KOMPAS.com - Croissant dan puff pastry bisa dibilang dua pastry populer di Indonesia. Keduanya bisa ditemukan di banyak kafe.
Tekstur pastry berlapis membuat croissant dan puff pastry kerap dianggap sama. Padahal, adonannya berbeda.
"Croissant dan puff pastry itu identik dua-duanya, tetapi adonan puff pastry tidak pakai pengembang," tutur pemilik sekaligus baker Braud Artisan Bakery dan Braud Cafe Yoel Natanael Wijaya saat dihubungi Kompas.com, Jumat (10/2/2023).
Semua bahan dalam adonan croissant, seperti tepung, lemak, dan air, juga dipakai dalam adonan puff pastry, kecuali pengembang.
Meski demikian, bentuk puff pastry tetap mengembang seperti menggunakan ragi layaknya croissant.
Baca juga:
Ilustrasi adonan puff pastry.
Yoel mengatakan, pengembangan puff pastry disebabkan oleh proses membuatnya, bukan karena pengembang.
"Adonan puff pastry kan diberi mentega sehingga membentuk lapisan tipis. Begitu masuk oven panas, karena banyak lapisannya, dia jadi mengembang, padahal tanpa bahan pengembang sama sekali," jelas Yoel.
Sementara itu, adonan croissant membutuhkan pengembang alami, seperti ragi yang biasa digunakan dalam roti maupun pastry.
Pembeda lainnya antara croissant dan puff pastry terletak pada teknik lipatan adonan yang dipakai.
Menurut Yoel, teknik melipat adonan croissant lebih sedikit daripada puff pastry.
"Misalnya, adonan croissant cukup dilipat single tiga kali. Kalau puff pastry harus lebih banyak, lipatan single dua kali, double dua kali," kata Yoel.
Baca juga:
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.