Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Arab Saudi Yakin Relasi dengan AS di Bawah Kepemimpinan Biden Bakal "Bersahabat"

Saudi, yang merupakan sekutu utama Presiden Donald Trump di Timur Tengah sebelumnya sempat khawatir dengan kemenangan Biden di Pilpres AS 3 November lalu.

Sebabnya, mantan Senator Delaware itu sempat mengutarakan ancaman bakal menjadikan Saudi sebagai "negara pariah" menyusul dugaan pelanggaran HAM.

Namun Menteri Negara untuk Urusan Luar Negeri Adel al-Jubeir dalam wawancaranya dengan CNN berujar, mereka menganggap Presiden AS sebagai teman.

"Apakah dia dari Partai Republik atau Demokrat, kami menganggap Presiden AS sebagai teman," kata al-Jubeir dalam wawancara yang dirilis di akhir pekan.

Dia menuturkan pengalaman politik Biden begitu kaya, mengingat dia menjadi Senator Delaware selama 36 tahun, dari 1973 hingga 2009.

"Saya tidak melihat bakal terjadi perubahan besar di bagian kebijakan luar negeri Amerika Serikat," ujar al-Jubeir dikutip AFP Minggu (22/11/2020).

Komentar al-Jubeir muncul ketika Arab Saudi menjadi tuan rumah KTT G-20, dan menjadi kali pertama bagi negara Arab menyelenggarakannya.

Para pegiat HAM menyoroti kepercayaan yang diberikan pemimpin dunia kepada Saudi, mengingat negara kaya minyak itu mempunyai catatan merah di penegakan HAM.

Selama ini, Presiden Trump dan menantu sekaligus penasihatnya, Jared Kushner, berhubungan baik dengan Putra Mahkota Mohammed bin Salman.

Namun, pangeran berjuluk MBS itu diyakini bakal berada dalam posisi tidak menguntungkan dengan Barat jika Biden resmi dilantik pada 20 Januari mendatang.

MBS diprediksi bisa terisolasi dari pergaulan internasional. Tantangan sulit di tengah agendanya melakukan reformasi negara.

Belum lagi tantangan lain yang harus dihadapi seperti menangani kelompok pemberontak Houthi di Yaman, hingga menangkal kalangan oposisi.

Saat berkampanye, Biden sempat mengungkapkan ancaman dia bakal menjadikan negara yang dijuluki petrodolla itu menjadi "pariah".

Para pengamat Saudi menuturkan, bisa jadi ancaman itu hanyalah gertak sambal. Sebab pada Pilpres AS 2016, Trump pernah mengucapkan pernyataan serupa.

Namun begitu dia resmi menjabat pada 20 Januari 2017, relasi presiden berusia 74 tahun tersebut dengan Riyadh begitu cair.

Adel al-Jubeir mengatakan, mereka akan menjalin relasi erat dengan siapa pun Presiden AS setelah dia resmi dilantik, dan menaruh harapan besar padanya.

Dia menuturkan bahwa relasi bilateral sangat diperlukan baik dalam sektor keamanan ekonomi global, keamanan energi, hingga terhadap dunia Muslim.

https://www.kompas.com/global/read/2020/11/22/221908170/arab-saudi-yakin-relasi-dengan-as-di-bawah-kepemimpinan-biden-bakal

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke