Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Usaha Rintisan Gula Aren Bubuk Organik, dari Sukabumi ke Dubai

Kompas.com - 24/05/2022, 18:06 WIB
Krisda Tiofani,
Silvita Agmasari

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Gula aren kebanyakan dijual dalan bentuk batok dengan ukuran bervariasi, kecil hingga besar.

Berbeda dari biasanya, usaha rintisan Mahorahora menghadirkan bentuk gula aren yang lebih praktis, berupa bubuk dan cair.

"Persepsi orang tentang gula aren itu kayaknya susah dipakai gitu ya. Sebab umumnya dijual dalam bentuk batok. Jadi musti diiris dan ditumbuk dulu, lalu cepat meleleh dan dikelilingi lalat," ujar Slamet Sudijono, CEO dan founder Mahorahora.

"Jadi kami come out dengan sesuatu yang lebih menarik, bikin sesuatu yang praktis buat konsumen. Jadi ada format gula aren bubuk dan cair," lanjutnya.

Usaha rintisan yang dibangun sejak dua tahun lalu ini bukan hanya mengunggulkan penggunaannya yang praktis.

Slamet mengatakan, gula aren Mahorahora juga diproduksi secara organik tanpa bahan tambahan apa pun.

"Jadi kami sudah mendapatkan sertifikat organik yang cukup ketat. Kalau organik itu kan dari hulu ke hilir harus benar-benar terjaga supaya tidak terkontaminasi bahan-bahan non organik ya," jelasnya.

Baca juga:

Bermitra langsung dengan petani gula aren lokal

Berasal dari bahasa Maori, Mahorahora memiliki arti murni. Menurut Slamet, kata ini menggambarkan usaha rintisan miliknya yang berbasis sociopreneur.

Usahanya tidak hanya mementingkan laba semata, melainkan perubahan positif bagi banyak orang.

Prinsip ini dimulai Slamet sejak mendirikan Mahorahora. Mulanya, dirinya hanya berbincang santai dengan seorang teman lama.

Petani gula aren di Sukabumi menjadi salah satu pembahasan mereka. Menurut cerita temannya, banyak petani gula aren berusia muda memutuskan untuk berhenti menekuni profesinya.

Salah satu penyebabnya adalah rendahnya harga jual gula aren bagi para petani.

"Dari situ, kami akhirnya mau memperkenalkan gula aren dengan persepsi yang berbeda dari biasanya. Kualitasnya gak hanya bagus tetapi juga konsisten," kata Slamet.

Ia juga mengupayakan tampilan produk yang bagus agar menarik minat konsumen. 

"Alhamdullilah ada permintaan yang lumayan menarik dari konsumen. Apalagi kita lihat juga pada saat yang sama tren kopi gula aren juga lagi naik kan," lanjutnya ketika dihubungi Kompas.com, Minggu (22/5/2022).

Kini, Mahorahora bermitra langsung dengan 140 petani gula aren di Sukabumi.

Selain memproduksi gula aren, para petani juga dibekali berbagai pelatihan untuk menunjang pekerjaan dan keuangannya.

"Misalnya penyuluhan keselamatan kerja. Ada rencana juga untuk kasih penyuluhan tentang literasi keungangan, biar mereka mulai mengenal kira kira gimana harus mengatur keuangan dan menabung," jelasnya.

Baca juga:

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com