Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Perempuan Berdaya: Nakano Takeko, Samurai Wanita Tangguh yang Dipenggal Kepalanya oleh Saudara Sendiri

KOMPAS.com - Tiga tahun setelah perang Sipil Amerika, seorang samurai wanita berusia 21 tahun bernama Nakano Takeko terbunuh setelah melakukan pertarungan epik dengan polearm berbilah besar melawan pasukan musuh.

Nakano Takeko lahir di Edo (sekarang Tokyo) pada April 1847. Dia adalah putri tertua Nakano Heinai, seorang pejabat Aizu, dan istrinya, K?ko.

Nakano lahir di mana keterampilan militer yang hebat ada di keluarga Samurai. Mereka menunjukkan kesetiaan kepada Keshogunan Tokugawa yang berkuasa.

Keshogunan Tokugawa atau Keshogunan Edo adalah pemerintahan militer feodalisme di Jepang yang didirikan oleh Tokugawa Ieyasu dan secara turun temurun dipimpin oleh shogun keluarga Tokugawa.

Melansir Samurai Land, Nakano muda sudah menunjukkan keunggulan di bidang akademis dan seni bela diri sejak dia berlatih di usia 6 tahun.

Selain belajar bela diri, ia juga belajar sastra, puisi, seni, dan ia senang mendengarkan cerita tentang samurai kuno di seluruh Jepang feodal.

Melansir The Female Soldier, cerita favoritnya adalah tentang samurai wanita Tomoe Gozen dan cerita Tomoe menjadi inspirasinya.

Dia juga menjadi instruktur yang terampil dalam penggunaan naginata, polearm berbilah.

Akaoka Daisuke adalah guru Nakano yang melatihnya tentang sastra dan seni bela diri. Dia juga mengadopsinya sejak kecil.

Beranjak dewasa, Nakano bekerja dengan Akaoka. Dia mengajar seni bela diri dengan keahlian dalam menggunakan Naginata, polearm berbilah.

Itu telah menjadi senjata pilihannya di kemudian hari, begitu juga dengan para pengikutnya.

Nakano meninggalkan ayah angkatnya ketika dia berusia 16 tahun karena dia berusaha mengatur pernikahan untuknya.

Akaoka ingin menikahkan Nakano dengan keponakannya, tapi Nakano menolaknya.

Melansir The Female Soldier, Nakano akhirnya kembali ke keluarga asalnya di Aizu, wilayah paling barat di Prefektur Fukushima, Jepang, pada 1868.

Perang Boshin

Antara 1868 sampai 1869, Perang Boshin pecah. Perang ini juga disebut Perang Tahun Naga.

Perang Boshin dimulai antara Keshogunan Tokugawa yang berkuasa dan pendukung Istana Kekaisaran.

Meskipun Shogun menyerah pada Mei 1868, tapi beberapa pasukan Keshogunan terus berjuang. Tentara mundur di Aizu.

Akhirnya, samurai wanita itu bergabung dalam pertempuran yang berlangsung di Aizu, untuk memukul mundur pasukan Kekaisaran setelah pengepungan selama sebulan.

Keikutsertaan Nakano dalam perang itu dilakukan secara rahasia, karena pengikut Aizu tidak mengizinkan wanita untuk bertempur.

Selama era ini, pembatasan gender sangat kental.

Peran perempuan dalam pertempuran hanya memasak, merawat yang terluka, dan membuat peluru. Kadang-kadang, mereka juga akan menyiram bola meriam musuh yang tidak meledak.

Nakano yang tidak ingin tinggal diam dan ingin bergabung dengan perjuangan para samurai, akhirnya membentuk unit tidak resmi yang terdiri dari 20 wanita, yang disebut Joshitai.

Anggota Joshitai termasuk ibu, Nakano Koko, dan saudara perempuannya, Nakano Yuko. Joshitai bertarung dengan mempersenjatai diri dengan Naginata.

Di bawah komandonya, Nakano memimpin J?shitai untuk menyerang tentara Kekaisaran. Ketika tentara Kekaisaran melihat para wanita menyerang, mereka menahan tembakan.

Mereka tidak pernah mengira wanita-wanita ini bisa bertarung.

Joshitai mampu membunuh banyak musuh laki-laki. J?shitai bertempur dengan keberanian dan kemandirian.

Nakano yang terampil bertarung tidak takut di medan perang. Dia mampu membunuh 172 prajurit Kekaisaran, seperti yang dilansir dari Samurai Land.

Di tengah pertempurannya dengan 5 tentara Kekaisaran, Nakano tertembak di dada.

Permintaan Nakano yang sekarat

Yuko menyaksikan Nakano yang tertembak dan bergegas ke arahnya.
Nakano yang sekarat tidak sudi pihak lawan mengambil kepalanya sebagai piala.

Jadi, dia meminta saudaranya untuk memenggal kepalanya. Yuko pun melakukan permintaa terakhir Nakano.

Yuko kemudian mengibur kepala Nakano di bawah pohon pinus di kuil Hokai-Ji yang terletak di Aizubange, Fukushima.

Setelah perang berlalu, sebuah monumen didirikan di sana untuk menghormati Nakano, perempuan berdaya yang pemberani dalam sejarah Jepang. 

Selama Festival Musim Gugur Aizu tahunan, sekelompok gadis muda mengambil bagian dalam prosesi untuk memperingati aksi Nakano dan kelompok prajurit wanita.

Kekalahan Keshogunan

Dalam perang Boshin, pasukan shogun kalah oleh pasukan Kekaisaran yang bersenjata lebih baik.

Setelah kekalahan dalam pertempuran Boshi itu bukan menjadi akhir dari perjuangan ibu dan saudara perempuan Nakano.

Melansir Samurai Land, Koko dan Yuko yang memasuki kastil Tsuraga, bergabung dengan Yamamoto Yae.

Kelompok itu terdiri dari para wanita kuat lainnya yang nantinya menorehkan sejarah Jepang.

Namun, pada 1868 Keshogunan menemui ajalnya. Bersamaan dengan itu muncullah Restorasi Meiji.

https://www.kompas.com/global/read/2020/12/31/104324070/perempuan-berdaya-nakano-takeko-samurai-wanita-tangguh-yang-dipenggal

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke