Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 30/05/2023, 14:04 WIB
Mahardini Nur Afifah,
Yuharrani Aisyah

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Menu bekal makan siang untuk anak sekolah di Jepang identik dengan bento yang terdiri atas nasi, lauk, dan sayur dengan presentasi nan menggugah selera.

Di balik tampilan menu yang memikat tersebut, ternyata sekolah di Negeri Sakura menerapkan shokuiku.

Shokuiku adalah edukasi atau pendidikan makanan untuk membentuk pola makan sehat sejak dini. Pemerintah setempat membuat standarisasi program Shokuiku sejak 2005.

Kompas.com mendapatkan kesempatan menilik praktik shokuiku di kompleks sekolah dasar St. Dominic’s Institute di Okamoto, Setagaya, Tokyo, Jepang, Rabu (24/5/2023).

Tim ahli gizi sekolah kala itu menyiapkan menu utama berupa sepiring nasi kari daging khas Jepang yang berisi campuran daging, wortel, kentang, bawang bombai, dan kuah coklat kental.

Menu tersebut ditemani salad sayur, camilan crepes stroberi, yogurt Joie, dan minuman probiotik Yakult.

Ahli gizi di sekolah dasar St. Dominic’s Institute Jepang Namekawa menjelaskan, makan siang di Jepang bukan hanya untuk menuntaskan rasa lapar melainkan juga pendidikan etika dan membangun pola makan sehat. 

“Selama enam tahun, murid di sini belajar etika makan, memakai beragam alat makan, sopan santun, postur makan, dan makan dengan menu sehat,” jelas Namekawa. 

Baca juga:

Ilustrasi kue dari labu kuning. SHUTTERSTOCK/ANNA SHEPULOVA Ilustrasi kue dari labu kuning.

Menu makan siang ala shokuiku

Namekawa menyampaikan, menu makan siang ala shokuiku di sekolahnya sudah disiapkan untuk sebulan. Jenisnya ada hidangan lokal sampai internasional. 

“Anak-anak di sini diperkenalkan dengan berbagai rasa. Seperti asin, manis, asam, dan pedas sehingga anak-anak punya pengalaman kuliner yang beragam,” kata dia. 

Ahli gizi bersertifikat ini menyebutkan, pihak sekolah memanfaatkan momentum atau agenda tertentu untuk memperkenalkan lidah anak dengan kultur berbeda-beda. 

Contohnya, ada menu khusus untuk Tokyo Citizen Day, onigiri untuk kemah musim panas, makanan berbasis labu khas perayaan Halloween dan ayam panggang saat Natal.

“Saat pertandingan sepakbola Olympics Jepang melawan AS, kami menyiapkan menu hamburger. Tentunya tetap dengan bahan-bahan lokal,” beber dia. 

Baca juga:

Ilustrasi kari jepang yang disajikan dengan acar. SHUTTERSTOCK/funny face Ilustrasi kari jepang yang disajikan dengan acar.

Membangun pola makan sehat sejak dini dengan shokuiku

Namekawa mengutarakan, dalam menyiapkan menu makan siang ala shokuiku, pihaknya cermat mengacu pola makan sehat sesuai standar. 

“Kami menggunakan takaran kalori yang dianjurkan sesuai kebutuhan anak usia sekolah dasar,” ujar dia. 

Selain memperhatikan kebutuhan kalori anak untuk menjaga berat badan dan memenuhi gizi, pihak sekolah juga cermat memperhatikan komposisi nutrisi asupannya. 

Setiap menu makan siang harus terdiri atas protein, karbohidrat, lemak, dan serat yang bisa mengakomodasi kebutuhan murid yang harus menimba ilmu dari pagi sampai sore hari. 

Penggunaan garam dan gula juga dikontrol agar tidak berlebihan. Mereka juga memakai bahan makanan bebas atau minim pestisida, sayur dan buah organik, serta tidak menggunakan bahan atau bumbu instan. 

“Teknik memasak yang digunakan bisa beragam seperti menumis, memanggang, menggoreng, atau mengukus. Sebisa mungkin semuanya kami siapkan sendiri tanpa bahan dan bumbu instan,” kata Namekawa.

Pakar gizi dari Kanagawa Institute of Technology Jepang Profesor Naomi Aiba menjelaskan, manfaat shokuiku yang diterapkan sejak dini utamanya untuk membentuk pola makan sehat. 

“Jika sudah dibiasakan makan tidak berlebihan, komposisi gizinya lengkap, dan makan teratur seperti yang diajarkan di Shokuiku, berat badan bisa terkontrol dan penyakit terkait gaya hidup tidak sehat bisa dicegah,” jelas Profesor Aiba. 

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com