Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Cacar Monyet Muncul Lagi Setelah 18 Tahun, Kenali Gejala dan Bedanya dengan Cacar Air

Penyakit langka yang muncul lagi setelah 18 tahun ini masuk dalam keluarga yang sama dengan cacar air, tapi relatif kurang ganas.

Cacar monyet umumnya menular di sejumlah kawasan tengah dan barat Afrika, dekat hutan tropis.

BBC Indonesia menerangkan, gejala cacar monyet mencakup sebagai berikut:

  • Demam, pusing, bengkak, nyeri punggung, nyeri otot, dan kurang bergairah
  • Setelah demam, ruam pada kulit bisa terjadi. Ruam kerap muncul pada bagian wajah kemudian menyebar ke bagian lain tubuh, biasanya pada telapak tangan dan telapak kaki.
  • Ruam tersebut sangat gatal dan bisa mencapai beberapa tahap sampai akhirnya pengidap mengalami kapalan, yang kemudian rontok. Rangkaian ruam itu bisa menimbulkan bekas luka pada kulit.

Sebagian besar kasus cacar monyet tergolong tidak serius, kadangkala menyerupai cacar air dan sembuh dengan sendirinya dalam beberapa pekan.

Namun, cacar monyet bisa menjadi ganas. Bahkan, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), satu dalam 100 kasus menyebabkan kematian.

Meski langka, penyakit ini pernah menjalar di AS. Wabah pada 2003 menimbulkan 47 kasus terkonfirmasi atau probable yang berkaitan dengan tikus-tikus yang didatangkan dari luar negeri.

Meski demikian, kedua penyakit ini berbeda, baik dari sisi jenis virus yang menularkan dan cara penularannya.

Berikut adalah beda cacar air dan cacar monyet.

1. Virus pembawa dan penularan

Menurut laman Badan Kesehatan Dunia (WHO), penyakit cacar monyet disebabkan oleh virus zoonosis langka yang ditularkan ke manusia melalui hewan.

Penularan cacar monyet diakibatkan oleh hewan terinfeksi seperti tikus atau hewan pengerat lain.

Oleh karena sumber penularannya dari hewan, hanya sedikit kasus cacar monyet yang ditularkan dari manusia ke manusia.

Jikapun ada, penularan dapat terjadi melalui kontak dengan sekresi saluran pernapasan yang terinfeksi, luka pada kulit penderita, atau obyek yang telah terkontaminasi cairan tubuh penderita.

Sementara itu cacar air disebabkan oleh virus Varicella zoozter dan biasanya ditularkan melalui pernapasan dan kontak langsung dengan lesi orang yang terinfeksi.

Cacar air biasanya dapat sembuh dalam waktu 1-2 minggu.

Gejalanya bermula dari munculnya lenting serta ruam kemerahan di wajah dan tubuh, kemudian menyebar ke seluruh tubuh. Meski tidak mengancam jiwa, komplikasi bisa terjadi.

Dalam waktu 48 jam sebelum kulit mulai ruam, pasien cacar air sudah bisa menularkan virus ke orang di sekitar.

Sebelum ruam muncul, pasien cacar air akan mengalami demam, sakit kepala, dan hilang nafsu makan.

Satu atau dua hari setelah pasien mengalami gejala tersebut, ruam akan mulai berkembang.

Ruam melewati tiga fase sebelum pulih, termasuk:

Ruam ini mungkin sangat gatal, terutama sebelum kudis dengan kerak. Pasien masih bisa menularkan virus sampai semua bekas ruam di tubuh telah meradang. Butuh tujuh hingga 14 hari untuk hilang sepenuhnya.

2. Cara pencegahan cacar air dan cacar monyet

Belum ada perawatan atau vaksin khusus untuk menangani cacar monyet.

Studi menunjukkan bahwa vaksin variola 85 persen efektif dalam mencegah cacar monyet. Namun, vaksin ini sudah tidak lagi diproduksi untuk khalayak umum menyusul eradikasi variola global.

Oleh sebab itu, cara terbaik untuk menghentikan penyebaran cacar monyet adalah mencegah infeksinya.

Salah satunya dengan menghindari kontak dengan tikus dan primata. Batasi konsumsi daging yang tidak dimasak dengan benar.

Kemudian pada cacar air, dokter akan meresepkan obat untuk mengurangi keparahan dan jika perlu mengobati komplikasi.

Berbeda dengan cacar monyet, cacar air dapat dicegah dengan vaksin cacar air (varicella).

Untuk menghindari cacar air dan cacar monyet ada baiknya kita tidak melakukan kontak fisik dengan orang yang terinfeksi atau bahan yang terkontaminasi.

Sarung tangan dan pakaian pelindung perlu dikenakan saat menangani hewan sakit atau jaringan yang terinfeksi.

Kompas Sains mengutip The Conversation menuliskan, cara paling mudah untuk mencurigai kasus adalah memantau kenaikan suhu menggunakan alat pengukur suhu otomatis.

Apabila ada kecurigaan segera di karantina dan dievaluasi munculnya kelainan kulit atau gejala lainnya.

Oleh karena tidak ada antivirus untuk cacar monyet, pengobatan diberikan sesuai gejala/simtomatik.

Vaksinasi untuk cacar monyet belum tersedia. Bila sakitnya sangat berat ada pertimbangan untuk pemberian immunoglobulin atau antibodi pada penderita.

Sumber: Kompas.com (Penulis: Gloria Setyvani Putri | Editor: Gloria Setyvani Putri, Shierine Wangsa Wibawa)

Paragraf dari The Conversation diambil dari artikel asli berjudul "Virus cacar monyet: pembawanya tikus Afrika, belum ada obatnya, bisa sembuh sendiri" atas kerja sama dengan Kompas.com.

https://www.kompas.com/global/read/2021/07/24/074136870/cacar-monyet-muncul-lagi-setelah-18-tahun-kenali-gejala-dan-bedanya

Terkini Lainnya

Paus Fransiskus Tiba-tiba Batal Hadiri Prosesi Jalan Salib

Paus Fransiskus Tiba-tiba Batal Hadiri Prosesi Jalan Salib

Global
[POPULER GLOBAL] Mahasiswi Indonesia Meninggal di Jerman | UNESCO Setuju Usul Indonesia

[POPULER GLOBAL] Mahasiswi Indonesia Meninggal di Jerman | UNESCO Setuju Usul Indonesia

Global
Peneliti Eropa: Lirik Lagu Masa Kini Lebih Marah dan Terobsesi pada Diri Sendiri

Peneliti Eropa: Lirik Lagu Masa Kini Lebih Marah dan Terobsesi pada Diri Sendiri

Global
Dokter yang Kunjungi RS Gaza Tercengang, Kondisi Anak-anak Palestina Begitu Miris

Dokter yang Kunjungi RS Gaza Tercengang, Kondisi Anak-anak Palestina Begitu Miris

Global
Nasib Pencuri Buku Harian Putri Joe Biden, Terancam Masuk Bui

Nasib Pencuri Buku Harian Putri Joe Biden, Terancam Masuk Bui

Global
Taliban Berlakukan Kembali Hukuman Rajam Perempuan Berzina, Digelar di Depan Umum Sampai Mati

Taliban Berlakukan Kembali Hukuman Rajam Perempuan Berzina, Digelar di Depan Umum Sampai Mati

Global
Jubir Gedung Putih Analogikan Rusia Seperti Penjual Pupuk Kandang, Apa Maksudnya?

Jubir Gedung Putih Analogikan Rusia Seperti Penjual Pupuk Kandang, Apa Maksudnya?

Global
Perancis Setujui RUU Larangan Diskriminasi Berdasarkan Gaya Rambut

Perancis Setujui RUU Larangan Diskriminasi Berdasarkan Gaya Rambut

Global
Giliran Jepang Akan Lanjutkan Pendanaan untuk UNRWA

Giliran Jepang Akan Lanjutkan Pendanaan untuk UNRWA

Global
Pemukim Yahudi Incar Tanah di Tepi Pantai Gaza: Ini Tuhan Berikan kepada Kami

Pemukim Yahudi Incar Tanah di Tepi Pantai Gaza: Ini Tuhan Berikan kepada Kami

Global
Rangkuman Hari Ke-764 Serangan Rusia ke Ukraina: Zelensky Desak Mike Johnson | Rusia Klaim Punya Bukti Ukraina Terlibat Penembakan Konser

Rangkuman Hari Ke-764 Serangan Rusia ke Ukraina: Zelensky Desak Mike Johnson | Rusia Klaim Punya Bukti Ukraina Terlibat Penembakan Konser

Global
Mahasiswi Indonesia di Jerman Meninggal Dunia dalam Kecelakaan Bus 

Mahasiswi Indonesia di Jerman Meninggal Dunia dalam Kecelakaan Bus 

Global
Pejabat AS Sedang Debatkan Kentang Termasuk Sayuran atau Bukan

Pejabat AS Sedang Debatkan Kentang Termasuk Sayuran atau Bukan

Global
Kekerasan Geng di Haiti Tewaskan 1.500 Orang dalam 3 Bulan

Kekerasan Geng di Haiti Tewaskan 1.500 Orang dalam 3 Bulan

Global
Bus Terjun ke Jurang di Afrika Selatan, 45 Orang Tewas, Hanya Gadis 8 Tahun yang Selamat

Bus Terjun ke Jurang di Afrika Selatan, 45 Orang Tewas, Hanya Gadis 8 Tahun yang Selamat

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke