Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 07/08/2022, 17:11 WIB
Suci Wulandari Putri Chaniago,
Silvita Agmasari

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Menyajikan segelas teh hangat tidak hanya sebatas perkara mencampur bahan teh dengan air.

Akan tetapi juga perihal seni meracik dan memadupadankan aneka bahan agar memperoleh hasil racikan yang diinginkan. Seni meracik teh ini disebut juga dengan tea blending.

Ahli teh sekaligus Founder Indonesia Tea Institute Ratna Somantari mengatakan bahwa apapun yang dapat dikonsumsi dan diseduh seperti teh, maka dapat dikreasikan menjadi tea blend.

"Variasi tea blend itu sangat banyak, pembuatannya tergantung imajinasi dan inovasi yang meraciknya," kata Ratna saat kelas Tea Blending Jakarta Tea Passport di Lemondishcofish, Kemang, Jakarta Selatan pada Sabtu (30/7/2022).

Baca juga:

Lebih lanjut dijelaskan beberapa bahan yang umum digunakan untuk membuat tea blend di antaranya seperti buah, bunga, dan tumbuhan herbal yang dikeringkan.

Menambahkan dari buku "Tea Blending: Panduan Meracik Teh dengan Bunga, Bah, Herbal, & Rempah" (2022) karya Ratna Somantari, eksistensi tea blend saat ini mulai populer di berbagai kalangan.

Hal ini karena teh tidak hanya menarik dari segi minuman kesehatan, tetapi juga menarik dari segi penampilan.

"Kalangan milenial banyak yang menyukai tea blend, karena tampilannya yang menarik dengan aroma, rasa, dan warna yang sesuai selera mereka," katanya.

Baca juga:

Menciptakan konsistensi

Ilustrasi tea blend, racikan teh dari campuran bunga, buah, dan herbal.DOK. KOMPAS.COM/ SUCI WULANDARI PUTRI CHANIAGO Ilustrasi tea blend, racikan teh dari campuran bunga, buah, dan herbal.

Kamu pernah melihat racikan teh yang kerap dipasarkan dalam jumlah besar di pasaran? Teh tersebut termasuk ke dalam produk tea blend.

Rasa, kualitas, dan aroma yang dihasilkan oleh produk tea blend umumnya sama, karena produk tea blend dibuat memang bertujuan untuk menciptakan konsistensi, dan diproduksi dalam skala besar. 

Ratna mengatakan bahwa variasi tea blend memungkinkan terciptanya jumlah racikan teh yang tidak terbatas, sehingga ini dapat menguntungkan dari segi komersial. 

"Produk tea blending lebih mudah diterima oleh orang yang awam, maka sangat tepat dijadikan sebagai cara memperkenalkan teh kepada non-tea consumers," katanya.

Lain halnya dengan single origin, jenis racikan teh ini menghasilkan rasa dan aroma yang tidak persis sama dari waktu ke waktu. Hal ini karena produk yang dihasilkan dipengaruhi oleh faktor alam.

Oleh karena itu single origin biasanya hanya dijual dan dinikmati oleh kalangan yang menganggap minum teh sebagai suatu seni.

Baca juga:

 
 
 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh Foodplace (@my.foodplace)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com