KOMPAS.com - Dua jenis mi yang paling umum digunakan sehari-hari adalah mi basah dan mi kering.
Dilihat dari namanya saja, kedua jenis mi ini berbeda. Baik dari penggunaan bahan hingga lama menyimpannya.
Setidaknya, ada empat perbedaan mi basah dan mi kering yang bisa kamu simak berikut ini.
Secara garis besar, bahan untuk membuat mi basah dan mi kering sebenarnya sama. Membutuhkan terigu, air, garam, dan tepung tapioka.
Namun, dilansir dari Kompas.com, takaran bahan pembuat mi basah dan mi kering sedikit berbeda.
Mi kering membutuhkan lebih banyak air daripada mi basah. Sebagai gantinya, mi basah memerlukan telur yang tidak dipakai dalam pembuatan mi kering.
Baca juga:
Jenis dan jumlah takaran bahan yang tidak sama persis dalam pembuatan mi basah dan mi kering, menghasilkan dua tekstur mi berbeda.
Sama seperti namanya, mi basah bertekstur basah dan lembab, sedangkan mi kering tidak basah sama sekali dan bertekstur garing sebelum diolah.
Mi basah dan mi kering sama-sama harus diolah sebelum disajikan. Hanya saja, pengolahan mi basah lebih simpel dibandingkan dengan mi kering
Menurut buku "Bisnis Laris Manis: Bakso" (2021) oleh Sufi S.Yahyono terbitan Gramedia Pustaka Utama, mi basah bisa langsung dicampurkan dengan bahan lainnya saat pemasakan berlangsung.
Sementara itu, mi kering perlu diseduh dengan air panas dan ditiriskan, baru bisa diolah sesuai selera.
Lama menyimpan mi basah dan mi kering tidak sama. Mi basah harus segera digunakan setelah dibuat.
Berbeda dengan mi basah, mi kering umumnya masih tahan disimpan selama dua hingga tiga hari di kulkas.
Baca juga:
Buku "Bisnis Laris Manis: Bakso" (2021) oleh Sufi S.Yahyono terbitan Gramedia Pustaka Utama tersedia online di Gramedia.com.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.View this post on Instagram