Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Informan Penegak Hukum AS Terkait dalam Plot Pembunuhan Presiden Haiti

PORT-AU-PRINCE, KOMPAS.com - Beberapa orang yang terlibat dalam pembunuhan Presiden Haiti sebelumnya bekerja sebagai informan penegak hukum Amerika Serikat (AS), menurut orang-orang yang diberi pengarahan tentang masalah tersebut.

Penyelidikan bersama dengan tim dari AS, kini dihadapkan dengan semakin banyak fakta yang menghubungkan "oknum-oknum" dari Florida dengan tersangka regu pembunuh.

Presiden Haiti Jovenel Moise tewas Rabu lalu (7/7/2021) dalam sebuah operasi yang menurut pihak berwenang Haiti melibatkan sedikitnya 28 orang.

Banyak dari mereka diduga tentara bayaran Kolombia yang disewa melalui sebuah perusahaan keamanan yang berbasis di Florida.

Setidaknya satu dari pria yang ditangkap sehubungan dengan pembunuhan oleh otoritas Haiti sebelumnya bekerja sebagai informan untuk Badan anti-Narkoba AS (DEA), kata DEA dalam sebuah pernyataan dalam menanggapi CNN dilansir pada Selasa (13/7/2021).

"Kadang-kadang, salah satu tersangka dalam pembunuhan Presiden Haiti Jovenel Moise juga menjadi sumber rahasia (informan) DEA," kata DEA dalam sebuah pernyataan.

Lebih lanjut menurut badan itu, setelah pembunuhan Presiden Moise, tersangka menghubungi kontaknya di DEA.

“Seorang pejabat DEA yang ditugaskan di Haiti kemudian mendesak tersangka untuk menyerah kepada otoritas lokal dan, bersama dengan pejabat Departemen Luar Negeri AS, memberikan informasi kepada pemerintah Haiti untuk membantu penyerahan dan penangkapan tersangka dan satu orang lainnya," kata DEA.

DEA mengatakan mengetahui laporan bahwa beberapa pembunuh meneriakkan "DEA" pada saat serangan mereka.

Mengklarifikasi hal itu, badan Anti-Narkoba AS itu menyatakan tidak ada penyerang yang beroperasi atas nama badan tersebut.

Tersangka lain juga memiliki hubungan dengan AS, termasuk bekerja sebagai informan untuk FBI, kata orang-orang yang diberi pengarahan tentang masalah tersebut.

Menanggapi laporan CNN, FBI mengatakan mereka tidak mengomentari informan, kecuali untuk mengatakan bahwa mereka menggunakan "sumber yang sah untuk mengumpulkan intelijen" sebagai bagian dari penyelidikannya.

Terduga dalang pembunuhan

Pihak berwenang pada Senin (12/7/2021) mengumumkan penangkapan seorang tersangka yang mereka katakan mengatur pembunuhan itu.

Christian Emmanuel Sanon (63 tahun), kelahiran Haiti, memasuki negara itu dengan jet pribadi pada Juni, menurut Kepala Polisi Leon Charles dalam konferensi pers.

Pihak berwenang Haiti mengatakan bahwa Sanon menyewa perusahaan CTU Security yang berbasis di Florida.

Awalnya mereka menduga merekrut orang-orang untuk memberikan keamanan bagi Sanon. Namun misi mereka tampaknya telah berubah setelahnya.

"Dia datang ke Haiti ditemani beberapa orang pada awal Juni, orang-orang ini seharusnya memastikan keamanan dan bisnisnya," kata Charles pada konferensi pers.

"Dia datang dengan niat untuk mengambil alih sebagai Presiden Republik."

Dua tersangka Kolombia yang dibunuh di Haiti oleh polisi juga memiliki hubungan dengan CTU Security, yang dimiliki oleh seorang warga negara Venezuela, kata polisi Kolombia, Senin (12/7/2021).

Mereka telah meminta bantuan dari kantor Interpol AS untuk menyelidiki data perusahaan.

Menurut narasumber CNN, tidak jelas apakah orang-orang yang bekerja sebagai informan penegak hukum AS secara sengaja berpartisipasi dalam rencana pembunuhan atau mengetahui misi tersebut.

Delegasi dari AS, termasuk perwakilan dari Departemen Luar Negeri dan Departemen Keamanan Dalam Negeri AS, kembali dari Port-au-Prince pada Senin (12/7/2021) dan memberi pengarahan kepada Presiden Joe Biden, menurut Gedung Putih.

Biden mengatakan pada Senin (12/7/2021) bahwa dia "mengikuti dengan cermat peristiwa di Haiti," dan bahwa AS "siap untuk terus memberikan bantuan."

Pihak berwenang Haiti telah memberikan rincian terbatas tentang penyelidikan. Tetapi semakin banyak koneksi Florida ke plot pembunuhan itu, tampaknya menggambarkan operasi setidaknya sebagian terencana di AS.

Tiga warga Amerika kini telah ditangkap di Haiti atas dugaan keterlibatan mereka, menurut juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price.

Itu dapat meningkatkan kemungkinan bahwa Departemen Kehakiman AS dapat mengajukan tuntutan terhadap setiap peserta AS dalam plot pembunuhan tersebut.

Pada Senin (12/7/2021), Departemen Kehakiman AS mengatakan akan "menyelidiki apakah ada pelanggaran hukum pidana AS" sehubungan dengan pembunuhan itu.

Pejabat senior telah melakukan penilaian awal, dan departemen akan terus membantu pihak berwenang Haiti untuk menyelidiki "fakta dan keadaan seputar serangan keji ini," kata seorang juru bicara dalam sebuah pernyataan.

https://www.kompas.com/global/read/2021/07/14/152621970/informan-penegak-hukum-as-terkait-dalam-plot-pembunuhan-presiden-haiti

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke