Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Jelang Pilpres Italia 24 Januari, Bisakah Silvio Berlusconi Jadi Presiden?

Hanya beberapa hari sebelum pilpres Italia pada Senin (24/1/2022), belum ada kandidat yang jelas untuk menjaga agar partai-partai yang terpecah belah di negara itu tetap sejalan.

Ada spekulasi kuat bahwa Perdana Menteri Mario Draghi mungkin mengambil jabatan tersebut, tetapi sementara itu Berlusconi - meskipun kesehatannya buruk baru-baru ini termasuk terjangkit virus corona tahun lalu - sedang bermanuver.

"Berlusconi akan mencoba (untuk terpilih), dan bisa saja berhasil," ujar Gianfranco Pasquino, dosen ilmu politik di Universitas Johns Hopkins Bologna, kepada AFP.

Presiden Italia lebih berperan untuk menyatukan daripada peran seremonial.

Sergio Mattarella selaku petahana - yang mengundurkan diri setelah masa jabatan tujuh tahun - berperan penting dalam membawa Draghi sebagai kepala pemerintah persatuan nasional Februari tahun lalu setelah koalisi sebelumnya runtuh.

Draghi yang merupakan mantan kepala Bank Sentral Eropa menolak berkata secara terbuka jika dia tertarik pada kursi kepresidenan.

Dia saat ini berwenang penuh untuk mengelola dana pemulihan pascapandemi sebesar 200 miliar euro (Rp 3,24 kuadriliun) dari Uni Eropa dan menerapkan reformasi yang diharapkan Brussel sebagai imbalannya.

Yang lain percaya dia bisa melakukan ini sebagai presiden. Lorenzo Codogno, mantan kepala ekonom di perbendaharaan Italia, mengatakan bahwa Draghi akan "memberikan pengaruh yang cukup besar... sebagai penjamin versus anggota Uni Eropa lainnya pada reformasi dan investasi Italia".

Dalam hal ini, seorang menteri senior akan menjabat sebagai perdana menteri sementara sebelum penggantinya disetujui oleh parlemen.

Namun, hal itu dapat memicu pertikaian partai dan berisiko pada pemilihan awal, karena partai sayap kanan Brothers of Italy dan partai-partai Liga digadang-gadang akan menang.

Berlusconi, yang kali pertama muncul ke panggung politik pada 1994 dan mendapat dukungan jutaan orang Italia dengan bantuan bisnis televisinya yang luas, tidak membenarkan atau menyangkal bahwa dia akan mencalonkan diri.

Beberapa nama lain yang beredar termasuk Menteri Kehakiman Marta Cartabia, yang jika berhasil akan menjadi kepala negara wanita pertama Italia, mantan ketua majelis rendah Pierferdinando Casini, dan Komisaris Ekonomi Eropa sekaligus mantan PM Italia Paolo Gentiloni.

Tidak ada calon resmi. Anggota parlemen dan perwakilan dari masing-masing 20 wilayah Italia dapat memilih siapa saja dalam pemungutan suara rahasia, asalkan calon pilihan mereka berusia lebih dari 50 tahun.

Mayoritas dua pertiga diperlukan untuk mengamankan kemenangan di salah satu dari tiga putaran pertama, setelah itu mayoritas sederhana sudah cukup.

"Kanan tengah kemungkinan akan memilih bersatu untuk Berlusconi dalam pemungutan suara pertama. Ini akan menjadi semacam penghargaan pencapaian seumur hidup," kata Codogno.

Namun, dia yakin tidak ada peluang Berlusconi bisa mengumpulkan suara yang cukup untuk mengamankan mayoritas.

"(Dia) masih memiliki banyak pendukung di Italia," ungkap Pasquino.

Tapi itu akan menjadi "konflik kepentingan besar... jika pemilik tiga saluran televisi dan dua surat kabar menjadi presiden".

Sang taipan, yang melakukan satu tahun pengabdian masyarakat atas penipuan pajak pada 2014, juga memiliki masa lalu sangat rumit yang akan merugikannya, kata Pasquino.

Berlusconi saat ini terlibat dalam dua persidangan atas tuduhan membayar saksi untuk berbohong tentang pesta "Bunga Bunga", yang digambarkan oleh gadis-gadis yang hadir sebagai pesta seks.

Namun, pemimpin partai kanan-tengah Forza Italia itu memopulerkan kembali dirinya sebagai seorang moderat yang bijaksana, negarawan terampil yang dapat mengendalikan sayap kanan yang sulit diatur.

Dia bahkan membuat tawaran ke partai terbesar di parlemen, Five Stars Movement yang dulu anti-kemapanan, yang pada 2018 dia gambarkan sebagai kelompok yang sangat tidak terampil, sehingga dia bahkan tidak akan mempekerjakan mereka untuk membersihkan toiletnya.

Franco Pavoncello, profesor ilmu politik di Universitas John Cabot di Roma, mengatakan kepada AFP bahwa kemungkinan Berlusconi terpilih itu "jauh".

“Mengingat usianya, dan mengingat riwayatnya, saya pikir orang-orang secara internasional akan berpikir-pikir memilihnya,” menurut Pavoncello.

https://www.kompas.com/global/read/2022/01/21/173100070/jelang-pilpres-italia-24-januari-bisakah-silvio-berlusconi-jadi-presiden-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke