KOMPAS.com - Data dari studi Status Gizi Indonesia yang dilakukan oleh Kementrian Kesehatan Republik Indonesia pada 2021 mengungkapkan satu dari empat anak di Indonesia mengalami stunting.
Kementerian kesehatan Republik Indonesia mendefinisikan stunting sebagai kondisi gagal tumbuh pada balita akibat kurang gizi dalam jangka waktu lama, paparan infeksi berulang, dan kurang stimulasi.
Studi tersebut juga menyebutkan kurang lebih ada lima juta anak Indonesia yang mengalami stunting.
Baca juga:
Menurut dokter spesialis gizi klinis, Marya W Haryono, kondisi stunting terkait dengan kondisi ibu ketika persiapan kehamilan, selama kehamilan dan dilanjutkan saat ibu menyusui.
“Pembiasan pola makan guna memenuhi kecukupan gizi ibu dan anak pada dua tahun kehidupan pertama perlu diperhatikan, dan hal ini perlu melibatkan peran suami, keluarga besar, dan lingkungan sekitar,” kata Marya dikutip dari siaran pers yang diterima Kompas.com, Rabu (25/1/2023).
Lalu bagaimana dengan balita yang terdeteksi Stunting setelah dua tahun kehidupan mereka?
Marya mengatakan salah satu kuncinya berupa disiplin dalam membentuk pola makan anak dan menciptakan lingkungan yang menyenangkan bagi anak ketika makan.
“Makan bareng bersama keluarga dan pengalaman yang menyenangkan ketika makan membantu anak untuk mencontoh untuk tidak memilih-milih makanan,” jelasnya.
Menerapkan pola makan yang sehat tidak hanya bermanfaat mencegah stunting pada anak, tetapi juga mencegah obesitas.
“Jaga pola makan dengan tiga J yaitu Jumlah, Jenis, dan Jadwal asupan makanan teratur,” kata Marya.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.