KOMPAS.com - Ocean Program Manager Yayasan EcoNusa, Mida Saragih dan alumni Masterchef Indonesia musim 8, La Ode, mengajak masyarakat menjaga ekosistem perairan di Indonesia Timur yang mulai terancam.
“Masyarakat yang tinggal di pesisir bercerita, beberapa jenis ikan mulai sulit ditemukan, misalnya, napoleon. Ukuran tuna dan tenggiri semakin kecil, wilayah tangkapnya pun semakin jauh,” kata Mida dikutip dari Antara, Kamis (8/12/2022).
Ia menambahkan, hal ini merupakan akibat dari eksploitasi berlebihan sehingga proses regenerasi ikan terganggu.
Apalagi, jika nelayan menggunakan alat tangkap yang merusak seperti bom, cantrang atau pukat, yang tidak bisa menangkap ikan secara selektif.
Baca juga:
Menurut Mida, cerita masyarakat pesisir tentang menghilangnya napoleon terkonfirmasi oleh data pemerintah.
Berdasarkan data resmi Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), napoleon (Cheilinus undulatus) merupakan salah satu ikan karang yang tergolong berstatus merah di laut Indonesia timur.
Meski demikian, ikan ini masih boleh ditangkap dan disantap dengan catatan hanya dalam ukuran tertentu saja sesuai aturan pemerintah.
Berdasarkan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan, ukuran yang boleh ditangkap adalah ikan berukuran lebih kecil dari 100 gram dan berukuran antara 1.000-3.000 gram.
Sementara itu La Ode, yang tinggal di Pulau Muna, Sulawesi Tenggara, dan sehari-hari menyantap seafood segar, bercerita kini dia juga kesulitan menemukan napoleon.
Ikan napoleon sulit didapatkan di pasar-pasar di Kendari sehingga dia harus mencari ke pulau sekitar, seperti Wakatobi atau Buton.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.