Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Berpotensi Tinggi dalam Bahaya, Pangeran Harry Butuh Rp 200,7 Juta Per Hari untuk Keamanan

LONDON, KOMPAS.com - Pangeran Harry butuh Rp 200,7 juta per hari untuk membayar sistem keamanan, mengingat ia adalah salah satu "keluarga kerajaan yang paling dalam bahaya" karena tugasnya dahulu di militer Inggris.

Menyusul pemberitaan viral soal sikap rasial yang diterima Pangeran Harry dan istrinya oleh keluarga Kerajaan Inggris terhadap anak mereka dan dicabutnya sistem keamanan kerajaan untuk mereka, muncul kembali kabar potensi ancaman teror berbahaya terhadap sang pangeran.

Melansir Mirror pada Jumat (12/3/2021), mantan tentara Special Air Service (SAS), Bob Craft, sebagai pakar keamanan mengonfirmasi, tingginya ancaman keamanan terhadap Pangeran Harry.

"Sebagai pangeran, Harry jelas menjadi target penculikan, terorisme, dan berbagai macam ancaman, tapi tugas dinas militernya (dahulu) menambah itu (ancaman)," ujar Craft.

Menurut Craft, Pangeran Harry butuh beberapa bantuk keamanan untuk jangka waktu yang lama.

"Terutama, seperti yang diketahui dia bertugas di Afghanistan dan dikebal sebagai target saat berada di luar sana," ucapnya.

Hampir sepuluh tahun yang lalu seorang senior militan Taliban mengklaim dalam sebuah wawancara dengan Daily Mirror bahwa anak buahnya telah merencanakan untuk menargetkan Harry berkali-kali, selama ia berada di Afghanistan.

Qari Nasrullah, seorang pemimpin Taliban di Afghanistan, berkata," Ada banyak rencana untuk menangkapnya, mungkin ia beruntung dapat lolos."

Melansir The Guardian pada Selasa (9/3/2021), Pangeran Harry yang mundur dari tugas militer Inggris tidak menghilangkan potensi ancaman tinggi terhadapnya dan keluarga intinya.

Terlebih, setelah wawancara blak-blakan yang ia dan istrinya, Meghan Markle, lakukan dengan Oprah Winfrey.

Robert Quick, mantan kepala kontra-terorisme Scotland Yard, yang komandonya bertugas juga sebagai spesialis perlindungan kerajaan, mengatakan bahwa ada banyak sumber ancaman terhadap Harry dan keluarganya.

"Mereka adalah target penculikan untuk tujuan politik atau motif kebencian," kata Quick.

"Anda tidak dapat mengubah siapa mereka atau sejarah mereka," terangnya.

Simon Morgan adalah petugas perlindungan pribadi untuk beberapa bangsawan, termasuk Pangeran Harry dari 2007 hingga 2013.

Morgan mengatakan bahwa Harry mengenal penjaga keamanannya, karena beberapa telah bersamanya bertahun-tahun dan telah terikat dengan hidupnya.

"Itu adalah peran kepercayaan, Anda membangun hubungan dnegan prinsip Anda. Jadi, Anda dapat pahami bagaimana cemasnya ketika detail perlindungan untuk Anda dicabut," ujar Morgan.

Keputusan tentang siapa yang mendapat perlindungan dibuat oleh komite eksekutif kerajaan dan VIP, yang terdiri dari pegawai negeri sipil senior, keluarga kerajaan dan petugas senior Scotland Yard.

Ditambah dengan masukan dari dinas keamanan Inggris. Perlindungan yang diberikan disesuaikan dengan ancaman dan mempertimbangkan biaya yang harus ditanggung publik.

"Itu bukan keputusan keluarga kerajaan, ini bukan hadiah yang bisa diberikan atau diambil Ratu," ucapnya.

Keluarnya Pangeran Harry dari Kerajaan Inggris dan dicabutnya sistem perlindungan kerajaan darinya dan keluarganya, tentu membuat ia harus menanggung sendiri kebutuhan keamanan.

Morgan, yang sekarang menjalankan perusahaan keamanan pribadinya sendiri, mengatakan bahwa pasangan tersebut dapat mengeluarkan biaya sebesar 5.000 - 10.000 poundsterling (Rp 100,3 juta - 200,7 juta) per hari.

Sehingga, sekitar 2,5 juta poundsterling (Rp 50,2 miliar) untuk setahun, dengan biaya yang meningkat ketika mereka bepergian.

Paket itu lebih dari sekedar pengawal dengan senjata tersembunyi.

Itu untuk meniru perlindungan yang mereka miliki saat bekerja sebagai bangsawan, seperti pengemudi yang terlatih khusus, keamanan perumahan dan keamanan siber, serta kecerdasan dalam menghadapi ancaman apa pun.

https://www.kompas.com/global/read/2021/03/12/143623770/berpotensi-tinggi-dalam-bahaya-pangeran-harry-butuh-rp-2007-juta-per-hari

Terkini Lainnya

Rangkuman Hari Ke-791 Serangan Rusia ke Ukraina: Bantuan Baru AS | Kiriman Rudal ATACMS

Rangkuman Hari Ke-791 Serangan Rusia ke Ukraina: Bantuan Baru AS | Kiriman Rudal ATACMS

Global
AS Diam-diam Kirim Rudal Jarak Jauh ATACMS ke Ukraina, Bisa Tempuh 300 Km

AS Diam-diam Kirim Rudal Jarak Jauh ATACMS ke Ukraina, Bisa Tempuh 300 Km

Global
[POPULER GLOBAL] Demo Perang Gaza di Kampus Elite AS | Israel Tingkatkan Serangan

[POPULER GLOBAL] Demo Perang Gaza di Kampus Elite AS | Israel Tingkatkan Serangan

Global
Biden Teken Bantuan Baru untuk Ukraina, Dikirim dalam Hitungan Jam

Biden Teken Bantuan Baru untuk Ukraina, Dikirim dalam Hitungan Jam

Global
Israel Serang Lebanon Selatan, Sasar 40 Target Hezbollah

Israel Serang Lebanon Selatan, Sasar 40 Target Hezbollah

Global
Situs Web Ini Tawarkan Kerja Sampingan Nonton Semua Film Star Wars, Gaji Rp 16 Juta

Situs Web Ini Tawarkan Kerja Sampingan Nonton Semua Film Star Wars, Gaji Rp 16 Juta

Global
Wanita Ini Didiagnosis Mengidap 'Otak Cinta' Setelah Menelepon Pacarnya 100 Kali Sehari

Wanita Ini Didiagnosis Mengidap "Otak Cinta" Setelah Menelepon Pacarnya 100 Kali Sehari

Global
Kakarratul, Tikus Tanah Buta yang Langka, Ditemukan di Pedalaman Australia

Kakarratul, Tikus Tanah Buta yang Langka, Ditemukan di Pedalaman Australia

Global
Kisah Truong My Lan, Miliarder Vietnam yang Divonis Hukuman Mati atas Kasus Penipuan Bank Terbesar

Kisah Truong My Lan, Miliarder Vietnam yang Divonis Hukuman Mati atas Kasus Penipuan Bank Terbesar

Global
Wakil Menteri Pertahanan Rusia Ditahan Terkait Skandal Korupsi

Wakil Menteri Pertahanan Rusia Ditahan Terkait Skandal Korupsi

Global
Olimpiade Paris 2024, Aturan Berpakaian Atlet Perancis Berbeda dengan Negara Lain

Olimpiade Paris 2024, Aturan Berpakaian Atlet Perancis Berbeda dengan Negara Lain

Global
Adik Kim Jong Un: Kami Akan Membangun Kekuatan Militer Luar Biasa

Adik Kim Jong Un: Kami Akan Membangun Kekuatan Militer Luar Biasa

Global
Bandung-Melbourne Teken Kerja Sama di 5 Bidang

Bandung-Melbourne Teken Kerja Sama di 5 Bidang

Global
Mengenal Batalion Netzah Yehuda Israel yang Dilaporkan Kena Sanksi AS

Mengenal Batalion Netzah Yehuda Israel yang Dilaporkan Kena Sanksi AS

Global
Mengapa Ukraina Ingin Bergabung dengan Uni Eropa?

Mengapa Ukraina Ingin Bergabung dengan Uni Eropa?

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke