PALEMBANG, KOMPAS.com - Setangkup tangan mi berukuran besar dijejalkan ke dalam saringan, kemudian dicelup-celupkan ke dalam panci besar berisi kuah kaldu.
Setelah masak, mi dituangkan ke dalam mangkuk lalu diguyur kuah santan kental kuning pekat sebelum diberi taburan ebi, taoge, seledri, bawang goreng, serta potongan telur rebus sebagai sentuhan akhir.
Mi celor palembang pun siap disajikan.
Baca juga: 6 Area Wisata di Jembatan Ampera Palembang, Mampir Warung Terapung
"Celor" dalam Bahasa Palembang artinya "dicelup-celup". Ini mengacu pada cara pembuatan menu mi celor yang dimasak dengan cara mencelupkan mi ke dalam kaldu.
"Kan minya dicelor dulu (sebelum disajikan). Dicelor itu dicelup-celupkan," kata Nuraini, generasi kedua pengelola Mi Celor HM Syafei, salah satu kedai mi celor legendaris, saat ditemui tim Merapah Trans-Sumatra 2022 Kompas.com di Palembang, belum lama ini.
Baca juga: 3 Tips Berkunjung ke Warung Apung Palembang, Hindari Akhir Pekan
Adapun mi celor adalah salah satu makanan khas Palembang, selain pempek yang populer di kalangan masyarakat Indonesia.
Mi Celor HM Syafei juga dikenal dengan nama Mi Celor 26 Ilir karena lokasi kedai pertamanya ada di 26 Ilir. Namun, kedai yang berdiri sejak 1950-an ini kini memiliki sekitar 10 cabang.
Salah satunya cabang terbaru yang berlokasi di Jalan Jenderal Sudirman yang kami singgahi.
Lantaran biasa dikonsumsi saat sarapan, Nuraini mengatakan, kedainya lebih ramai pengunjung pada pagi hari.
Baca juga: Merasakan Sensasi Santap Pempek di Warung Apung Palembang
Tim merapah Trans-Sumatra 2022 sempat mencicipi menu mi celor biasa di cabang Jenderal Sudirman.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.