Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Joe Biden: Invasi Rusia ke Ukraina Bisa Jadi Invasi Terbesar sejak Perang Dunia II

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Invasi Rusia ke Ukraina akan "mengubah dunia" dan menjadi operasi militer terbesar dari jenisnya sejak Perang Dunia II, kata Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden kepada wartawan, pada Selasa (25/1/2022).

Biden sekali lagi menekankan gawatnya situasi tegang di perbatasan antara dua negara Eropa Timur, di mana Rusia telah mengumpulkan 100.000 tentara dalam kemungkinan persiapan invasi ke bekas republik Soviet.

Biden mengatakan kepada wartawan bahwa "tidak ada perubahan dalam postur pasukan Rusia" di sepanjang perbatasan dengan Ukraina, menurut video pernyataannya yang direkam oleh AP.

Pejabat Gedung Putih telah memperingatkan invasi Rusia ke Ukraina.

Tetapi Menteri Pertahanan Ukraina Oleksii Reznikov mengatakan pada Selasa (25/1/2022) bahwa tidak ada alasan untuk berpikir bahwa Rusia sedang merencanakan sesuatu.

Dia pun memberitahu penduduknya bahwa tidak perlu berkemas dan mereka dapat "tidur nyenyak," menurut laporan AP.

Ketika ditanya apakah kemungkinan invasi Rusia meningkat atau menurun, Biden mengatakan situasinya sulit untuk diukur.

“Sejujurnya, ini seperti membaca ‘daun teh’,” jawab Biden, menurut video yang diunggah Fox News melansir Newsweek.

Pembangunan pasukan Presiden Rusia Vladimir Putin di sepanjang perbatasan Ukraina menurutnya menunjukkan persiapan untuk menyerang. Namun, Biden mengatakan itu semua akan tergantung pada keputusan dari pemimpin Rusia.

Biden sekali lagi menekankan akan ada "konsekuensi ekonomi yang serius" bagi Putin jika dia menyerang Ukraina. Dia mengatakan secara pribadi akan memberikan sanksi kepada pemimpin Rusia itu.

Biden menambahkan bahwa Rusia juga akan melihat "konsekuensi politik" dan "konsekuensi besar di seluruh dunia," menggarisbawahi pentingnya invasi.

"Jika dia bergerak dengan semua kekuatan itu dan akan menjadi invasi terbesar sejak Perang Dunia Kedua," kata Biden. "Dan itu akan mengubah dunia."

Pentagon pada Senin (24/1/2022) menempatkan lebih dari 8.500 tentara dalam keadaan siaga, ketika Gedung Putih dan pejabat militer menentukan apakah akan mengerahkan pasukan ke Eropa.

Namun, Biden mengatakan kepada wartawan pada Selasa (25/1/2022) bahwa "tidak akan ada pasukan Amerika yang bergerak ke Ukraina."

Menurutnya, pasukan itu adalah bagian dari operasi NATO yang merupakan bagian dari pakta pertahanan bersama aliansi itu. Ukraina bukan anggota NATO.

"Saya telah berbicara dengan setiap sekutu NATO kami ... dan kami semua berada di pandangan yang sama," kata Biden.

"Kami akan memperjelas bahwa tidak ada alasan bagi siapa pun, anggota NATO mana pun untuk khawatir apakah kami akan membela mereka atau tidak."

Dalam beberapa hari terakhir, anggota NATO telah melakukan pengerahan ke Eropa Timur sebagai pencegah terhadap Rusia.

Aliansi itu mengatakan pada Senin (24/1/2022) bahwa anggota Denmark mengirim fregat ke Laut Baltik, dan akan mengerahkan empat jet tempur F-16 ke Lithuania, anggota NATO lainnya yang berbatasan dengan Rusia.

Belanda mengirim dua pesawat tempur F-35 ke Bulgaria untuk mendukung kegiatan kepolisian udara NATO di wilayah tersebut, selain menempatkan kapal dan unit berbasis darat dalam keadaan siaga.

"NATO akan terus mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk melindungi dan membela semua Sekutu, termasuk dengan memperkuat bagian timur Aliansi," kata Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg dalam sebuah pernyataan.

"Kami akan selalu menanggapi setiap kerusakan lingkungan keamanan kami, termasuk melalui penguatan pertahanan kolektif kami."

https://www.kompas.com/global/read/2022/01/26/113000070/joe-biden-invasi-rusia-ke-ukraina-bisa-jadi-invasi-terbesar-sejak-perang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke