

Global
Operator Satelit Mata-mata Korea Utara Akan Laporkan Temuan ke Militer

Operator Satelit Mata-mata Korea Utara Akan Laporkan Temuan ke Militer

Global
Warga Israel yang Dibebaskan Hamas Berbicara di Depan Umum untuk Kali Pertama, Tuntut Pemerintah

Warga Israel yang Dibebaskan Hamas Berbicara di Depan Umum untuk Kali Pertama, Tuntut Pemerintah

Global
Rangkuman Hari Ke-647 Serangan Rusia ke Ukraina: Ukraina Cegah Petro Bertemu Viktor Orban | Kabar Rusia Eksekusi Tentara yang Menyerah

Rangkuman Hari Ke-647 Serangan Rusia ke Ukraina: Ukraina Cegah Petro Bertemu Viktor Orban | Kabar Rusia Eksekusi Tentara yang Menyerah

Global
Ini Klaim China soal Penyebab Lonjakan Penyakit Pernapasan yang Jadi Sorotan Dunia

Ini Klaim China soal Penyebab Lonjakan Penyakit Pernapasan yang Jadi Sorotan Dunia

Global
Ledakan Bom di Universitas Mindanao Filipina Tewaskan 3 Orang

Ledakan Bom di Universitas Mindanao Filipina Tewaskan 3 Orang

Global
Pria Serang Turis di Paris Dekat Menara Eiffel, 1 Orang Tewas, 2 Terluka

Pria Serang Turis di Paris Dekat Menara Eiffel, 1 Orang Tewas, 2 Terluka

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke