Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ratusan Dokter dan Perawat Ikut Demo Myanmar, Turun ke Jalan sejak Subuh

Mereka berunjuk rasa dengan damai, menghindari konfrontasi dengan aparat keamanan yang menindak keras para demonstran akhir-akhir ini.

Militer dan polisi memakai peluru tajam, gas air mata, dan peluru karet untuk membubarkan massa anti-kudeta Myanmar.

Namun, situasi itu tak menghalangi ratusan dokter dan perawat yang membawa poster Aung San Suu Kyi di Mandalay, kota terbesar kedua di Myanmar yang juga merupakan kota budaya.

Mandalay menjadi lokasi beberapa tindakan mematikan militer Myanmar. Media lokal yang dikutip AFP mengatakan, dokter dan perawat berdemo saat subuh untuk menghindari aparat.

Demo Myanmar oleh dokter dan perawat ini dilakukan sehari setelah empat pedemo tewas di tangan polisi.

Dua kematian terjadi di Yangon, menurut keterangan Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik (AAPP).

Para pedemo lalu menyalakan lilin di kota Kale tadi malam, dan menbuat tanda-tanda di jalan agar PBB bertindak untuk menghentikan kudeta Myanmar.

Hampir 250 kematian dikonfirmasi dalam beberapa minggu sejak kudeta Myanmar terjadi, menurut AAPP, meski jumlah sebenarnya bisa lebih tinggi.

Kemudian lebih dari 2.300 pengunjuk rasa ditahan, kata kelompok tersebut.

Kecaman internasional oleh AS, Uni Eropa, dan PBB sejauh ini tidak menghentikan pertumpahan darah di Myanmar.

Para menteri luar negeri di Uni Eropa diperkirakan akan menjatuhkan sanksi terhadap 11 petinggi militer saat rapat pada Senin (22/3/2021).

https://www.kompas.com/global/read/2021/03/21/151826370/ratusan-dokter-dan-perawat-ikut-demo-myanmar-turun-ke-jalan-sejak-subuh

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke