KOMPAS.com - Apa yang terbayang olehmu saat mendengat kata "sate" ? Kuliner sate yang umum ditemui yaitu olahan makanan yang disajikan dengan cara ditusuk menggunakan kayu atau bambu, dan dimasak dengan cara dibakar.
Akan tetapi hal ini tidak berlaku untuk sate khas Afrika, karena masyarakat Afrika tidak menyajikan sate menggunakan tusukan. Melainkan dipotong kecil seperti hidangan daging bakar biasa.
Penasaran dengan sensasi makan sate afrika? Salah satu rumah makan yang menyajikan sate afrika ada di daerah Satrio, Kuningan, Jakarta Selatan, yaitu Sate Domba Africa Haji Malik.
Sesuai dengan namanya, gerai ini menyajikan daging domba sebagai bahan utama. Uniknya sate domba tidak disantap dengan potongan lontong atau nasi, melainkan dengan manisnya Pisang Loco.
Pemilik sekaligus pengelola gerai Sate Domba Africa Haji Malik Raen Maliki mengatakan cara makan seperti ini kerap ditemui di Afrika.
"Setau saya begitu, di sana (Afrika) masyarakatnya menikmati sate domba pakai pisang, tidak seperti di Indonesia," kata Raen saat ditemui oleh Kompas.com di gerai Sate Domba Africa Haji Malik pada Rabu (11/5/2022).
Baca juga:
Kompas.com mencicipi beberapa menu daging domba yang disediakan, seperti Sop Bening Domba, Kari Domba, Mie Goreng Domba Panggang, serta dua sajian utama yakni Sate Domba Panggang Afrika dan Pisang Loco.
Hidangan yang dicicipi pertama kali yakni Sate Domba Panggang Afrika. Sekilas bentuknya mirip dengan daging sapi panggang yang diiris tipis.
Bedanya, sate di sini menggunakan daging domba dan disajikan dengan taburan bawang bombai mentah.
Jika biasanya daging domba identik dengan bau prengus, maka hal itu tidak saya rasakan saat potongan daging pertama mendarat di lidah.
Tekstur daging dombanya termasuk lembut dibanding sate daging yang biasa di temui. Selain itu gurih rempah daging domba juga saya rasakan bahkan tanpa tambahan bumbu atau cabai cocolan.
Raen mengatakan rasa rempah yang menyerap sempurna ke dalam daging berasal dari bumbu marinasi yang diberikan sebelum proses pemanggangan daging.
Baca juga:
Setelah itu saya mencoba potongan Pisang Loco, bentuknya serupa dengan pisang goreng biasa yang digoreng tanpa menggunakan tambahan tepung.
Sekilas, saya tidak temui letak perbedaan Pisang Loco dan pisang goreng biasa. Namun, hal itu berbeda setelah saya mencicipinya, menurut saya pisang ini terasa lebih manis dan empuk ketimbang pisang goreng biasa.
Raen mengatakan Pisang Loco dibuat dari olahan pisang tanduk yang sudah matang.
Sebelum digoreng, pisang tanduk diberi tambahan olesan bumbu yang membuat pisang terasa lebih manis.
Menyantap hidangan sate yang gurih dengan manisnya Pisang Loco awalnya terdengar asing di telinga saya.
Namun, karena penasaran saya langsung menyantap potongan daging domba dan Pisang Loco secara bersamaan.
Rasanya mungkin terasa asing untuk lidah masyarakat Indonesia yang terbiasa dengan kombinasi gurih dan pedas.
Akan tetapi kombinasi sate domba dan pisang loco memberikan rasa yang unik dan patut untuk dicoba.
Tidak hanya itu, tambahan irisan bombai mentah pada daging domba membuat hidangan ini terasa asin, manis, gurih, dan segar secara bersamaan.
Hidangan selanjutnya yang saya coba yakni Kari Domba, seporsi Kari Domba berisi potongan daging domba dan tulang, serta kuah kari yang berwarna kuning cerah.
Kuah kari daging domba terasa ringan, makanan ini juga lezat disantap dengan campuran nasi putih.
Baca juga:
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.