MAGELANG, KOMPAS.com - Terinspirasi dari masakan Nenek, Arif Yuliandra alias Toyib percaya diri membuka warung sup di kawasan Mantenan, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.
Bukan sup dengan khas tertentu, namun sup kuah bening, gurih dan berisi aneka sayuran layaknya sajian rumahan.
Pria 31 tahun bukan sosok yang gemar memasak, bukan pula pegiat kuliner. Inspirasi datang saat dirinya makan sup buatan sang Nenek pada suatu ketika. Racikan masakan Nenek tak pernah gagal di lidahnya.
Dia pun memberanikan diri untuk belajar memasak sup dengan neneknya.
Tidak butuh lama, dua pekan setelah belajar dan proses uji coba, Toyib mulai membuka Kedai Gemati Soup and Brew.
Baca juga:
Toyib menyebutkan, meskipun sederhana sup adalah salah satu masakan kegemaran hampir semua orang, dapat disantap kapan pun dan dimana pun.
Tidak jarang pula, sup menjadi masakan yang paling dirindukan tatkala badan sakit atau butuh asupan berkuah segar.
Oleh karena itu, menurut Toyib sup adalah simbol perhatian dan kasih sayang terhadap sesama. Sama dengan arti nama kedainya Gemati yang dalam Bahasa Jawa artinya kasih sayang.
Sup buatan Toyib juga dimasak terlebih dahulu begitu ada pesanan. Sehingga, rasanya jauh lebih segar, dan otentik. Hanya kaldu yang dimasak terlebih dahulu sebelum ada pesanan.
Bahan baku yang dipakai dibeli langsung dari petani-petani lereng Merbabu, Sumbing, dan pegunungan di Kabupaten Magelang.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.