Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 12/06/2022, 16:08 WIB
Suci Wulandari Putri Chaniago,
Silvita Agmasari

Tim Redaksi

Sumber Kompas.com

KOMPAS.com - Wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) semakin meningkat jelang pelaksanaan kurban Idul Adha 2022. 

Dokter hewan sekaligus pakar ternak di Institut Pertanian Bogor (IPB) Supratikno mengatakan bahwa per 27 Mei 2022, jumlah ternak yang terinfeksi PMK se-Indonesia sudah mencapai lebih dari 10.000 ekor.

Melihat hal ini, Tikno meminta supaya masyarakat ikut berpartisipasi membantu mencegah penularan wabah PMK yang menjangkit ternak, terutama ternak yang akan dijadikan hewan kurban.

Menurutnya, masyarakat perlu mengetahui terlebih dahulu penyebab ternak terjangkit PMK, agar bisa mencegah penularan wabah PMK pada hewan ternak. 

Baca juga:

Penyebaran virus

Dikutip dari laman Kompas.com yang tayang pada Sabtu (14/5/2022), PMK disebabkan oleh Aphthovirus dari famili Picornaviridae.

Virus ini diperkirakan sudah menyebar pada sekitar 77 persen populasi ternak di Afrika, Timur Tengah, Asia, dan sebagian Amerika Selatan

"Bila virus itu sudah masuk ke suatu tempat, kalau tidak langsung di-lockdown, maka  virus akan menyebar kemana-mana dan menularkan ke ternak yang terjangkit," kata Tikno saat dihubungi oleh Kompas.com via daring pada Selasa (7/6/2022).

Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa virus penyebab PMK dapat menyebar sangat cepat, bisa dari kontak langsung maupun tidak langsung.

"Kalau kontak langsung bisa langsung terkena ke hewannya, kalau tidak langsung itu seperti lewat udara dan peralatan yang berhubungan dengan hewan yang terjangkit," katanya.

Baca juga:

Ilustrasi sapi untuk kurban Idul Adha 2022.KOMPAS.COM/HADI MAULANA Ilustrasi sapi untuk kurban Idul Adha 2022.

Dampak buruk PMK untuk manusia

Tikno mengatakan bahwa PMK hanya bisa berjangkit pada hewan saja, dan tidak berdampak buruk pada manusia apabila mengonsumsi daging ternak yang terkena PMK.

Namun demikian, jika virus penyebab PMK semakin menyebar, maka penurunan populasi ternak karena PMK akan berimbas kepada kelangsungan hidup manusia. 

"Kalau semakin dibiarkan, maka akan banyak ternak yang mati, banyak yang keguguran, populasi ternak menurun, sehingga kita semakin tergantung pada daging impor," katanya.

Tidak hanya itu, penyebaran wabah PMK juga akan berdampak pada aspek perekonomian, terutama untuk pedagang hewan.

"Kalau virusnya sudah menyebar, kita tidak bisa menolak daging impor yang berasal dari asal wabah, karena kita juga kena wabah," jelasnya. 

"Di lain sisi kita juga tidak bisa ekspor daging ke setiap negara, apalagi ke negara yang belum terjangkit wabah," katanya. 

Baca juga:

 
 
 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh Foodplace (@my.foodplace)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Kompas.com
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com