Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Pria Autis di Palestina Ditembak Mati, Menhan Israel Minta Maaf

Iyad Halaq tewas pada Sabtu (30/5/2020) di Yerusalem Timur ketika dia sedang berjalan menuju sekolah berkebutuhan khusus.

Dalam klaim kepolisian Israel, pria berusia 32 tahun itu ditembak mati dianggap membawa senjata dan mengabaikan perintah untuk berhenti.

Namun ketika diperiksa, Iyad diketahui tak bersenjata. Menhan Benny Gantz pun mengaku menyesalkan adanya insiden tersebut.

"Kami minta maaf atas peristiwa tertembaknya Iyad Halaq, dan tentu saja kami berbagi duka dengan keluarga mendiang," jelasnya.

Menhan Israel berusia 60 tahun itu menambahkan, kepolisian akan berusaha untuk menggunakan kekuatan guna mengurangi jatuhnya korban.

Dalam beberapa pekan terakhir, tensi semakin tinggi setelah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu berencana menduduki sebagian Tepi Barat.

Otoritas Palestina mengumumkan mereka tak lagi terikat perjanjian baik dengan Israel maupun AS, termasuk yang berhubungan dengan keamanan.

Dilansir BBC Senin (1/6/2020), Iyad Halaq setiap hari berjalan dari rumahnya di Wadi al-Joz menuju pusat Elwyn El Quds, sekolah bagi penyandang disabilitas.

Sepupu Iyad, Dr Hatem Awiwi, mengungkapkan pria itu mempunyai penurunan fungsi menuju spektrum autis, dan sulit berkomunikasi dengan orang lain.

"Dia tidak tahu polisi. Dia hanya melihat orang asing dan kemudian kabur. Saat itulah dia ditembak mati," kata Awiwi kepada Haaretz.

Saat kejadian, juru bicara kepolisian menerangkan anggota mereka tengah berpatroli di Kota Tua saat melihat Iyad, dan mengiranya membawa benda seperti pistol.

Saat itu, penegak hukum meneriakinya agar berhenti. Tapi, Iyad kemudian berlari. Saat dikejar itulah, dia kemudian ditembak dan tewas.

"Tidak ada senjata yang ditemukan di area itu setelah dilakukan penyisiran," kata kepolisian. Hasil autopsi menyatakan Iyad tertembak dua kali di dada.

Kuasa hukum keluarga Iyad, Jad Qadmani, menuturkan temuan baik dari investigasi dan autopsi menekankan keyakinan polisi sudah berbuat kejahatan.

"Kami berharap mereka yang bertanggung jawab dalam investigasi ini segera bertindak, dan menempatkan polisi itu ke pengadilan," ujar Qadmani.

Sekretaris Jenderal Organisasi Pembebasan Palestina (PLO), Saab Erekat, menyatakan kejahatan ini tidak akan diproses secara serius.

Kecuali, dunia berhenti memperlakukan Tel Aviv sebagai negara yang berada di atas hukum. Dia membandingkannya dengan pembunuhan George Floyd di AS.

Kematian Iyad membangkitkan kemarahan publik, di mana baik warga Palestina maupun Israel melakukan unjuk rasa di Yerusalem, Tel Aviv, maupun Jaffa.

Sebagian membawa poster bertuliskan "Keadilan untuk Iyad", maupun "Palestinian Lives Matter", meniru pergerakan Black Lives Matter di AS.

https://www.kompas.com/global/read/2020/06/02/151801570/pria-autis-di-palestina-ditembak-mati-menhan-israel-minta-maaf

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke