Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kontroversi Dwight D Eisenhower, Presiden AS era Perang Dingin

KOMPAS.com - 28 Maret 2018, Dwight David Eisenhower, presiden Amerika Serikat ke-34, meninggal dunia.

Kepergian pria yang pernah menjadi komandan tertinggi pasukan Sekutu di Eropa Barat selama perang Dunia II ini, meninggalkan duka, sekaligus kontroversi yang tiada habisnya.

Selama memimpin negara adidaya itu, Eisenhower menyerukan kebijakan moderat yang membuat AS menjadi negara terkuat, paling berpengaruh, serta paling produktif di dunia.

Tapi kontroversinya, seolah tak pernah surut.

Seperti sempat diulas Kompas.com, pria yang lahir pada 14 Oktober 1890 di Texas ini, mulai menjabat Presiden AS ke-34 pada 4 November 1952.

Langkah pertamanya sebagai presiden adalah menekankan anggaran yang seimbang.

Dia juga menandatangani undang-undang hak sipil pada 1957 dan 1960 untuk memberikan perlindungan kepada pemilih kulit hitam.

"Tidak boleh ada warga kelas dua di negara ini," tulisnya.

Dalam kebijakan luar negeri, Eisenhower mengakhiri Perang Korea dengan menandatangani gencatan senjata.

Atas persetujuannya, Badan Pusat Intelijen (CIA) juga meluncurkan operasi rahasia melawan komunisme di seluruh dunia.

Operasi itu, termasuk menggulingkan pemerintahan Iran pada 1953 dan Guatemala pada 1954.

Dia juga berusaha meningkatkan hubungan dengan Uni Soviet pada era Perang Dingin.

Di bawah ancaman meningkatnya teknologi senjata nuklir Soviet, Eisenhower dan Menteri Luar Negeri John Foster Dulles berhasil memperkuat NATO.

Dia juga menciptakan Organisasi Perjanjian Asia Tenggara (SEATO) untuk memerangi ekspansi komunis di wilayah itu.

Juli 1958, pemerintah AS mendirikan badan antariksa (NASA) untuk meningkatkan penelitian dan studi ilmu pengetahuan.

Sebelum meninggalkan jabatannya pada Januari 1961, dia mendesak perlunya mempertahankan kekuatan militer yang memadai.

Namun, dia memperingatkan, belanja militer yang besar dan berlangsung lama justru akan menimbulkan potensi bahaya.

Selain itu, Eisenhower juga memutuskan hubungan diplomatik dengan Kuba, yang saat itu di bawah kendali Fidel Castro selama dua tahun.

Kendati kebijakannya penuh kritik dan kontroversi, tapi AS mungkin tak akan sebesar saat ini tanpa kepemimpinnanya.

https://www.kompas.com/global/read/2021/09/25/145318370/kontroversi-dwight-d-eisenhower-presiden-as-era-perang-dingin

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke