(DIY – KULON PROGO)20230529K71-12: Ketika Sandiaga Uno Meracik Dawet Sambel Kuliner Khas Kulon Progo, Yang Mencicipi Bilang Kemanisan
Isi: Kuliner khas Kulon Progo
Penulis: Dani J
Hp: 08115307234
Foto&caption:
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno meracik dawet sambel di Taman Budaya Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.
KULON PROGO, KOMPAS.com – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno coba meracik dawet sambel di Taman Budaya Kulon Progo (TBK), Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Dawet sambel merupakan makanan khas Kapanewon (kecamatan) Girimulyo, Kulon Progo. Kuliner ini punya cita rasa manis, gurih, dan pedas.
Dawet sambel termasuk sebagai Warisan Budaya Tak Benda Nasional (WBTB) oleh Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan Direktorat Jendral Kebudayaan pada 2019.
Baca juga:
Ketika Sandiaga meracik dawet sambel, ia menyendok terlalu banyak nira kelapa sehingga jadi sangat manis.
Kepala Kepolisian Resor Kulon Progo, Ajun Komisaris Besar Nunuk Setiyowati mencicipi dawet yang diracik Sandiaga.
“Terlalu manis. Seharusnya dikurangi rasa manisnya,” kata Kapolres Nunuk di Taman Budaya Kulon Progo, Minggu (28/5/2023).
Sandiaga meracik dawet sambel menjadi penghujung sebuah acara workshop yang berlangsung di rumah joglo TBK. Ratusan pengusaha mikro kecil menengah (UMKM) hadir mengikuti workshop itu.
Di akhir workshop itu, Sandiaga menerima tantangan pegiat UMKM dawet sambel dari Pedukuhan Sokomoyo, Kalurahan Jatimulyo, Girimulyo, untuk meracik semangkuk dawet sambal.
Dawet sambel terdiri dari dawet, cambah, tahu goreng dan air nira dalam satu mangkuk. Tidak lupa ditambahkan dengan sambal.
Alhasil, Kapolres Nunuk yang mendapat kesempatan mencicip racikan itu mengaku panganan terlalu manis.
Sandiaga ke Kulon Progo untuk kunjungan ke Desa Wisata Hargotirto, Senin (29/5/2023) hari ini.
Lawatannya ke desa inuli sebagai bagian dari menyambangi satu dari puluhan desa wisata terbaik dengan tema Desa Wisata Indonesia Bangkit.
Baca juga:
Kuliner ini racikan antara dawet yang terbikin dari tepung ganyong; dengan taburan kecambah, potongan tahu, kubis, seledri dan diberi sambal berupa bumbu kacang pedas. Diakhiri dengan siraman nira kelapa manis.
Bahan tidak boleh asal dicampur. Bila ada kelebihan takaran maka akan berasa tajam di lidah. Misal, kalau kelebihan sambal tentu sangat pedas atau kelebihan nira akan terlalu manis.
Suhandri, pemilik dawet sambel Nyipon di Sokomoyo, mengungkapkan bahwa rasa dawet sambel itu manis dengan sedikit asam dari nira, dan pedas sesuai selera. Tepung ganyong membuat tekstur dawet lebih lembut ketimbang tepung lain.
“Cara menyajikan dawetnya lebih banyak. Baru ditambahkan potongan tahu, tauge dan lainnya. Baru diberi sedikit nira manis. Sambal sesuai selera,” kata Suhardi.
Sejatinya dengan takaran racik yang pas, rasanya bakal sangat nikmat
“Kalau (nira) kebanyakan maka akan manis sekali karena ada takarannya. Waktu Pak Sandi, racikannya pas, tapi menuang agak banyak nira sehingga Bu Kapolres merasa kemanisan,” kata Suhardi.
Suhandri menjual dawet sambel di Pasar Jatimulyo saban Rabu dan Sabtu. Pembelinya tentu antre.
Cita rasa itu berawal sekitar 60 tahun yang lalu, ketika dawet sambel inj dicetuskan seorang penjual pecel, Simbah Wagiyem, asal Sokomoyo. Sajian awal sederhana saja.
Banyak orang cocok dengan rasa pedas dan manis dari kelapa dan kacang. Mulailah muncul beberapa pedagang lain.
Bahkan dawet sambel bisa ditemui di beberapa obyek wisata di Bukit Menoreh dan sejumlah gelar atraksi budaya di pegunungan.
Kini, dawet sambel Wagiyem sampai pada generasi ketiga, yakni Suhandri.
Ketika itu, Suhandri baru pulang dari kerja magang selama 3 tahu di Jepang. Pemuda ini mengurungkan melanjutkan magang ke negeri sakura setelah melihat potensi wisata desa Jatimulyo.
Suhandri lantas berniat mengembangkan dan mempertahankan resep dawet sambal yang sudah dirintis sesepuhnya.
Ia memulai pada 2018 dengan kemasan cup plastik, dengan penampilang menarik dan bisa dibawa pulang.
Suhandri semakin maju lewat sejumlah pelatihan kewirausahaan maupun ikut berbagai pameran di Kulon Progo. Dawet sambel semakin dikenal bersama dengan naik daunnya pariwisata di Girimulyo.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.