Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 27/02/2022, 09:06 WIB
Suci Wulandari Putri Chaniago,
Yuharrani Aisyah

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Keberadaan kuliner pedas dalam beberapa waktu belakangan kian digemari oleh masyarakat Indonesia.

Sensasi pedas yang menggiurkan menarik minat masyarakat untuk menantang diri mencoba berbagai tingkat pedas yang ditawarkan. Salah satu kuliner pedas populer yaitu seblak.

Makanan yang dikenal berasal dari Jawa Barat ini terbuat dari campuran bumbu cikur (kencur) dan aneka topping seperti kerupuk kuning kenyal, mi, makaroni, bakso, aci, dan cabai.

Kata seblak, berasal dari bahasa sunda "segak" dan "nyegak" yang artinya menyengat. Makna seblak ditujukan untuk bumbu cikur atau kencur yang menjadi penyedap masakan.

Sementara kerupuk kenyal, mi, bakso, makaroni, dan kerupuk aci merupakan isi seblak.

Baca juga:

Sejarah seblak

Sejarawan kuliner Fadly Rahman mengatakan tidak ada bukti tertulis yang pasti mengenai asal mula hadirnya seblak. 

"Tidak ada bukti tertulisnya, ada yang mengatakan (seblak) dari Bandung, ada yang mengatakan asalnya dari Cianjur. Tapi yang pasti memang seblak lahir atau muncul pertama kali di beberapa daerah di wilayah Jawa Barat," kata Fadly saat dihubungi oleh Kompas.com melalui sambungan telepon pada Jumat (25/2/2022).

Fadly mengatakan bahwa seblak merupakan hasil dari kreativitas masyarakat Jawa Barat yang mencampurkan aneka bahan makanan. Menurutnya, daya tarik kuliner seblak itu terdapat pada cita rasa pedas yang dinilai menantang.

"Bahkan kalau dilihat dari buku resep masakan Sunda zaman dahulu, tidak ada seblak. Ini memang murni hasil dari kreativitas generasi muda zaman dulu," katanya.

Fadly menyampaikan, seblak muncul di Jawa Barat sejak 1990-an dan mulai populer pada awal 2000-an hingga sekarang. 

Baca juga:

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com