Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Korea Utara Tak Bisa Diakses Melalui Internet, Diduga Terjadi Pemadaman Total

PYONGYANG, KOMPAS.com - Korea Utara tampaknya menghilang dari web untuk beberapa waktu pada Selasa (25/1/2022), hal ini pertama kali disadari oleh seorang reporter NK News.

Orang dalam juga menemukan bahwa beberapa situs Korea Utara tampaknya tidak aktif.

Nama domain Korea Utara yang diakhiri dengan ".kp", yang mencakup situs web untuk outlet media yang dikelola pemerintah Korea Utara, tampaknya pertama kali tidak bisa diakses sekitar pukul enam pagi, menurut laporan koresponden analitik senior NK News Colin Zwirko.

Pemadaman internet ini terjadi setelah periode pemadaman intermiten yang dimulai pada 14 Januari dan berlanjut hingga akhir pekan berikutnya, dengan pemadaman internet berlangsung beberapa jam.

Selama pemadaman itu, server Korea Utara tidak dapat dijangkau, menurut NK News, sebuah organisasi berita yang didedikasikan untuk mengikuti perkembangan yang melibatkan Korea Utara.

Kegagalan koneksi mengindikasikan infrastruktur TI Korea Utara terkena serangan “distributed denial-of-service” (DDOS), terang peneliti keamanan siber Junade Ali kepada NK News awal bulan ini.

"Korea Utara mengalami pemadaman internet total," katanya melansir Business Insider pada Rabu (26/1/2022).

Pemadaman internet tidak jarang terjadi di Korea Utara, yang membuat situs media pemerintah dan situs pemerintah offline karena pembaruan perangkat lunak yang gagal tahun lalu.

Pemadaman internet juga dapat disebabkan oleh pemadaman listrik domestik atau masalah infrastruktur lokal lainnya. Tetapi sifat dari pemadaman baru-baru ini menurut para ahli tidak biasa.

"Jika itu adalah pemadaman listrik, saya pikir jaringan akan segera hilang karena router kehilangan daya," kata Ali kepada NK News.

"Ada masalah batas waktu koneksi, kehilangan data yang tinggi - lalu router terputus," jelasnya.

"Itu akan menunjukkan kepada saya bahwa beberapa bentuk tekanan jaringan menyebabkan ini terjadi."

Penelitian lain, Nicholas Roy, mengatakan kepada outlet itu bahwa mungkin "seseorang mengacaukan sesuatu dengan sangat buruk, seperti yang dilakukan Facebook beberapa minggu yang lalu, atau itu bisa menjadi semacam serangan."

Meskipun ada beberapa spekulasi bahwa pemadaman itu bisa menjadi akibat dari tindakan yang diambil oleh AS, China, atau orang lain yang bertentangan dengan Korea Utara, para ahli enggan menuding tanggung jawab pada siapa pun mengingat hal-hal yang tidak diketahui di sekitar mereka.

https://www.kompas.com/global/read/2022/01/26/150000570/korea-utara-tak-bisa-diakses-melalui-internet-diduga-terjadi-pemadaman

Terkini Lainnya

Hamas Rilis Video Perlihatkan Sandera Israel di Gaza, Ini Pesannya

Hamas Rilis Video Perlihatkan Sandera Israel di Gaza, Ini Pesannya

Global
Demo Protes Perang Gaza Terus Meningkat di Sejumlah Kampus AS

Demo Protes Perang Gaza Terus Meningkat di Sejumlah Kampus AS

Global
Sejarah Panjang Hubungan Korea Utara dan Iran

Sejarah Panjang Hubungan Korea Utara dan Iran

Internasional
Koalisi AS Masih Bertarung Lawan Houthi, Jatuhkan 4 Drone dan 1 Rudal Anti-Kapal

Koalisi AS Masih Bertarung Lawan Houthi, Jatuhkan 4 Drone dan 1 Rudal Anti-Kapal

Global
Rangkuman Hari Ke-791 Serangan Rusia ke Ukraina: Bantuan Baru AS | Kiriman Rudal ATACMS

Rangkuman Hari Ke-791 Serangan Rusia ke Ukraina: Bantuan Baru AS | Kiriman Rudal ATACMS

Global
AS Diam-diam Kirim Rudal Jarak Jauh ATACMS ke Ukraina, Bisa Tempuh 300 Km

AS Diam-diam Kirim Rudal Jarak Jauh ATACMS ke Ukraina, Bisa Tempuh 300 Km

Global
[POPULER GLOBAL] Demo Perang Gaza di Kampus Elite AS | Israel Tingkatkan Serangan

[POPULER GLOBAL] Demo Perang Gaza di Kampus Elite AS | Israel Tingkatkan Serangan

Global
Biden Teken Bantuan Baru untuk Ukraina, Dikirim dalam Hitungan Jam

Biden Teken Bantuan Baru untuk Ukraina, Dikirim dalam Hitungan Jam

Global
Israel Serang Lebanon Selatan, Sasar 40 Target Hezbollah

Israel Serang Lebanon Selatan, Sasar 40 Target Hezbollah

Global
Situs Web Ini Tawarkan Kerja Sampingan Nonton Semua Film Star Wars, Gaji Rp 16 Juta

Situs Web Ini Tawarkan Kerja Sampingan Nonton Semua Film Star Wars, Gaji Rp 16 Juta

Global
Wanita Ini Didiagnosis Mengidap 'Otak Cinta' Setelah Menelepon Pacarnya 100 Kali Sehari

Wanita Ini Didiagnosis Mengidap "Otak Cinta" Setelah Menelepon Pacarnya 100 Kali Sehari

Global
Kakarratul, Tikus Tanah Buta yang Langka, Ditemukan di Pedalaman Australia

Kakarratul, Tikus Tanah Buta yang Langka, Ditemukan di Pedalaman Australia

Global
Kisah Truong My Lan, Miliarder Vietnam yang Divonis Hukuman Mati atas Kasus Penipuan Bank Terbesar

Kisah Truong My Lan, Miliarder Vietnam yang Divonis Hukuman Mati atas Kasus Penipuan Bank Terbesar

Global
Wakil Menteri Pertahanan Rusia Ditahan Terkait Skandal Korupsi

Wakil Menteri Pertahanan Rusia Ditahan Terkait Skandal Korupsi

Global
Olimpiade Paris 2024, Aturan Berpakaian Atlet Perancis Berbeda dengan Negara Lain

Olimpiade Paris 2024, Aturan Berpakaian Atlet Perancis Berbeda dengan Negara Lain

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke