Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Pensiunan Ini Baru Tahu Kalau Tinggal dengan 80.000 Ekor Lebah Madu di Rumahnya

NEW YORK, KOMPAS.com - Tom Egel (91) menjadi terkenal di lingkungannya bukan hanya karena sosoknya yang ramah namun juga karena 'anggota keluarga unik' yang ada di dinding rumahnya.

Melansir CBS New York, anggota 'unik' itu tak lain adalah 80.000 ekor lebah madu. 

"Ada lebah madu di rumah saya sejak 40-50 tahun yang lalu, tapi saya tidak meperhatikannya sampai saya pensiun," ujar Egel.

Dulu, Egel punya usaha toko perangkat keras, tapi kemudian dia pensiun dan menikmati masa tuanya bersama sang istri. Namun, sayangnya, sang istri sudah meninggal 6 tahun lalu.

"Dia bahkan tidak tahu menahu soal lebah," ujar Egel.

Egel sendiri tahu bahwa di rumahnya terdapat banyak lebah setelah mendengar dengung dan mencium aroma madu.

"Saat itu pak pos pengantar surat mengeluhkan bunyi dengung dan mencium aroma madu, jadi saya harus memindahkan kotak surat ke pintu samping."

Egel pun berinisiatif untuk memanggil pakar. Anthony Planakis, yang dikenal sebagai "Tony Bees" adalah seorang pensiunan detektif New York Police Department (NYPD).

Planakis mengaku merasakan pengalaman istimewa ketika memasuki rumah Egel. "Bagus sekali. Rasanya seperti berjalan melewati sarang lebah."

Planakis membawa timnya. Mereka memakai alat pelindung dan mulai bekerja. Mereka juga membawa kamera pencitraan termal dan endoskopi untuk merekam di balik batu dan semen

Planakis dan timnya mengenakan alat pelindung dan mulai bekerja, menggunakan kamera pencitraan termal dan endoskopi, untuk berada di balik batu dan semen.

“Saya sebenarnya merasa tidak enak karena mereka melakukan kamuflase yang sangat bagus,” kata Planakis. "Kami basah kuyup dari ujung kepala sampai ujung kaki karena madu".

Lebah madu, penyerbuk tanaman terpenting di dunia, terancam punah. Koloni ini telah diselamatkan, memiliki rumah baru di Queens, dan berkembang pesat, setelah menghabiskan beberapa generasi di rumah Egel.

Planakis mengatakan kepada lebah-lebah itu, "Dengar, saya akan memindahkan kalian dari sini ke tempat yang lebih baik."

“Saya membawa mereka ke Astoria dan mereka membudidayakan lebah-lebah itu untuk memanen madu,” kata Egel.

Sarang madu dan zat lilin berlebih menghasilkan lilin, lip balm, krim tangan, dan masih banyak lagi.

“Saya suka lebah madu. (Kesukaan) saya itu sudah menjadi bagian dari hidup saya, passion saya,” kata Planakis.

“Tapi (masalahnya) mereka tidak membayar sewa. Itu satu-satunya masalah," kelakar Egel. Tidak ada uang sewa memang. Tapi mereka meninggalkan warisan kenangan.

https://www.kompas.com/global/read/2020/09/05/154506470/pensiunan-ini-baru-tahu-kalau-tinggal-dengan-80000-ekor-lebah-madu-di

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke