Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

5 Kasus Honor Killings Tersadis yang Sempat Menghebohkan Dunia

Pasalnya, gadis belia itu dibunuh secara brutal oleh ayah kandungnya sendiri, yang tidak setuju anaknya menikahi pria berusia 35 tahun.

Honor killings adalah istilah yang digunakan untuk menyebut kasus pembunuhan anggota keluarga yang dianggap telah mencemari nama baik keluarga.

Human Rights Watch mengatakan, motif paling umum dalam honor killings karena korban:

  • Menolak pernikahan yang sudah diatur
  • Korban kekerasan seksual atau pemerkosaan
  • Melakukan hubungan seksual di luar nikah, bahkan jika hanya dugaan

Akan tetapi pembunuhan juga bisa dilakukan karena alasan yang lebih sepele, seperti berpakaian dengan cara yang dianggap tidak pantas, atau menunjukkan perilaku yang dianggap tidak taat.

Kasus honor killings memang marak terjadi di Timur Tengah, tapi di negara-negara lain kasus yang sama juga pernah muncul.

Sebelum kasus Romina Ashrafi di Iran, berikut adalah rangkuman 5 kasus honor killings tersadis yang pernah memghebohkan dunia.

1. Ditembak mati karena dicium lelaki

Kasus ini terjadi pada Kamis (14/5/2020) di Peshawar, Pakistan.

Korban adalah dua perempuan usia 20-an tahun yang dibunuh oleh anggota keluarganya sendiri, yakni ayah dari korban pertama dan kakak laki-laki dari korban kedua.

Keduanya dieksekusi di sebuah distrik dekat perbatasan Afghanistan, setelah beredar video pendek mereka dicium oleh seorang pria.

CBS News pada Selasa (19/5/2020) memberitakan, polisi masih memburu dua tersangka lain yang diyakini terlibat dalam pembunuhan ini.

2. Dipukul dengan bata karena kawin lari dan hamil

Farzana Parveen (30) pada Mei 2014 tewas dengan cara yang mengenaskan. Ia dipukuli dengan batu bata dan tongkat, karena kawin lari dan hamil.

Pelaku pembunuhan adalah ayah Parveen, saudara laki-lakinya, sepupu, dan mantan tunangan Parveen.

Insiden bermula saat Parveen membela suaminya, Muhammad Iqbal, di pengadilan, yang digugat oleh keluarga Parveen telah menculiknya.

Parveen membantah tuduhan itu, dengan mengatakan ia menikah atas keinginannya sendiri.

Di luar pengadilan, perkelahian lalu terjadi antara sekitar 20 anggota keluarga Parveen dan 10-15 anggota keluarga Iqbal.

BBC melaporkan Parveen dipukul dengan bata tiga kali dan terluka parah, Ia berhasil melarikan diri, tapi nyawanya tak tertolong saat petugas datang.

Sebanyak empat orang pelaku dijatuhi hukuman mati oleh pengadilan Pakistan atas keterlibatannya dalam kasus ini.

3. Pria gay ditembak mati ayah kandungnya

Tidak selamanya perempuan yang menjadi korban honor killings. Ahmet Yildiz (26) contohnya, yang dibunuh ayahnya sendiri karena memilih jalan hidup sebagai pria gay.

Dilansir dari New York Times, kasus pembunuhan ini terjadi pada Juli 2008 di Istanbul, Turki.

Ayahnya, Yahya Yildiz, berangkat dari kota kelahirannya yang berjarak hampir 1.000 kilometer jauhnya dari Istanbul, untuk menembak Ahmet di Istanbul.

Ia ditembak lima kali ketika meninggalkan apartemennya untuk membeli es krim, Seorang saksi mata mengatakan, puluhan tetangga menyaksikan penembakan itu dari jendela rumah mereka, tapi tidak ada yang berani ikut campur.

Setelah tewas, jenazah Ahmet bahkan tidak diklaim oleh keluarganya sendiri.

4. Pembunuhan Manoj dan Babli

Juni 2007, pasangan suami istri Manoj dan Babli dibunuh secara brutal oleh keluarga Babli. Sebab, keduanya menikah di gotra (klan) yang sama.

Akibatnya, pada Maret 2010 pengadilan distrik Kamal menjatuhkan hukuman mati pada lima anggota keluarga Babli, yakni kakak laki-lakinya Suresh, pamannya Rajender dan Baru Ram, serta sepupunya Satish dan Gurdev.

Hukuman juga menimpa pemimpin khap (perwakilan klan) Banawala yakni Ganga Raj yang diganjar hukuman penjara seumur hidup karena menetaskan konspirasi.

Sopir Mandeep Singh juga tak luput dari hukuman karena turut terlibat. Ia dipenjara 7 tahun.

Namun The Hindu pada 12 Maret 2011 memberitakan, Pengadilan Tinggi Punjab dan Haryana mengubah hukuman mati yang dijatuhkan ke empat terpidana menjadi penjara seumur hidup.

Ganga Raj yang dikatakan sebagai konspirator utama dan Satish dibebaskan.

5. Samia Sarwar ditipu ibu kandungnya

Mundur jauh ke belakang, kasus honor killings sudah menggegerkan Pakistan pada 1999.

Korbannya adalah Samia Sarwar (28), ibu dari dua anak kecil yang ingin cerai karena dipukuli suaminya.

Sang ibu, Samia Imran, berjanji akan membantu putrinya, tapi ia menipunya dengan justru menyewa pembunuh bayaran.

Samia menikah dengan sepupunya saat berusia 17 tahun, dalam pernikahan yang telah diatur keluarganya. Selama bertahun-tahun ia hidup dalam kekerasan rumah tangga.

Samia mengaku sempat dilempar ke tangga oleh suaminya saat ia hamil anak keduanya. Ia lalu kembali ke rumah orangtuanya yang sangat konservatif.

Saat kuliah di Universitas Peshawar, Samia sempat memohon ke orang tuanya untuk membantunya bercerai.

Setelah terjadi tarik ulur dan adu argumen, ibunya bilang setuju untuk bertemu Samia di kantor pengacaranya pada 6 April 1999.

Namun bukannya memegang teguh janjinya, ibu Samia justru membawa seorang pria bersenjata ke pertemuan itu.

Ketika Samia berdiri menyambut ibunya, pria itu menembakkan dua tembakan cepat ke kepala dan dada Samia.

Samia tewas seketika, dan "ibunya bahkan tidak melihatnya," kata pengacara Samia, Hina Jilani dikutip dari LA Times.

Sebelum tewas Samia sempat berkata, "Mereka akan membunuhku... Mereka ingin menjaga kehormatan suku. Itu lebih penting daripada nyawaku."

https://www.kompas.com/global/read/2020/05/28/225135270/5-kasus-honor-killings-tersadis-yang-sempat-menghebohkan-dunia

Terkini Lainnya

Rangkuman Hari Ke-791 Serangan Rusia ke Ukraina: Bantuan Baru AS | Kiriman Rudal ATACMS

Rangkuman Hari Ke-791 Serangan Rusia ke Ukraina: Bantuan Baru AS | Kiriman Rudal ATACMS

Global
AS Diam-diam Kirim Rudal Jarak Jauh ATACMS ke Ukraina, Bisa Tempuh 300 Km

AS Diam-diam Kirim Rudal Jarak Jauh ATACMS ke Ukraina, Bisa Tempuh 300 Km

Global
[POPULER GLOBAL] Demo Perang Gaza di Kampus Elite AS | Israel Tingkatkan Serangan

[POPULER GLOBAL] Demo Perang Gaza di Kampus Elite AS | Israel Tingkatkan Serangan

Global
Biden Teken Bantuan Baru untuk Ukraina, Dikirim dalam Hitungan Jam

Biden Teken Bantuan Baru untuk Ukraina, Dikirim dalam Hitungan Jam

Global
Israel Serang Lebanon Selatan, Sasar 40 Target Hezbollah

Israel Serang Lebanon Selatan, Sasar 40 Target Hezbollah

Global
Situs Web Ini Tawarkan Kerja Sampingan Nonton Semua Film Star Wars, Gaji Rp 16 Juta

Situs Web Ini Tawarkan Kerja Sampingan Nonton Semua Film Star Wars, Gaji Rp 16 Juta

Global
Wanita Ini Didiagnosis Mengidap 'Otak Cinta' Setelah Menelepon Pacarnya 100 Kali Sehari

Wanita Ini Didiagnosis Mengidap "Otak Cinta" Setelah Menelepon Pacarnya 100 Kali Sehari

Global
Kakarratul, Tikus Tanah Buta yang Langka, Ditemukan di Pedalaman Australia

Kakarratul, Tikus Tanah Buta yang Langka, Ditemukan di Pedalaman Australia

Global
Kisah Truong My Lan, Miliarder Vietnam yang Divonis Hukuman Mati atas Kasus Penipuan Bank Terbesar

Kisah Truong My Lan, Miliarder Vietnam yang Divonis Hukuman Mati atas Kasus Penipuan Bank Terbesar

Global
Wakil Menteri Pertahanan Rusia Ditahan Terkait Skandal Korupsi

Wakil Menteri Pertahanan Rusia Ditahan Terkait Skandal Korupsi

Global
Olimpiade Paris 2024, Aturan Berpakaian Atlet Perancis Berbeda dengan Negara Lain

Olimpiade Paris 2024, Aturan Berpakaian Atlet Perancis Berbeda dengan Negara Lain

Global
Adik Kim Jong Un: Kami Akan Membangun Kekuatan Militer Luar Biasa

Adik Kim Jong Un: Kami Akan Membangun Kekuatan Militer Luar Biasa

Global
Bandung-Melbourne Teken Kerja Sama di 5 Bidang

Bandung-Melbourne Teken Kerja Sama di 5 Bidang

Global
Mengenal Batalion Netzah Yehuda Israel yang Dilaporkan Kena Sanksi AS

Mengenal Batalion Netzah Yehuda Israel yang Dilaporkan Kena Sanksi AS

Global
Mengapa Ukraina Ingin Bergabung dengan Uni Eropa?

Mengapa Ukraina Ingin Bergabung dengan Uni Eropa?

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke