Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kim Kuk Song Beberkan Rahasia Sumber Kekayaan Pemimpin Korea Utara

SEOUL, KOMPAS.com - Kim Kuk Song, seorang pembelot ternama Korea Utara mengungkapkan bahwa penjualan obat-obat terlarang dan senjata ke para teroris digunakan negaranya untuk mengumpulkan kekayaan.

Kim Kuk Song sudah bekerja selama 30 tahun di bawah pemimpin Korea Utara, Kim Jong Il dan Kim Jong Un.

Kim Kuk Song bekerja sebagai agen mata-mata Korea Utara yang kuat, tetapi pada 2014 ia memutuskan membelot dan hidup di Korea Selatan.

Melansir Daily Star pada Senin (11/10/2021), pembelot tersebut mengklaim bahwa di Korea Utara ia telah mmebantu membangun laboratorium obat-obatan terlarang untuk mengumpulkan dana "revolusioner" bagi pemimpin negara.

Kim Kuk Song juga mengatakan berpengalaman untuk mengatur penjualan senjata ke pihak teroris di Timur Tengah dan Afrika.

Pembelot ternama ini mengatakan kepada BBC, "Di Korea Utara, terorisme adalah alat politik yang melindungi martabat tertinggi Kim Jong Il dan Kim Jong Un."

"Itu adalah hadiah untuk menunjukkan kesetiaan kepada pemimpin negara besarnya," ucapnya.

Kim Kuk Song juga mengklaim bahwa pada Mei 2009, sebuah perintah turun dari rantai komando untuk membentuk "satuan tugas teror" untuk membunuh seorang mantan pejabat Korea Utara yang membelot ke Selatan.

Namun upaya pembunuhan itu gagal. Dua panglima militer Korea Utara masih menjalani hukuman penjara 10 tahun di Seoul atas rencana tersebut.

Ibu kota Korea Utara, Pyongyang, selalu membantah terlibat dan mengklaim bahwa Korea Selatan yang telah melakukan upaya pembunuhan para pejabat pembelot tersebut.

Sumber kekayaan pemimpin Korea Utara

Kim Kuk Song juga mengklaim bahwa produksi obat-obatan terlarang memuncak selama bencana kelaparan Korea Utara pada 1990-an. Ia menggambarkan bencana kelaparan saat itu mirip dengan keadaan mengejutkan yang dialami negara komunis itu saat ini.

“Produksi obat-obatan di Korea Utara pimpinan Kim Jong Il mencapai puncaknya selama Arduous March (frasa untuk bencana kelaparan). Saat itu, Departemen Operasional kehabisan dana revolusioner untuk Pemimpin Tertinggi," ujar pembelot tersebut.

"Setelah ditugaskan untuk tugas itu, saya membawa tiga orang asing dari luar negeri ke Korea Utara, membangun basis produksi di pusat pelatihan kantor penghubung 715 Partai Buruh dan memproduksi obat-obatan."

"Itu ICE (shabu kristal). Kemudian kami bisa mencairkannya ke dolar untuk dipersembahkan kepada Kim Jong Il," terang pembelot Korea Utara yang berpengalaman ini.

Kim Kuk Song mengklaim uang yang diperoleh dari keuntungan haram digunakan untuk meningkatkan kekayaan pemimpin Korea Utara, termasuk membangun vila, membeli mobil, pakaian desainer, dan kemewahan lainnya.

Sumber kekayaan pemimpin Korea Utara lainnya, menurut Kim Kuk Song, berasal dari penjualan senjata ilegal ke Iran, yang dikelola oleh Departemen Operasi, seperti yang dilansir dari BBC pada Senin (11/10/2021).

Kesepakatan jual-beli senjata Korea Utara dengan Iran telah menjadi rahasia umum sejak 1980-an dan bahkan termasuk rudal balistik, menurut Profesor Andrei Lankov, salah satu otoritas terkemuka dunia di Korea Utara.

Korea Utara terus memajukan pengembangan senjata pemusnah massal, meskipun dikenai sanksi internasional yang ketat.

Pada September, negara itu menguji empat sistem senjata baru termasuk rudal jelajah jarak jauh baru, sistem peluncuran kereta untuk rudal balistik, rudal hipersonik, dan rudal anti-pesawat. Teknologi semakin berkembang semakin canggih.

Menurut pembelot Kim Kuk Song, Korea Utara menjual senjata dan teknologi ke negara-negara yang diliputi perang berkepanjangan.

Dalam beberapa tahun terakhir, PBB menuduh Korea Utara memasok senjata ke Suriah, Myanmar, Libya, dan Sudan.

PBB memperingatkan bahwa senjata yang dikembangkan di Pyongyang bisa berakhir di banyak wilayah dunia yang bermasalah.

https://www.kompas.com/global/read/2021/10/12/095629270/kim-kuk-song-beberkan-rahasia-sumber-kekayaan-pemimpin-korea-utara

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke