KOMPAS.com - Daging sapi Australia terkenal akan kualitas baiknya. Jumlah ternak sapinya pun banyak, cukup untuk memenuhi kebutuhan ekspor berbagai negara, termasuk Indonesia.
Indonesia juga demikian. Ada banyak sapi diternak di Indonesia. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah sapi potong di Indonesia mencapai 18 juta ekor.
Sama-sama memiliki sapi dalam jumlah tinggi, hewan ternak dari Australia dan Indonesia ini mempunyai beberapa perbedaan.
Managing Diriector PT Subur Arta Utama Alexander Hansen membagikan tiga perbedaan sapi Australia dan Indonesia berikut ini.
MenurutAlexander, mayoritas sapi Indonesia diberi pakan rumput. Paling mentok, ternak sapi akan diberi pelet.
Sementara itu, sapi Australia mengonsumsi berbagai pakan. Mulai dari rumput hingga gandum. Biasanya dikenal dengan sebutan grassfed dan grainfed.
Alexander mengatakan, pakan yang tidak sama akan menghasilkan daging sapi berbeda. Ini yang terjadi pada daging sapi Australia dan Indonesia.
"Gandum punya lemak. Sapi yang diberi makan lemak tentu akan punya cita rasa lebih enak, lebih lembut," kata Alexandersaat ditemui wartawan dalam acara "Taste and Create with Australia", Rabu (30/11/2022).
Alasannya, gandum akan membantu pembentukan daging secara natural. Pakan sapi ini membuat jaringan lemak atau marble yang akan meleleh saat terkena panas.
Sapi Indonesia tidak seperti itu karena pakan yang dikonsumsinya bukan gandum atau jelai.
"Grain atau gandum itu impor. Jadi tiap hari kita berebutan dengan sapi untuk pakannya. Susah, mahal," terang Alex.
Baca juga:
Australia dan Indonesia memiliki musim berbeda. Australia mempunyai empat musim, sementara Indonesia hanya dua musim. Hal ini juga memengaruhi kualitas daging sapi.
Menurut Alex, masing-masing sapi dari dua negara ini memang sudah "dibentuk" untuk hidup di negara asal dari keturunan sebelumnya.
Misalnya, Indonesia memiliki sapi brahma, Australia mempunyai sapi populer black angus yang mampu hidup di kawasannya.
Keturunan sapi ini masih dikawin campur atau cross breeding untuk menghasilkan hewan dengan kualitas lebih baik.
Terakhir, sapi Australia dan Indonesia umumnya memiliki bobot rata-rata penyembelihan berbeda.
Alex mengatakan, sapi Indonesia umumnya akan disembelih saat memiliki bobot 250-300 kilogram.
Daging yang dihasilkan kira-kira 50 persen dari bobot total karena dikurangi darah, kotoran, dan tulang.
Sementara itu, sapi Australia biasanya akan disembelih saat bobotnya mencapai 300-350 kilogram.
"Jadi semakin lama makannya, semakin besar sapi. Gak rugi dipotong," ujar Alex.
Penentuan bobot sapi sebelum disembelih ini merupakan hal penting. Sebab, bila umur sapi terlalu muda, bobotnya masih belum mencapai minium.
Jika terlalu lama dibiarkan sebelum disembelih, peternak perlu memikirkan biaya pakan. Hasilnya jadi tidak maksimum.
Lebih lanjut, Alex mengatakan bahwa Australia juga memilliki grade sapi, yakni grade A, B, dan C.
Grade A sapi Australia merujuk pada all atau semuanya. Grade B sapi Australia berarti sapi jantan, serta grade C merujuk pada cow atau sapi betina.
"Sapi jantan itu umurnya lebih panjang daripada sapi betina yang melahirkan empat kali. Sapi jantan biasanya gak sampai empat tahun sudah dipotong," jelasnya.
Baca juga:
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.