Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cuka Salak, Produk Lokal dari Bali Alternatif Cuka Apel

Kompas.com - 12/05/2023, 17:06 WIB
Diva Inggar Sabilillah,
Silvita Agmasari

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Beberapa orang mungkin lebih familiar dengan jenis cuka apel, cuka putih, atau cuka beras.

Namun, Indonesia juga punya cuka salak buatan lokal, yaitu Watu Salak Concentrate by Talasi.

Jonathan Surjadi selaku perwakilan dari Talasi, perusahaan sosial yang membuat cuka salak menjelaskan mereka bekerja sama dengan petani salak lokal dari Tabanan, Bali.

"Salak di daerah Bali ini sangat melimpah, Talasi berinisiatif membuat olahan dari salak yaitu cuka untuk meningkatkan nilai jual dan memanfaatkan stok yang melimpah," kata Jonathan ditemui di acara Food + Beverage Indonesia, JiExpo Kemayoran, Rabu (10/5/2023).  

Baca juga:

Proses pembuatan cuka salak

Satu botol cuka salak membutuhkan lebih kurang 20 gram buah salak. 

Setelah dipanen, salak dibersihkan terlebih dahulu. Kemudian, daging salak masuk ke proses fermentasi. Pada proses fermentasi, salak ditekan dan menghasilkan cairan. 

Cuka salak menggunakan 100 persen daging salak dan tidak ditambahkan bahan apapun.

Fungsi cuka salak sama halnya dengan cuka apel, sehingga bisa dijadikan alternatif. 

Salah satu manfaat cuka salak adalah bisa dikonsumsi penderita GERD. 

Cuka salak juga bisa ditambahkan sebagai salad dressing dan minuman detoks. Kamu bisa mencampur satu sendok makan cuka salak dengan campuran air hangat dan madu. 

Jika dibandingkan dengan cuka apel, cuka salak tidak memiliki rasa yang terlalu kuat dengan rasa dan aroma buah salak khas Bali yang masih tertinggal.

"Cuka salak ini lokal produknya selalu ada dan stok salak selalu melimpah, tidak seperti cuka apel yang kebanyakan harus impor," kata Jonathan. 

Satu botol Watu Salak Concentrate by Talasi harganya Rp 112.00, dijual melalui lewat situs resmi Talasi maupun e-commerce. 

Baca juga:

 
 
 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by Foodplace (@my.foodplace)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com